Day 3, Rabu (15/9/2010)
Pkl. 04.15 WIB aku beranjak dari tempat tidur, bersiap untuk melihat sunrise di Gunung Sikunir. Diiringi bersin yang tiada henti, aku berkemas menyiapkan segala keperluan untuk hiking. Pkl. 04.30 aku dan Pak Toha siap menuju Gn. Sikunir.
Sunrise di Gunung Sikunir
Udara dingin, gerimis dan kabut langsung
Sekitar pkl. 05.00 WIB, kami tiba di kaki Gn. Sikunir. Di tempat itu sudah banyak wisatawan yang juga memiliki niat yang sama denganku, melihat sunrise dari atas Gn. Sikunir. Dengan bermodalkan senter, bersama-sama kami meniti jalan setapak (hiking) menuju pucak.
Ini dia jalan setapaknya |
Pak Toha memintaku untuk menunggu matahari terbit yang diperkirakan akan muncul sekitar 10 menit lagi. Tapi aku ragu dengan perkataannya. Betapa tidak, yang kulihat di sekelilingku hanyalah kabut dan kabut... putih... Untuk mengisi waktu, narsis dulu aahhh... teuteup... ^_^
Mengkerut di Gn. Sikunir |
Beginilah gaya narsis gue saat hujan turun. Liat backgroundnya, putih.. fog everywhere around me |
Sepuluh menit berlalu, tiba-tiba Pak Toha berteriak memanggil namaku sambil menunjuk ke arah jurang yang ada di sebelah kananku. Subhanallah... kabut yang tadi menyelimuti pemandangan di dasar jurang telah tersingkap. Di hadapanku terbentang pemandangan yang luar biasa indahnya.... kota Dieng... ^_^
Ternyata, antri di belakang sepasang suami istri itu justru membawa keberuntungan untukku. Tanpa pikir panjang aku dan Pak Toha langsung ngibrit kembali ke atas untuk mengabadikan pemandangan tersebut dengan kamera dan saat itulah kakiku terkilir... hicks :'(
Oke bro... nih dia foto-fotonya... awesome... ^_^
Gn. Sindoro tampak di kejauhan, very beautiful |
Walaupun kaki nyut-nyutan, tetep maksain diri untuk loncat |
Mejeng |
Subhanallah.. |
Puas narsis, kami turun gunung. Setibanya di bawah, aku kembali dibuat terpesona dengan pemandangan indah sebuah danau yang bernama Danau Cebong. Kabut yang tebal subuh tadi telah menutupi danau tersebut dari pandanganku. Tanpa perlu pikir panjang... putu-putu lageee.... ^_^
Danau Cebong |
Pohon Carica (tumbuhan khas Dieng, buahnya bisa dijadikan sirup), di dekat danau |
Telaga Warna
Sebelum masuk ke Telaga Warna, aku harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 7 rebu *beuh..* Telaga Warna merupakan sebuah kompleks taman wisata yang di dalamnya terdapat beberapa objek wisata, yakni Telaga Warna, Telaga Pengilon, Goa Semar, Goa Jaran dan Goa Sumur. Ketika tiba di depan telaga, aku melihat warna telaga didominasi oleh warna hijau dan di beberapa bagian aku melihat adanya warna merah kecoklatan dan putih.
Telaga Warna didominasi warna hijau (ganggang hijau) |
Gue suka banget sama putu yang ini ^^ |
Narsis abeesss.. |
Kage ade matinye, begaye terus.. |
Jika kamu ingin bekpekeran ke Dieng, bisa membeli buku Journey To Amazing Sites , Pengarang: Ifa Abdoel, Penerbit: Elex Media Komputindo - Gramedia group. dalam buku tersebut terurai lengkap panduan tips backpacking ke Dieng, sarana akomodasi murmer, dan transportasi. Tak hanya itu, buku tersebut juga memuat perjalanan wisata ke tempat-tempat eksotik lainnya di Indonesia ala bekpeker.
Goa Semar, Goa Jaran dan Goa Sumur
Setelah narsis di depan Telaga Warna, Pak Toha mengajakku masuk lebih dalam. Di balik rerimbunan hutan kecil yang pohonannya tertata rapih, aku menemukan kompleks goa: Goa Semar, Goa Jaran dan Goa Sumur. Ketiga goa ini memiliki bentuk mulut goa yang sempit dan rendah. Selain Goa Jaran, goa-goa tersebut berpagar dan dikunci dengan gembok.
Hutan kecil menuju kompleks goa |
Beginilah bentuk pintu masuk ketiga goa, Hanya Goa Jaran yang tidak berpagar |
Menurut Pak Toha, hingga saat ini ketiga goa tersebut masih digunakan oleh orang-orang untuk mencari wangsit. Bahkan, beberapa hari yang lalu M* Sari (artis ibukota ituhhh... :p) datang dan melakukan ritual mandi kembang di Goa Semar... what d f*....k
Tapi aneh, saat aku berada di kompleks goa ini, aku merasa de ja vu... (lagi??... :p what d hell is goin on with me??... *&#*$#@*...).
Pahlawan bertopeng 'Sinchan' |
Dari kompleks goa, kami kembali ke Telaga Warna, tapi sebelumnya, narsis dulu di depan Telaga Pengilon ^_^... Berdasarkan keterangan Pak Toha, air dari Telaga Pengilon inilah yang menjadi sumber air Telaga Warna, cekidotttt...
Telaga Pengilon |
Di depan Telaga Pengilon |
Sesampainya di penginapan, aku segera berkemas. Usai menyelesaikan urusan administrasi dengan Pak Yanto dan berpamitan, aku cabut meninggalkan Dieng. Hmmm... perjalanan ke Dieng ini sungguh sangat berkesan buatku. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kudapat dari perjalanan ini, yang paling utama adalah aku berhasil melewati tantangan yang selama ini kerap kuhindari (yakni, udara dingin hehehe... ^_^).
Bunga liar yang tumbuh subur didinginnya Dataran Tinggi Dieng |
So long Dieng... Sampai bertemu lagi di lain waktu... Kalau ada jagung di ladang bolehlah kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang bolehlah kita berjumpa lagi... (betul ga sih pribahasanya?.... ^_^ )
bersambung... (Suatu Hari Di Magelang... Day 3 & Day 4, (Tour De Candi))
Salam,
Ifa Abdoel
Tulisan mbak bagus... Kebayang deh waktu KKN sama temens ke Dieng....Uaaadem tenan. Dan salut.....gak ada takut-takutnya pergi sendiri.
ReplyDeleteBagus..bagus..bagus...
makasih ya.. :D
ReplyDeletedieng emang uadeeeeeeeemmmmm tenannnnnnn... ^_^
mba Ifa, libur lebaran 2011 saya berencana ke Dieng juga.
ReplyDeleteTapi kami ber 4-5 (satu keluarga) dan rencana nya naik mobil sendiri (sedan).
Apakah medan di Dieng bisa ditempuh dengan sedan? Ataukah medan/jalan nya berbatu-batu sehingga kurang nyaman utk mobil tipe sedan?
Lalu, karena kami sudah ber-5 naik sedan, kalau mau sewa guide gimana ya? Soalnya mobilnya sudah ngga muat lagi buat si guide, hehehe...
Terus, mba Ifa tau ngga, penginapan yg bentuknya bungalow (jadi kita sekeluarga bisa tinggal 1 kamar/ruangan gitu)?
Sorry kalo banyak nanya... ^^
Makasih banyak sebelumnya :)
hi... someone there... :)
ReplyDeleteaku coba jwb ya...
- iya, medan di dieng bs ditempuh dgn sedan krn jalannya sdh lumayan mulus (tdk berbatu). paling yg perlu diwaspadai tanjakannya aja yg lumayan byk... :)
- soal guide, gpp guidenya ga perlu masuk ke dlm mobil, mrk bs naek motor, jd anda bisa ngikutin motornya dr belakang. itu bisa diatur kok...
- klo di dieng itu kebanyakan penginapannya nyatu dgn rmh penduduk. misalnya, lantai atasnya khusus dijadiin tempat penginapan.
nah,kebetulan di losmen yg aku tempati bisa banget buat disewa utk satu keluarga krn wkt aku disana, ruang sebelah itu dibooking sama satu keluarga.
klo mau lebih jelasnya mendingan telepon pak toha aja (no hp nya ada di tulisan ini). bilang aja tau dr blognya ifa... sekalian titip salam ya buat pak toha... hehehe...
klo masih kurang jelas, bole tanya lagi... :)
btw, thx 4 reading my blog... :D
wow!
ReplyDeletethanks banget info nya, mba!
nanti kalau kontak pak toha, saya sampaikan salamnya deh :)
thanks a lot ya.
btw nama saya eddie, hehe...
sama2 bro eddie...
ReplyDeletemet jalan2 ya... :)
halloo Mba Ifa aku udah baca Buku Journey TO Amazing Sites
ReplyDeletetanggal 21 Des ini mau ke Dieng jadi banyak masukan deh.
jadi pengen ikut mba ifa klo backpackeran..
halo juga... :)
Deletemakasih ya udah baca buku aku... ^__^
sippp... klo mo ikutan aku bekpekeran kirim email kamu aja via "contact me" box sebelah.. nti aku kabarin klo ada rencana bekpekan :D