"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

7/16/12

Jalan-Jalan ke Melaka

cerita sebelumnya... A Night @ LCCT - Kuala Lumpur

Ngiming-ngiming... sorry dory mory doeloe yahhh...^_^
Seharusnya tulisan tentang perjalananku ke Melaka udah rilis jauh-jauh hari... tepatnya setahun yang lalu :p tapi karena ada sesuatu dan lain hal, tulisannya aku pending, pending, dan pending... Sampai akhirnya niat nulis itu timbul kembali saat ini... hehehe... salam ikan :p

Olrite... dari pada berpanjang lebar lagi, mendingan langsung aja kali yaks... Well, berhubung udah kelamaan, ceritanya berdasarkan memory yang masih ketinggalan di otak aja yahhh... #tapi gue belom pikun kok, cuma pelupa aja, lho?... hihihi... ;))  
please enjoy...^_^

Perjalanan Ke Melaka

Sambil diiringi dengan lagu-lagu dari grup band Wali, bus yang membawa kami menggelinding, melintasi jalan beraspal. Sepanjang jalan menuju kota Melaka dipenuhi oleh kebun kelapa sawit. Suasananya mirip di Indonesia (lintas Sumatera-red). Mungkin sekitar pkl. 10.30 siang, kami tiba di Terminal Bus Melaka Sentral.

Baru saja kami turun, tiba-tiba sebuah bus dari Kuala Lumpur (KL) berhenti tepat di depan kami dan jrenggg... Bonnie turun dengan santainya dari dalem bus.
Bonnie? yeuppp... Bonnie adalah salah satu kenalan kami dari CS (CouchSurfing. baca: Jambore Bahari 2011)  yang kebetulan memang sedang berlibur di KL. Mengetahui kami akan ke Melaka, Bonnie pun ingin ikut serta.

Setelah ber-say hello, kami mencari bus menuju Melaka. Berdasarkan informasi yang aku peroleh dari millis, bus menuju Melaka adalah Bus Panorama yang warnanya merah. Bus tersebut  mengambil rute Terminal Melaka Sentral - Mall Dataran Pahlawan.


Tepat di belakang gedung terminal kami menemukan bus yang dimaksud. Busnya sendiri lumayan nyaman dan ber-AC. Tiket yang harus kami bayar sebesar 1 RM (Ringgit Malaysia). Oya, beli tiketnya langsung di dalem bus ya...

Sekitar 30 menit perjalanan, kami tiba di kota Melaka, tepatnya di kawasan world heritage city. World heritage city merupakan sebuah kawasan kota bersejarah yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai World Heritage Site sejak tanggal 07 July 2008. Info lengkap soal kawasan ini, silahkan klik Malacca

Stadthyus

Gedung pertama yang kami singgahi adalah Stadthuys. Stadthuys merupakan bekas kediaman resmi pemerintah Belanda yang dibangun pada tahun 1650. Saat ini gedung tersebut telah berubah menjadi Historic Museum dan Ethnography Museum.  Di tempat ini banyak dipajang replika pakaian jaman dulu dan berbagai relic.

Halaman Stadthyus..

Bagian luar Stadthyus..

Bagian dalam museum.

Stadthyus.

Di dalam kedua museum tersebut juga terdapat Galeri Laksama Cheng Ho. Tak jauh dari galeri ada Museum Sastra, Museum Pemerintahan Demokrasi, Museum Pendidikan, dan lainnya.

Me & Patung Laksamana Cheng Ho.

(Atas): Museum Pendidikan. (Bawah): Museum Sejarah Melaka.

Tak jauh dari kedua museum tersebut, aku melihat gedung Christ Church bergaya arsitektur Belanda, yang dibangun pada tahun 1753.

Christ Church..

Mejeng di taman depan Christ Church.

Setelah puas berkeliling museum, kami berkeliling di sekitar Stadthyus. Tak jauh dari Stadthyus, kami menemukan replika sebuah benteng kecil, letaknya di pinggir Sungai Melaka.

Replika benteng.

Pemandangan di sekitar Sungai Melaka.

Dari situ kami bergerak menuju Jonker Street. Letak Jonker Street tak jauh dari kawasan museum, kamu hanya perlu menyebrangi jembatan dan wholaaa... kamu sudah tiba di kawasan Jonker Street. Jonker Street merupakan kawasan yang terkenal sebagai pusat belanja sekaligus wisata kuliner. Di tempat ini kamu bisa menemui berbagai restoran dan toko yang menjual berbagai suvenir. Hanya saja, aku tidak tertarik membeli suvenir di sini, abis sama persis dengan suvenir yang dijual di Jakarta, Yogya or Bali... :p

Di atas jembatan Sungai Melaka.

Jonker Walk..

Di kawasan Jonker Street ada sebuah bangunan bersejarah yang terkenal, namanya Baba And Nyonya Heritage Museum. Kami sempet nyasar saat mencari bangunan ini. Tapi karena jalan-jalan di kawasan ini berupa jalan-jalan kecil (gang --> satu arah), akhirnya kami berhasil menemukan Baba And Nyonya Heritage Museum.

Bentuk bangunan Museum Baba And Nyonya ini sama seperti rumah kebanyakan orang China. Saat kami tiba di depan bangunan. Terpampang di depan pintu harga tiket masuk museum ini, sebesar 10 RM untuk dewasa... :p Tetapi kami tidak berniat masuk ke dalam museum. Entahlah... rasanya kok biasa aja museumnya, buat kami tidak begitu menarik... :p Kalo mo tau tentang museum ini bisa klik Baba And Nyonya Heritage Museum

Baba And Nyonya Heritage Museum.

Setelah mejeng sebentar di depan museum, kami menuju Baba Cafe untuk makan siang. Lokasinya deket banget dari museum. Saat memilih menu, kami sempat kebingungan, untung aja pelayannya baik banget. Dia membantu kami memilihkan menu  dengan porsi besar, jadi bisa ngirit deh... hihihi ;))
Menu yang kami pilih siang itu adalah Hokian Noodle seharga 7 RM dan Spring Roll seharga 4 RM.

Lunch at Baba Cafe.

Kelar makan siang, perjalanan kami lanjutkan lagi menuju Kampung Kling Mosque. Oya, sebelum keliling kawasan wisata di Melaka, ada baiknya kamu donlot dulu peta Melaka supaya nggak nyasar. Sayang aku nggak punya peta yang akurat, makanya sempet nyasar... :p

Okey... balik lagi ke cerita... Kampung Kling Mosque merupakan salah satu mesjid tertua yang dibangun pada abad ke-17. Bentuk arsitekturnya merupakan perpaduan antara budaya Sumatra dan Barat dengan atap yang berbentuk piramid.

Material Mesjid Kampung Kling ini di impor dari Eropa lho... ^.^

Mesjid Kampung Kling.

Dari situ kami melangkah menuju sungai Melaka. Kami ingin mencoba sensasi naik River Cruise. River Cruise merupakan sebuah kapal wisata yang berkeliling mengitari Sungai Melaka. Uang yang harus dikeluarkan untuk tiket kapal ini sebesar 10 RM *beuhh..*

Waktu sudah menunjukkan sekitar pkl. 15 sore saat River Cruise yang membawa kami melaju di atas riak Sungai Melaka. Katanya sih, kalo mo dapet pemandangan yang oke, mendingan naik kapalnya pas malem-malem aja. Karena pada saat itulah lampu-lampu yang ada di sepanjang titian sungai menyala dan membentuk pemandangan yang indah...

Di atas River Cruise...

Pemandangan di sekitar Sungai Melaka.

Namun demikian, pemandangan via sungai pun lumayan menarik jika dilihat pada sore hari. Di sepanjang bantaran sungai kami disuguhi pemandangan rumah... dan rumah... Yuppp.. rumah-rumah tersebut merupakan perkampungan khas di Melaka. Ada beberapa perkampungan yang menghias bantaran sungai, di antaranya Morton Village (Kampung Morten) yang merupakan rumah tempat tinggal para nelayan dimana bangunan rumah-rumah tersebut masih asli. Kemudian ada juga Sentosa Village, dan Malay House (yang dibangun tanpa menggunakan paku).

Kampung di pinggir sungai, bianglala, dan biawak.

Sekitar 45 menit kami mengitari sungai yang airnya berwarna hijau dan bersih ini. Usai berkeliling dengan cruise kami kembali ke Stadthyus dan beristirahat di gedung pusat informasi. Di gedung ini terdapat pusat penerangan wisata di Melaka, di sini kamu bisa mendapatkan berbagai brosur tentang tempat wisata yang ada di Melaka. Di tempat ini juga ada musholah-nya dan toilet.

Kelar sholat, kami bertiga tergeletak di salah satu ruang di gedung tersebut, ngadem cuy... :p Udara dari AC yang dingin membuat mata Bonnie tertutup rapat, ia terlelap... Sementara Irma tidur-tiduran sambil membaca peta, dan aku merebahkan diri berusaha untuk tidur tapi nggak bisa... :p

Yang bikin seru tempat ini (Ged. Pusat Informasi-red) sebenarnya adalah lagu-lagu yang keluar dari speaker yang menempel di atap gedung. Yaealahhh... lagu-lagu yang diputer semuanya lagu-lagu dari musisi Indonesia... kerennn... (/^_^)/ Mulai dari Peterpan, Wali, ST 12, dan sebagainya. Jadi serasa kaya di Jakarta aja jadinya hihihi... # bangga banget sama musisi Indonesia... ^_^ #

Di depan Ged. Pusat Informasi.

Hampir setengah jam kami beristirahat di tempat itu. Kemudian kami menemani Bonnie mencari taksi. Sore itu juga Bonnir harus kembali ke KL. Ia harus mengejar pesawat yang akan membawanya kembali ke Jakarta.

Setelah ber-say goodbye to Bonnie, aku dan Irma nongkrong di pinggir sungai. Di situ ada pedagang kaki lima yang menjual es cendol campur. Melihat suasana yang ramai, aku tergoda untuk mencicipinya, sekalian makan gorengan. Es cendol campurnya terdiri dari alpukat, kacang merah, cenil, melon, jagung, cendol, dicampur susu dan rasanya enakkk bangettt... ^_^ # rekomen banget buat dicoba gan... :D # Oya, harganya pun nggak mahal, hanya 2 RM *beuhh..* untuk es cendol campur dan 2 RM *beuhh..* untuk 5 buah gorengan.

Makan es cendol campur... ^.^

Kemudian, kami melanjutkan penjelajahan. Kali ini kami meniti sebuah tanjakan, tepatnya bukit kecil yang ada di belakang Stadthyus. Tanjakannya mayan banget bikin betis tambah gemuk... hos hos hos... :p

Naik-naik ke atas bukit.

Tapi rasa lelah kami terbayar begitu sampai di atas bukit. Di hadapan kami terbentang pemandangan kota Melaka yang cantikkk banget... ^_^ # dari tempat ini gue bisa ngeliat laut lho...# 

Selain pemandangan kota Melaka, di tempat ini ada sebuah bangunan bersejarah yang bernama St. Paul's Church. Dulu, bangunan ini merupakan gereja katolik bangsa Portugis. Tapi kemudian berubah fungsi menjadi tanah perkuburan pada jaman penjajahan Belanda. St. Francis Xavier pernah dikubur di sini pada tahun 1553 sebelum mayatnya dipindahkan ke Goa, India.

St. Paul's Church.

Bagian dalam St. Paul's Church.

Mejeng di sebelah prasasti.

Dari atas bukit, kami turun ke bawah melalui tangga yang berada di belakang gereja. Saat hendak turun itulah aku baru menyadari bahwa Mall Dataran Pahlawan tepat berada di bawah bukit, okelahkalobegeto... Kami pun turun ke bawah menuju A' Famosa.

A Famosa di liat dari atas.

A Famosa.

A' Famosa merupakan sisa-sisa bangunan bekas benteng pertahanan Portugis. Tapi yang masih berdiri cuma pintu masuk ke bentengnya aja. Bentengnya sendiri udah nggak ada :p

Puas bernarsis ria, kami bergerak kembali ke atas, lalu turun menuju Museum Islam Melaka. Lokasinya persis di bawah St. Paul Church. Aku hanya mejeng aja di depannya, nggak masuk ke dalem... :p

Museum Islam Melaka. Di Melaka rata-rata bangunan bersejarahnya berwarna pink.

Di depan museum ada sebuah taman yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Kami melintasi taman tersebut, lalu tiba di depan Museum Maritim/Museum Samudera. Tiket masuk museum ini sebesar 3 RM tapi kami tidak ingin masuk ke dalem. Abis mirip sama Museum yang di Taman Mini... :p

Museum Maritim/Samudera.

Kemudian kami berjalan kaki menuju Melaka Taming Sari.
(FYI: objek wisata di kawasan heritage ini bisa diakses dengan jalan kaki).
Melaka Taming Sari merupakan sebuah wahana yang bentuknya mirip wahana Histeria di Dufan, Ancol. Hanya saja, tidak mendadak turun naik dengan hentakan yang ekstrim, tetapi pengunjung yang menaiki wahana ini dapat menikmati indahnya kota Melaka dari atas. Tiket yang harus dibayar untuk naik Melaka Taming Sari sebesar 20 RM. Lagi-lagi kami memutuskan untuk tidak menaikinya. Abis dari atas bukit tadi juga udah bisa ngeliat kota Melaka cuy... :p

Melaka Taming Sari.

Oya, berhubung posisi Melaka Taming Sari bersebelahan dengan Mall Dataran Pahlawan, dari depan mall, kami naik Town Bus (aka. bus kota) tujuan Terminal Melaka Central. Bus yang kami naiki beda banget dengan bus Panorama. Bus ini lebih boetoet dan tidak ber-AC. Sebelum naik bus, jangan lupa kamu nanya dulu ke supir/kenek bus-nya yah... *nanya tujuan bus, dari pada nyasar :p* Tiket yang harus kami bayar per orang sebesar 1,5 RM *beuhh..*

Hari sudah berganti dengan malam saat bus yang kami tumpangi meninggalkan kota Melaka. Di sini ada yang aneh lagi lho... Ternyata bus yang kami tumpangi rutenya keliling dulu, berputar-putar di sekitar Mall kemudian balik lagi ke tempat semula (tempat kami naik dan arahnya sama pula) hihihi... ;)) Jadi, rutenya bolak-balik di situ dulu, barulah setelah itu bus menggelinding meninggalkan kawasan wisata... :D

Sekitar pkl. 20 malam kami tiba di Terminal Melaka Central. Begitu turun dari bus, kami langsung masuk ke dalam bangunan di terminal membeli panganan untuk bekal makan malam. Kemudian mencari taksi yang akan membawa kami ke kawasan Bukit Beruang. Malam ini kami mo nginep di apartemennya Faith. Faith adalah host kami dari CS (Couch Surfing). Ia merupakan warga negara Afrika Selatan yang menjadi mahasiswi di University Multi Media di Melaka.

Oya, kalo mo naik taksi nyarinya dari dalem terminal aja yah... Karena kalo nyari di luar terminal, supir taksinya reseee... mereka ga pake argo, udah gitu harganya selangit lagi... mahalll... (-_-*) Walaupun taksi di dalem terminal juga nggak pake argo, tapi harganya lebih rasionable dibanding di luar terminal tapi taksinya butut... taksi tua... jelek pulakkk :p

Yang lebih menyebalkan lagi. Supir taksinya nggak tau alamat yang kami cari atau pura-pura nggak tau??? reseee... ! Kami diturunkan di Emerald Building yang lokasinya ternyata jauh banget dari apartemennya si Faith... :p Udah gitu saat mo bayar, si supir dengan kasarnya 'mengusir' kami dari dalem taksi sambil ngoceh nggak berhenti-berhenti minta agar kami secepatnya membayar taksi. Tangannya sibuk mengibas-ngibas kami kaya ngusir laler... hhrrr... f*ck!!!
Aku pun dengan kasar membuka pintu taksi dan membanting pintunya kencang2!! *emosi tingkat tinggi cuy...(-_-*)

Berhubung kami turun di tempat yang salah. Kami pun terpaksa menunggu Faith di pinggir jalan sambil nyemil roti... laperrr... (-_-*) Hampir setengah jam kami menunggu, akhirnya Faith muncul juga... (^_^) Bersama-sama kami jalan kaki menuju apartemennya.

Setibanya di apartemen, aku langsung membersihkan diri. Rasanya badanku remuk sekali hari itu. Seharian menggendong backpack amat sangat melelahkan... :) Tanpa sadar, aku tertidur sehabis mandi, sementara Irma asyik ngobrol dengan Faith... hihihi... cape banget cuy... :p


bersambung... Melancong Ke Kuala Lumpur


Salam
Ifa Abdoel

4 comments: