Cerita sebelumnya, The Beauty of Phnom Penh
Sebelum sampai di hostel, supir tuk-tuk memarkirkan kendaraannya sejenak di pom bensin. Aku turun dari tuk-tuk dan menghampiri warung kecil di depan pom bensin. Aku ingin membeli air mineral... aus banget cuyyy... *kipas-kipas*
"Execuse me... I want to buy mineral water please."
Ibu-ibu penjaga warung tidak menjawab, malahan kaburrrr...
Aku? bingung... *sigh* cuma bisa berdiri mematung di depan warung, sampai seorang bapak-bapak menghampiriku dan tersenyum. Rupanya dia juga pemilik warung ini. Kukatakan padanya bahwa aku ingin membeli air mineral (dalam bahasa inggris). Alhamdulillah... bapak-bapak ini mengerti bahasa inggris dan memberiku air mineral yang kumaksud. Harga untuk sebotol air mineral hanya 1000 riel saja... (kalo di hostel harganya US$ 1.. :p)
"What is your nationality?" tanya bapak-bapak penjaga warung.
"Indonesia," sahutku cerah.
"Ooo... Malingsia..."
"No... INDONESIA!" jawabku tegas.
Aku (dalam hati) "Siyaaallll....!!! dikira orang malingsia lagi -_-", huh!).
"Ooo.. Indonesia," katanya dengan dahi berkerut.
"I thought you are Cambodian," katanya lagi. "Your face look like us," lanjutnya. (orang #5 yang menggap aku Cambodian).
"Yaa... many people think I am Cambodian," sahutku berusaha tersenyum.
Kemudian kami berbasa-basi sebentar, ia menanyakan tujuanku mengunjungi negaranya, dsb..dsb..
mencoba merangkai kembali memori yang sempat terlupakan... ceileee... ;D

"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!
Showing posts with label Cambodia. Show all posts
Showing posts with label Cambodia. Show all posts
3/14/12
2/13/12
The Beauty of Phnom Penh
cerita sebelumnya Wisata Horor Di Phnom Penh
Setibanya di hotel, aku langsung meletakkan barang-barang di kamar dan bergegas keluar, menuju toko roti. Dengan mengenakan masker, aku menyusuri tepian jalan kota Phnom Penh. Sebenarnya ada rasa was-was dalam hati (berjalan sendirian di malam hari), tapi rasa khawatir itu segera kutepis...
belaga' kaya orang sana aja... toh wajahku tak jauh beda dengan orang Kamboja kok, hehe... (asal jangan diajakin ngomong pake bahasa Kamboja aja yah... :p)
Sekitar 15 menit jalan kaki aku tiba di Vimean Tep Bakery's Shop. Di tempat ini aku membeli roti strawberry, kacang, dan coklat. Untuk yang muslim, harus hati-hati dalam memilih karena roti dagingnya mengandung pork (aka. babi).
Harga yang harus aku bayar US$ 1 + 2000 Riel, murah yeaahhh... *makanan di luar hostel ternyata jauh lebih bersahabat harganya dibanding di restoran hostel... :)
Oya, toko di kamboja menerima pembayaran dalam mata uang dollar amerika. Jadi kalo ga punya uang riel juga gapapa... :D
Kemudian kembali ke hotel dan maen internet di loby. Hotel memang menyediakan fasilitas internet gratis bagi tamunya. Waktu menunjukkan pkl. 22.00 saat aku merebahkan diri di kamar dan tidooorr... zzzz...
Setibanya di hotel, aku langsung meletakkan barang-barang di kamar dan bergegas keluar, menuju toko roti. Dengan mengenakan masker, aku menyusuri tepian jalan kota Phnom Penh. Sebenarnya ada rasa was-was dalam hati (berjalan sendirian di malam hari), tapi rasa khawatir itu segera kutepis...
belaga' kaya orang sana aja... toh wajahku tak jauh beda dengan orang Kamboja kok, hehe... (asal jangan diajakin ngomong pake bahasa Kamboja aja yah... :p)
Sekitar 15 menit jalan kaki aku tiba di Vimean Tep Bakery's Shop. Di tempat ini aku membeli roti strawberry, kacang, dan coklat. Untuk yang muslim, harus hati-hati dalam memilih karena roti dagingnya mengandung pork (aka. babi).
Harga yang harus aku bayar US$ 1 + 2000 Riel, murah yeaahhh... *makanan di luar hostel ternyata jauh lebih bersahabat harganya dibanding di restoran hostel... :)
Oya, toko di kamboja menerima pembayaran dalam mata uang dollar amerika. Jadi kalo ga punya uang riel juga gapapa... :D
roti...
1/26/12
Wisata Horor di Phnom Penh
cerita sebelumnya.... Tenda Biru di Angkor Wat
Awalnya, aku agak heran dengan kawasan Killing Field ini. Tak sesuai dengan keangkeran namanya, Killing Field (lahan pembantaian). Tempat ini hanya terdiri dari sebuah tugu peringatan, museum, dan taman yang ditumbuhi pepohonan rindang dan rerumputan yang hijau... malahan adem banget...
Di sebuah bangku taman aku duduk.
"Enough... I have enough for hearing this," tutur seorang nenek-nenek bule yang duduk tak jauh dari tempatku.
"Oh my God," tambahnya lagi sambil menutup wajahnya erat-erat. Teman sang nenek-nenek tampak menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan.
"Emang ada apa sih? Kok pada stress gitu?" batinku heran.
Segera aku menyalakan tape dan mengikuti instruksi di dalamnya.
(flash back)
Day 4, (13 Oct' 2011)
Sekitar pkl. 05.45 pagi, aku telah siap di loby hostel. Hari ini jadwal aku meninggalkan kota Siem Reap. Saat check out ada kejadian yang tidak menyenangkan, huh!
Begini ceritanya...
Selama menginap, salah seorang pelayan selalu memintaku untuk membayar makanan yang aku pesan saat itu juga. Tak hanya itu, pada saat check in, pelayan tersebut juga memintaku untuk membayar langsung (saat itu juga) kamar yang aku sewa. Saat aku meminta tanda bukti (kwitansi/bill) tanda pembayaran kamar dan makanan, sang pelayan tidak memberikannya, dengan alasan, "tidak perlu tanda bukti".
Saat itu yang ada dipikiranku adalah "Oh... mungkin di hostel ini memang tidak perlu ada tanda bukti kali ya." Positive thinking! that's what I did. But that's completely wrong!! (kesalahan#1)
Saat check out, pengurus hostel memintaku untuk membayar makanan dan kamar yang sebelumnya sudah aku bayar. Kukatakan pada mereka bahwa aku sudah membayarnya. Mereka minta bukti. Aku tidak punya... (-_-!)
Aku berusaha tenang.. kusebutkan ciri-ciri pelayan yang memintaku untuk membayar langsung. Pengurus hostel menyuruh anak buahnya untuk mencari pelayan yang aku tidak tahu namanya siapa (-_-!) (kesalahan #2)
Awalnya, aku agak heran dengan kawasan Killing Field ini. Tak sesuai dengan keangkeran namanya, Killing Field (lahan pembantaian). Tempat ini hanya terdiri dari sebuah tugu peringatan, museum, dan taman yang ditumbuhi pepohonan rindang dan rerumputan yang hijau... malahan adem banget...
Di sebuah bangku taman aku duduk.
"Enough... I have enough for hearing this," tutur seorang nenek-nenek bule yang duduk tak jauh dari tempatku.
"Oh my God," tambahnya lagi sambil menutup wajahnya erat-erat. Teman sang nenek-nenek tampak menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan.
"Emang ada apa sih? Kok pada stress gitu?" batinku heran.
Segera aku menyalakan tape dan mengikuti instruksi di dalamnya.
(flash back)
Day 4, (13 Oct' 2011)
Sekitar pkl. 05.45 pagi, aku telah siap di loby hostel. Hari ini jadwal aku meninggalkan kota Siem Reap. Saat check out ada kejadian yang tidak menyenangkan, huh!
Begini ceritanya...
Selama menginap, salah seorang pelayan selalu memintaku untuk membayar makanan yang aku pesan saat itu juga. Tak hanya itu, pada saat check in, pelayan tersebut juga memintaku untuk membayar langsung (saat itu juga) kamar yang aku sewa. Saat aku meminta tanda bukti (kwitansi/bill) tanda pembayaran kamar dan makanan, sang pelayan tidak memberikannya, dengan alasan, "tidak perlu tanda bukti".
Saat itu yang ada dipikiranku adalah "Oh... mungkin di hostel ini memang tidak perlu ada tanda bukti kali ya." Positive thinking! that's what I did. But that's completely wrong!! (kesalahan#1)
Saat check out, pengurus hostel memintaku untuk membayar makanan dan kamar yang sebelumnya sudah aku bayar. Kukatakan pada mereka bahwa aku sudah membayarnya. Mereka minta bukti. Aku tidak punya... (-_-!)
Aku berusaha tenang.. kusebutkan ciri-ciri pelayan yang memintaku untuk membayar langsung. Pengurus hostel menyuruh anak buahnya untuk mencari pelayan yang aku tidak tahu namanya siapa (-_-!) (kesalahan #2)
1/2/12
Tenda Biru di Angkor Wat
cerita sebelumnya Kuil Tomb Rider
Angkor Wat Temple
Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.00 sore saat aku tiba di depan Angkor Wat Temple.
"Hmmm... akhirnya sampai juga di Angkor Wat," batinku riang. Kuil yang sebelumnya hanya kulihat lewat foto, kini ada dihadapanku.
FYI, Angkor Wat Temple merupakan kuil yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO (sejak tahun 1992). Kata Om Wiki, seperti kebanyakan kuil angkor yang lain, pada awalnya Kuil Angkor Wat merupakan kuil agama hindu yang dialihfungsikan menjadi kuil buddha sejak abad ke-13.
Kulangkahkan kaki menapak beberapa undakan anak tangga, terbentang dihadapanku sebuah jembatan batu yang membelah sungai Tonle Sap. Jembatan ini memiliki panjang setengah kilometer. Konon, jembatan ini diibaratkan sebagai pelangi yang menghubungkan alam dunia dengan alam para dewa.
Angkor Wat Temple
Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.00 sore saat aku tiba di depan Angkor Wat Temple.
"Hmmm... akhirnya sampai juga di Angkor Wat," batinku riang. Kuil yang sebelumnya hanya kulihat lewat foto, kini ada dihadapanku.
FYI, Angkor Wat Temple merupakan kuil yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO (sejak tahun 1992). Kata Om Wiki, seperti kebanyakan kuil angkor yang lain, pada awalnya Kuil Angkor Wat merupakan kuil agama hindu yang dialihfungsikan menjadi kuil buddha sejak abad ke-13.
Kulangkahkan kaki menapak beberapa undakan anak tangga, terbentang dihadapanku sebuah jembatan batu yang membelah sungai Tonle Sap. Jembatan ini memiliki panjang setengah kilometer. Konon, jembatan ini diibaratkan sebagai pelangi yang menghubungkan alam dunia dengan alam para dewa.
Jembatan pelangi.. ^.^
Teteup harus narsis.. :D
12/23/11
Kuil Tomb Rider
cerita sebelumnya Ruins of Angkor
Angin sejuk menerpa wajahku yang masih bersimbah peluh. Bersama Hom, aku menuju Preah Khan Temple.
Jarak antara Kompleks Angkor Thom dan Preah Khan lumayan jauh. Butuh waktu sekitar 15 menit agar sampai di Preah Khan Temple.
Walau pun cuaca sangat panas, tapi tidak terasa olehku karena di sepanjang jalan tumbuh subur pepohonan yang rindang. Beberapa kali kami berpapasan dengan wisatawan asing yang asyik menggoes sepedanya... (salut buat yang memilih naik sepeda, karena jarak candi yang satu dengan candi lainnya berjauhan lho... itu betis kalo bisa ngomong pasti udah teriak tuh... "I need rest.. I need rest..,"kata betis... ckckck... ngayal.com :O)
Preah Khan Temple
Hom menungguku di warung makan yang berjejer di depan kuil. Di pintu masuk, aku dihadang oleh dua orang petugas. Mereka memeriksa tiket dan memastikan apakah wajahku sama dengan foto pada tiket, hayyyaahhh ... :p
"Where do you come from?" tanya petugas.
"Indonesia."
"Oo.. Malingsia," kata petugas sambil manggut-manggut.
siyyyaall... dikira malingsia! grrrrr.... bikin gue gaharrr aje nih orang... *be-taring... @#$@#*%
Angin sejuk menerpa wajahku yang masih bersimbah peluh. Bersama Hom, aku menuju Preah Khan Temple.
Jarak antara Kompleks Angkor Thom dan Preah Khan lumayan jauh. Butuh waktu sekitar 15 menit agar sampai di Preah Khan Temple.
Walau pun cuaca sangat panas, tapi tidak terasa olehku karena di sepanjang jalan tumbuh subur pepohonan yang rindang. Beberapa kali kami berpapasan dengan wisatawan asing yang asyik menggoes sepedanya... (salut buat yang memilih naik sepeda, karena jarak candi yang satu dengan candi lainnya berjauhan lho... itu betis kalo bisa ngomong pasti udah teriak tuh... "I need rest.. I need rest..,"kata betis... ckckck... ngayal.com :O)
Preah Khan Temple
Hom menungguku di warung makan yang berjejer di depan kuil. Di pintu masuk, aku dihadang oleh dua orang petugas. Mereka memeriksa tiket dan memastikan apakah wajahku sama dengan foto pada tiket, hayyyaahhh ... :p
"Where do you come from?" tanya petugas.
"Indonesia."
"Oo.. Malingsia," kata petugas sambil manggut-manggut.
siyyyaall... dikira malingsia! grrrrr.... bikin gue gaharrr aje nih orang... *be-taring... @#$@#*%
11/10/11
Ruins of Angkor
Day 3, (12 Oct' 2011)
Sekitar pkl. 06.30 pagi aku sudah nangkring di restoran hotel yang berada di lantai 2. Pagi itu aku memilih duduk di pinggir dekat taman, ditemani bunga-bunga anggrek berwarna-warni yang kelopaknya bermekaran riang. Aku memesan menu hot milk tea dan banana pancake.
Selang sepeminuman teh, seorang pelayan wanita datang membawa pesananku. Aku hanya bisa tersenyum simpul saat melihat banana pancake yang aku pesan. Pancake = kulit kue dadar yang di dalamnya diisi pisang matang yang dipotong miring... Tak ada selai, madu atau apapun untuk membuat rasanya jadi manis... ;))
![]() |
sarapan pancake dan hot milk tea di restoran ;) |
Tak hanya itu, makanan yang disajikan pun dalam porsi jumbo (-_-*)
Uang yang harus aku keluarkan untuk membayar makan tersebut sekitar US$ 2.5
Setelah sarapan, aku akan mengunjungi Kompleks Angkor. Kebetulan kemarin malam aku telah janjian dengan Hom. Ia dan motornya yang akan menemaniku keliling Kompleks Angkor. Biaya yang kami sepakati adalah US$ 12. Biaya tersebut meliputi transportasi menuju Kompleks Angkor Thom, Ta Prohm Temple, Preah Khan, Angkor Wat, dan Phnom Bakheng Temple.
Sekedar informasi, dahulu kala... Angkor adalah ibukota Kerajaan Khmer. Istilah Angkor berasal dari bahasa sansekerta yang artinya 'negara'. Reruntuhan Angkor terletak di hutan dan tanah perladangan yang membentang antara Danau Tonle Sap dan perbukitan Kulen di utara. Situs ini terletak di dekat kota Siem Reap dan merupakan situs warisan dunia UNESCO.
11/2/11
Welcome to Cambodia
Holaaa...
Mumpung masih anget & masih segar di ingatan, aku mo cerita sedikit nih tentang perjalananku yang sorangan wae ke Cambodia (in Bahasa = Kamboja) beberapa waktu yang lalu.
hope u enjoy the story yaks... (^__^)
Doin' solo backpacker is amazing...
Alone in foreign country, depending on my self...
really need extra courage.
Thanks to Alloh SWT, I did it well... (/^_^)/
Perjalanan ini dimulai sekitar 6 bulan yang lalu, saat aku berburu tiket murah dari maskapai AA...
Saat itu, terpampang di layar monitorku penerbangan tujuan Ho Chi Minh City atau Sai Gon, ibukota negara Viet Nam. Harga yang ditawarkan maskapai tersebut sangat fantastis! Aku hanya perlu merogoh kocek sebesar IDR 481K, untuk membeli tiket PP (Jakarta - Ho Chi Minh - Jakarta)... ^_^
Day 1, (10 Oct' 2011)
Jakarta - Ho Chi Minh City
Dengan menumpang bus Damri, aku berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Waktu masih menunjukkan pkl. 13.45 WIB saat aku tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat yang akan membawaku terbang menuju Viet Nam berangkat pada pkl. 16.35 WIB. "Masih lama..," pikirku.
Mumpung masih anget & masih segar di ingatan, aku mo cerita sedikit nih tentang perjalananku yang sorangan wae ke Cambodia (in Bahasa = Kamboja) beberapa waktu yang lalu.
hope u enjoy the story yaks... (^__^)
Doin' solo backpacker is amazing...
Alone in foreign country, depending on my self...
really need extra courage.
Thanks to Alloh SWT, I did it well... (/^_^)/
Perjalanan ini dimulai sekitar 6 bulan yang lalu, saat aku berburu tiket murah dari maskapai AA...
Saat itu, terpampang di layar monitorku penerbangan tujuan Ho Chi Minh City atau Sai Gon, ibukota negara Viet Nam. Harga yang ditawarkan maskapai tersebut sangat fantastis! Aku hanya perlu merogoh kocek sebesar IDR 481K, untuk membeli tiket PP (Jakarta - Ho Chi Minh - Jakarta)... ^_^
Day 1, (10 Oct' 2011)
Jakarta - Ho Chi Minh City
Dengan menumpang bus Damri, aku berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Waktu masih menunjukkan pkl. 13.45 WIB saat aku tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat yang akan membawaku terbang menuju Viet Nam berangkat pada pkl. 16.35 WIB. "Masih lama..," pikirku.
Subscribe to:
Posts (Atom)