"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

11/10/11

Ruins of Angkor

cerita sebelumnya Welcome To Cambodia

Day 3, (12 Oct' 2011)

Sekitar pkl. 06.30 pagi aku sudah nangkring di restoran hotel yang berada di lantai 2. Pagi itu aku memilih duduk di pinggir dekat taman, ditemani bunga-bunga anggrek berwarna-warni yang kelopaknya bermekaran riang. Aku memesan menu hot milk tea dan banana pancake.

Selang sepeminuman teh, seorang pelayan wanita datang membawa pesananku. Aku hanya bisa tersenyum simpul saat melihat banana pancake yang aku pesan. Pancake = kulit kue dadar yang di dalamnya diisi pisang matang yang dipotong miring... Tak ada selai, madu atau apapun untuk membuat rasanya jadi manis... ;))

sarapan pancake dan hot milk tea di restoran ;)

Tak hanya itu, makanan yang disajikan pun dalam porsi jumbo (-_-*)
Aku hanya mampu menghabiskan setengah porsi, itu aje udah kenyang banget cuy... :p
Uang yang harus aku keluarkan untuk membayar makan tersebut sekitar US$ 2.5

Setelah sarapan, aku akan mengunjungi Kompleks Angkor. Kebetulan kemarin malam aku telah janjian dengan Hom. Ia dan motornya yang akan menemaniku keliling Kompleks Angkor. Biaya yang kami sepakati adalah US$ 12. Biaya tersebut meliputi transportasi menuju Kompleks Angkor Thom, Ta Prohm Temple, Preah Khan, Angkor Wat, dan Phnom Bakheng Temple.

Sekedar informasi, dahulu kala... Angkor adalah ibukota Kerajaan Khmer. Istilah Angkor berasal dari  bahasa sansekerta yang artinya 'negara'. Reruntuhan Angkor terletak di hutan dan tanah perladangan yang membentang antara Danau Tonle Sap dan perbukitan Kulen di utara. Situs ini terletak di dekat kota Siem Reap dan merupakan situs warisan dunia UNESCO.


Lanjutt.. Pagi itu sangat cerah, langit tampak biru dan air tetap bertengger dengan meriahnya di atas jalan raya. Hom telah siap di atas motor, menunggu aku yang sedang mengabadikan hostel dan banjir :D

Hostel, ojek, dan banjir... :D

Kemudian kami bergerak pergi. Hom mengendarai motor perlahan. Air bermuncratan saat kami lewat. Kupeluk tas berisi kamera dengan erat dan berharap kami tidak terjatuh... :p

Setelah melewati banjir, motor meluncur ke pinggiran kota. Sepanjang jalan menuju Kompleks Angkor dipenuhi pohon-pohon rindang, sejuk sekali melihatnya... (^_^)Harus kuakui, kota Siem Reap ini cantik... tertata rapih. Sepertinya kota ini memang telah disiapkan sedemikian rupa untuk melayani wisatawan asing yang hendak mengunjungi Kompleks Angkor.

Kompleks Angkor

Kami pun tiba di pintu masuk Kompleks Angkor. Aku harus membeli tiket masuk. Ada beberapa jenis tiket yang dijual. Aku memilih One Day Tour ticket dan merogoh kocek sebesar US$ 20.
Setelah membayar tiket, petugas meminta aku bergaya di depan kamera dan klik... aku di foto. Fotoku kemudian dicetak di atas kertas yang akan menjadi tiketku selama mengunjungi Kompleks Angkor ini. Proses cetak foto di tiket ini sangat cepat, aku tidak perlu menunggu lama.

"You have to show this ticket everytime you enter a temple. If you loose this ticket, you have to pay again. So, pleace be careful miss," kata mbak-mbak penjaga mengingatkanku.

kertasnya lecek..;))

Saat memasuki Kompleks Angkor, semakin banyak pohon-pohon yang menghias pinggir jalan, amat sangat asri... (^.^)
Kemudian kami melewati sungai Tonle Sap yang airnya berasal dari danau Tonle Sap, danau air tawar terbesar di Asia Tenggara.

pemandangan asri di kompleks angkor

Setelah itu di sayap kanan aku melihat gerbang candi yang sangat kesohor itu terbentang luas, gerbang Angkor Wat Temple... Tapi kami tidak berhenti di situ. Karena tujuan pertamaku adalah Angkor Thom Temple. Hari itu aku memang sengaja tidak ingin mengejar sun rise di Angkor Wat mengingat cuaca yang sering mendung, kupikir akan sia-sia saja menunggu sun rise.

Kompleks Angkor Thom

Setelah melewati Angkor Wat, kami tiba di pintu gerbang Angkor Thom. Di sini aku turun dari motor dan Hom menungguku di balik pintu gerbang. Its time to take pictures... :)

take pics. in front of the gate and beside Gods statues. each side of bridge contains 54 statues of Gods and 54 statues of demons.


The city of Angkor Thom, dibangun oleh Raja Jayavarman VII (yang memerintah dari tahun 1181 - 1219). Kompleks Angkor Thom memiliki lima gerbang yang tingginya mencapai 20 m dan dihiasi oleh motif favorit sang raja, yakni four faces (empat wajah) of Avalokiteshvara.

untuk keliling kompleks bisa naik gajah

Bayon Temple

Usai berpose di jembatan dan gerbang Angkor Thom, kami melanjutkan perjalanan. Setelah melewati hutan kecil yang rindang, kami tiba di Bayon Temple. Hom meninggalkanku sendiri di Kompleks Angkor Thom ini. Ia menunggu di tempat parkir.

"Nice smile," tutur penjaga candi saat melihat wajahku pada tiket... :D
Aku hanya tersenyum. Kulangkahkan kaki masuk ke dalam. Menurut pengamatanku, tidak ada yang istimewa dari Bayon Temple, entahlah... apa karena aku sudah melihat candi-candi yang ada di Indonesia, yang ternyata tidak jauh berbeda dengan yang ada di Cambodia... jadi buatku Bayon Temple tidak terlalu mengejutkan... :p

Sutralah kalo begeto... aku mau cerita dikit soal Bayon Temple ini. Infonya dapet dari Mbah Google. Kata Mbah Google, Kuil ini dibangun pada tahun 1190 Masehi oleh Raja Jayavarman VII. Bayon merupakan tempat ibadah bagi penganut agama budha, tapi di dalamnya mengandung beberapa elemen dari agama hindu.

four faces of Avalokiteshvara

Bayon Temple terkenal dengan pahatan patung 4 wajah Avalokiteshvara, salah satu dewa dalam agama budha. Konon, senyum pada pahatan patung four faces of Avalokiteshvara ini merupakan penggambaran senyum dari Raja Jayavarman itu sendiri.




bagian depan Bayon temple dan relief apsara

bagian dalam Bayon temple

Baphuon Temple

Dari Bayon, aku berjalan kaki menuju Baphuon Temple. Letak kuil ini persis di depan Bayon Temple. Begitu melihat tampilan depan kuil ini harus kuakui bahwa kuil ini terlihat cantik sekali... Sebuah jembatan beton membentang di atas kolam yang menjadi bagian dari kuil.
narsis di atas jembatannya

Bophuan temple dilihat dari atas

Menurut Mbah Google, bagian puncak kuil ini sengaja di desain menyerupai piramida sebagai penggambaran dari Gunung Meru. Gunung Meru (bahasa sansekerta) atau juga disebut Sumeru yang berarti 'Meru Agung', adalah gunung suci dalam kosmologi hindu, budha, dan jain. 

Gunung ini dianggap sebagai pusat alam semesta, baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Gunung ini merupakan tempat bersemayam para dewa, terutama Dewa Brahma dan dewata lainnya.  
Kok mirip sama Gn. Semeru di Indonesia ya?... jangan-jangan sodaraan lagi... hihihi...  ^_^

Piramida ini juga disebut sebagai The Tower of Bronze karena warnanya yang seperti perunggu. Cantik memang... :D

thx to my tripod

bagian atas kuil, mirip arsitektur yunani ya..;)

Candi Baphuon itu sendiri dibangun pada pertengahan abad 11 Masehi oleh Raja Udayadityawarman II. Pada awalnya, candi ini didedikasikan untuk memuja dewa Shiva dari agama hindu. Tapi pada akhir abad ke-15, candi ini dikonversi menjadi tempat ibadah penganut agama budha.

Phimeanakas Temple

Dari Baphuon, aku lanjut ke Phimeanakas Temple. Untuk menuju kuil ini aku harus melewati kolam kecil yang mengelilingi kuil dan mendaki tangga yang curam... -_-*

Kuil Phimeanakas ini terlihat lebih kecil dari Bayon maupun Baphuon. Bagian puncak kuil juga dibuat seperti piramida yang menggambarkan Gn. Meru. Tidak banyak yang bisa aku lihat di sini. Kuil terasa sempit dan hanya terdiri dari lorong-lorong.

tetep harus narsis

Kuil ini dibangun pada akhir abad 10 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Rajendravarman. Kemudian mengalami pemugaran pada jaman Raja Suryavarman II.

Phimeanakas Temple

Konon menurut legenda, sang raja selalu menghabiskan satu jam pertama di setiap malam di kuil ini bersama seorang gadis jelmaan dari seekor Naga. Siapapun tidak diperkenankan masuk ke dalam kuil saat pertemuan itu terjadi, termasuk sang ratu.

Jika sang naga (yang dipercaya sebagai penguasa tanah Khmer) tidak muncul pada satu malam, itu berarti umur sang raja tidak akan lama lagi. Dan jika yang terjadi adalah kebalikannya, itu berarti kerajaan akan tertimpa bencana.

The Terrace of The Elephants

Dari kuil Phimeanakas aku berjalan kaki menuju The Terrace of The Elephants. Kabarnya, teras ini digunakan oleh Raja Jayavarman VII sebagai tempat perayaan saat tentaranya menang di medan laga.  Teras ini juga digunakan sebagai tempat perayaan atau pesta rakyat dan tempat raja menjamu para tamunya.

gbr atas, teras menyatu dengan gerbang kuil Phimeanakas. gbr bawah, view di depan teras

relief gajah

Waktu menunjukkan pkl. 12.00 siang saat aku meninggalkan Terrace of The Elephants. Bersama Hom, aku meninggalkan Kompleks Angkor Thom...


bersambung ...  Kuil Tomb Rider



Salam,

Ifa Abdoel

No comments:

Post a Comment