"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

10/28/10

Economic Train Yogyakarta – Jakarta (Eid Holiday 2010)

This story based on economic train that I used from Yogyakarta to Jakarta.
I never planned to used this economic train until one condition pushed me to did that...
(this is my first time, travelling with economic train... :p)
-----
kisah sebelumnya... Ke Yogya Ku Kembali - (Tour De Candi)
-----
That day (17/9), I want to go home after I spent plenty of time at some areas in central java. I was doing solo backpacker, travelling alone...

At that time, I was in Yogyakarta, at Malioboro exactly...
In my wallet, there were only IDR 200K left.
I went to the closest ATM BCA at Malioboro Street to get more money for buying bus ticket.
As u know, the ticket more expensive during the Eid holiday...
(I want to buy eksekutif bus ticket).
And guess what I found? that ATM didn't work out!

I asked a security officer where I could find another ATM BCA.
He said inside of Malioboro Mall.
With my heavy backpack, I went into Malioboro Mall.
Inside the Mall, I found ATM BCA, many...
But I saw a girl sttepped out from the ATM room, and said loud to me,
"These ATMs didn't work out! none of them work out!"

GoD!...
For a moment I can't think clearly.
I don't know when the ATM will be function again?
What should I do?
If I stayed one more night at Malioboro, than only IDR 50K left.
('cos my room rate was IDR 150K/night, and it's difficult to find another hostel during Eid holiday).

10/25/10

Ke Yogya Ku Kembali - (Tour De Candi)

Kisah sebelumnya (Suatu Hari Di Magelang, Day 3 & 4 (Tour De Candi))

Dari penginapan, aku jalan kaki menuju terminal, carrying my heavy backpack, uuuggghh... Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit, aku sampai di terminal. Di sana, bus tujuan Yogya sudah menunggu. Aku memilih duduk di belakang (mojok-lagi) supaya bisa tidur hehehe... O ya, hari ini jadwalku mengunjungi kota Yogyakarta.

Tidak sampai setengah jam, bus tujuan Yogya langsung penuh dengan penumpang. Kali ini aku harus membayar ongkos bus sebesar Rp. 12 rebu *beuh..*

Guyuran hujan kembali mengiringi perjalananku. Setelah menempuh waktu 2 jam, aku tiba di Yogyakarta. Hmmm... Jujur saja, pada saat itu sebenarnya aku tidak tau kalo aku sudah tiba di kota Yogya. Ada satu hal yang membuatku 'ngeh'... yakni, bus "Trans Yogya" yang lagi ngetem... :D Tanpa buang waktu, aku langsung turun dari bus dan menghampiri halte bus Trans Yogya.

Bus Trans Yogya

Hmmm... sudah lama aku penasaran ingin mencoba naik bus Trans Yogya. Aku sendiri tau keberadaan bus ini dari salah seorang sahabat. Katanya, pengoperasian bus ini sama dengan bus Trans Jakarta, hanya saja perbedaannya terletak pada keramahan petugas penjaga bus (kernet). Kernet bus Trans Yogya katanya lebih ramah dari Trans Jakarta. Wokehlah... kalo masalah itu patut aku buktikan sendiri... ;)

10/11/10

Suatu Hari Di Magelang - (Tour De Candi)

Kisah sebelumnya... (Cerita Dari Dieng, Day 3 (Tour De Candi))

Sekitar pkl. 10.00 WIB aku meninggalkan Dieng. Aku memilih duduk di belakang bus (mojok) supaya bisa tidur selama perjalanan. Maklum saja, semalam aku kurang tidur sehingga rasa lelah dan ngantuk begitu mendera. O ya, aku membayar Rp. 10 rebu *beuh..* untuk ongkos bus.

Hari ini, Rabu (15/9) adalah jadwal perjalananku menuju kota Yogyakarta. Karena rasa lelah yang amat sangat, aku sudah tidak tahu lagi sudah berapa lama tertidur dalam bus. Yang aku tau, saat terbangun bus sudah dalam kondisi penuh sesak dengan penumpang dan sudah berada di wilayah Kab. Wonosobo.

Walau masih ngantuk, kupaksakan diri untuk terjaga. Selang 20 menit, tiba-tiba kernet bus berteriak-teriak, tapi aku kurang jelas mendengar ucapannya. Dari balik kaca bus aku melihat banyak angdes berwarna kuning ngetem di pinggir jalan. Aku pun memutuskan untuk turun. Kemudian naik angdes kuning ke terminal bus.

Dari  terminal bus aku melanjutkan perjalanan menuju Magelang.
"Satu Bang," ucapku pada kernet bus sambil menyerahkan uang Rp. 20 rebu. Ongkos bus yang harus kubayar sebesar Rp. 18 rebu *beuh..*
"Setunggal?" tanya sang kernet.
"Satu Bang," kataku bingung sambil menatap si kernet.
"Setunggal?" sang kernet mengulangi lagi pertanyaannya.
"Satu," jawabku.
"Setunggal?"
Aku diam, kutunjukkan jari telunjukku padanya. Sang kernet mengangguk, lantas menyerahkan uang kembalian kepadaku sebesar Rp. 2 rebu. Belakangan aku baru tau bahwa setunggal = satu, hahaha... (maklum aku bukan orang Jawa, jadi nggak ngerti... ^_^ )

10/7/10

Cerita Dari Dieng II - (Tour De Candi)

Kisah sebelumnya (Cerita Dari Dieng - Day 1 & 2)...

Day 3, Rabu (15/9/2010)

Pkl. 04.15 WIB aku beranjak dari tempat tidur, bersiap untuk melihat sunrise di Gunung Sikunir. Diiringi bersin yang tiada henti, aku berkemas menyiapkan segala keperluan untuk hiking. Pkl. 04.30 aku dan Pak Toha siap menuju Gn. Sikunir.

Sunrise di Gunung Sikunir

Udara dingin, gerimis dan kabut langsung menyambit kami saat berkendara dengan motor  menuju Gn. Sikunir. Dinginnya udara benar-benar membuatku mati gaya... :'(  Pelan-pelan Pak Toha mengendarai sepeda motornya karena jalanan benar-benar tidak terlihat (tertutup kabut...). Tapi aku tidak khawatir karena Pak Toha hapal sekali jalanan menuju Gn. Sikunir. Contohnya, walaupun hari masih gelap dan tertutup kabut, ia tau di mana ada genangan air sehingga langsung memperlambat laju sepeda motor.

Sekitar pkl. 05.00 WIB, kami tiba di kaki Gn. Sikunir. Di tempat itu sudah banyak wisatawan yang juga memiliki niat yang sama denganku, melihat sunrise dari atas Gn. Sikunir. Dengan bermodalkan senter, bersama-sama kami meniti jalan setapak (hiking) menuju pucak.

Ini dia jalan setapaknya

Sampai puncak sekitar pkl. 05.40 WIB. Aku memandang sekeliling... ada beberapa anak muda yang menjajakan dagangannya berupa kentang goreng dan sosis goreng (FYI: kentang goreng dan sosis goreng merupakan makanan jajanan yang paling banyak aku temui di Dieng. Kentang goreng di sini bukan kentang goreng seperti yang biasa kita temui kalau makan di fast food, melainkan kentang-kentang kecil yang bentuknya bulat sebesar bakso yang disusun dan ditusuk (seperti sate), kemudian digoreng di atas minyak sayur).

10/6/10

Cerita Dari Dieng I - (Tour De Candi)

Day 1, Senin (13/9/2010)

Sore itu (13/9) hujan deras mengguyur terminal bus. Agak bergegas aku melangkah dan menaiki bus ekonomi yang akan mengantarku ke Jawa Tengah. Huffttt... kuhempaskan tubuhku di kursi dekat jendela.

Seorang pria duduk di sebelahku, sebut saja namanya Mas Tejo. Ia yang akan menjadi teman seperjalananku. Selang beberapa menit, aku mendengar beberapa penumpang yang duduk di belakangku terlibat percakapan seru seputar harga tiket bus ekonomi yang kami tumpangi.

"Saya tadi kaget lho mas, harga tiketnya mahal sekali, biasane ndak segini," kata seorang ibu sambil menunjukkan tiket bus (di situ tertera Rp. 130 rebu *beuh..*).
Aku hanya diam mengawasi, "Memangnya berapa sih harga tiket biasanya," tanyaku dalam hati.
"Biasanekan  cuma 65 ribu, lha ini kok naeknya sampe dua kali lipet toh," gerutunya seperti tahu apa yang ada dipikiranku.
"Mungkin karena masih suasana lebaran kali bu, makanya tiketnya jadi naik," ujar anak muda yang duduk di sebelah ibu tadi.
"Iya sih, tapi mosok naiknya mahal banget toh... kalo kaya gini saya kan jadi ndak punya uang untuk ngasih ke sodara... " tuturnya kesal.

Aku memilih untuk diam saja, tidak ingin ikut berargumen. Oh ya... seperti yang sudah aku bilang sebelumnya  (baca: Gara-gara Kereta Api Bogowonto), kali ini aku melakukan solo backpacker... alias travelling alone alias backpacker sendirian... Beberapa orang teman menganggapku terlalu berani dan gila (backpacker sendirian ke tempat yang sama sekali belum pernah kudatangi dan hanya bermodalkan informasi dari internet).
Hmm... sebenarnya ini bukan kali pertama aku pergi ke luar kota sendirian. Pekerjaanku yang sebelumnya kerap menuntutku untuk pergi ke kota-kota di dalam maupun luar pulau Jawa sendirian.

Sekitar pkl. 17.40 WIB, bus meninggalkan terminal, ngaret dari jam keberangkatan seharusnya (pkl. 16.00 WIB). Bus ekonomi yang aku naiki cukup nyaman (tidak ada penumpang yang berdiri), walaupun ada bagian bus yang bocor dan meneteskan air hujan... :p Selama perjalanan, terhitung sebanyak dua kali bus berhenti selama 1/2 jam untuk istirahat dan makan.

Day 2, Selasa (14/9/2010)

Sekitar pkl. 06.00 WIB, bus memasuki daerah Wonosobo, angin dingin berhembus masuk ke dalam mobil dari kaca jendela, bbrrrr... "Baru sampe sini aja udah terasa dinginnya, apalagi kalo udah sampe Dieng ya?" batinku.