cerita sebelumnya...
Warna-Warni Zat Pewarna Alami
Transplantasi Coral
Setelah belajar melakukan pewarnaan alami pada kain, kegiatan selanjutnya adalah transplantasi
coral (karang). Di luar bayanganku, transplantasi
coral kali ini berbeda dengan yang pernah aku lakukan sebelumnya (intip tulisanku yang lalu...
Bermain Dengan Hiu dan Menanam Terumbu Karang)
|
Petugas TNKS menerangkan proses transplantasi coral. |
Dengan mengambil tempat tak jauh dari dermaga, kami menyimak penjelasan dari seorang petugas TNKS tentang metode transplantasi yang digunakan. Kali ini metode yang digunakan adalah
metode substrat beton. Pada metode ini, beberapa bagian cabang karang indukan dipotong, kemudian bagian bawah potongan tadi ditempel dengan semen (agar dapat berdiri tegak). Setelah itu disusun dalam sebuah beton, kemudian ditanam/diletakkan di dasar laut.
O ya, karang yang ditransplantasi ini berjenis
acropora.
|
Metode substrat beton. |
Sayangnya... kali ini aku tidak bisa melakukan praktek langsung transplantasi coral tersebut. Pihak panitia hanya menjelaskan saja proses transplantasi. Mereka pun ternyata telah menyediakan karang-karang yang
telah di transplantasi. Jadi, yang kami lakukan tinggal menanamnya/membenamkan karang-karang tersebut ke dasar laut.
(Btw, karang yang telah ditransplantasi jumlahnya tidak banyak. Jadi aku dan yang lainnya hanya jadi penonton saja... menyaksikan mereka -peserta lain- melakukan penanaman... :p....
sirik ya faaa??... ahhh ngga ko... *tipuuuuu* :p )
|
Prosesi penanaman coral. |
Eh iya, aku cerita
dikit yah soal karang... (
dikit aja ko... ;) Menurut penjelasan petugas TNKS, karang indukan yang dipotong (untuk transplantasi) harus asli yang berasal dari alam. Tak hanya itu, media yang digunakan untuk transplantasi bisa menggunakan karang mati. Kalo yang ini namanya
metode rock field (
ehhh... bener
gak sih tulisannya?.. sorry
yah kalo salah... :D). Cara transplantasi dengan metode ini adalah, karang yang sudah dipotong dari induknya, ditempelkan di atas bongkahan karang mati, kemudian ditanam di dasar laut. Tetapi, jika karang mati tersebut telah ditumbuhi lumut, maka karang tersebut tidak bisa dijadikan wadah untuk transplantasi karena terdapat perbedaan sedimentasi.
Untuk jenis karang cabang, memakan waktu hingga satu bulan untuk tumbuh sepanjang 3 cm. Namun untuk karang bongkahan, bisa memakan waktu hingga tahunan untuk tumbuh setinggi 3 cm!
weedewww lama benerrr...
(klo begitu eke musti lebih hati-hati lagi niyyy klo lagi nyelem or snorkeling... :O)
Mau tau ciri-ciri karang yang masih hidup?
gampang... karang hidup memiliki warna yang beraneka ragam, sementara ciri karang mati warnanya putih. Karang juga memiliki lubang-lubang kecil yang disebut pori-pori. Lewat pori-pori itulah karang melakukan pembuahan.
O ya, karang merupakan hewan jenis
hemaprodit (berkelamin ganda), jadi ia bisa berkembangbiak sendiri. Saat berkembang biak, karang melepaskan ratusan
"zygot" atau
"bakal karang" lewat pori-porinya (
mmmhhh...
sorry aku lupa istilahnya apa klo untuk karang...
pake istilah pembiakan pada manusia aja
yahh hehehe... pisss... ;)
"Zygot-zygot" atau
"bakal karang" inilah yang nantinya akan menjadi karang dan tumbuh dewasa... (
heeeehhh???...
bener2 dianggap orang
nih karang...
heuuu :p )
|
Hadugh.. kaki siapa sih tuh dekil2 bangedd... :O |
|
Sempet-sempetin narsis.. ;)) |
O ya, selama hidupnya, karang bersimbiosis mutualisme dengan makhluk laut lainnya, yakni
Zoo Sanctela (
haduugghh... bener
ga sih tulisannya Zoo Sanctela?
sorry yak klo salah
lagih...
soale cuma modal
ngedengerin penjelasan dari petugas TNKS
doangan neehhh... :p). Zoo Sanctela menempel pada karang untuk menumpang hidup dan mempergunakan tentakelnya untuk mengambil makanan berupa plankton-plankton yang kemudian diberikan pada karang.
Ooo... mereka berbagi makanan rupanya... ^_^
Namun demikian, jangan meletakkan karang terlalu lama di atas permukaan air
yaww... karena hal itu akan menyebabkan karang jadi stress. Tandanya, karang tersebut akan mengeluarkan lendir... :O
Sekitar pkl. 11.30 WIB, acara transplantasi karang selesai. Setelah itu dilanjutkan dengan pengenalan
Dive Discovery atau olahraga selam dengan menggunakan alat SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Berhubung aku telah mengenal olahraga selam ini sebelumnya, maka aku melewati sesi ini. Sebagai penggantinya, panitia membantu aku dan teman-teman melakukan
fun dive di dekat dermaga Pulau Pramuka.
|
Pengarahan dive discovery oleh Kopaska. |
|
Peserta Jambore sedang mencoba dive discovery. |
Fun Dive
Karena hanya tiga orang dari kami saja yang membawa alat SCUBA lengkap, maka kami tinggal menyewa tabung saja. Sewa 5 tabung di Elang Dive Center harganya Rp 210 rebu *beuh..* Setelah mempersiapkan peralatan, secara bergilir kami melakukan
fun dive (maklumlah peralatan cuma 3 set...
so, kami musti gantian memakainya... :)
|
Peserta jambore yang lainnya latihan dayung dipimpin Kopaska. |
Aku menyelam di kedalaman sekitar 14m. Saat menyelam aku melihat banyak karang mati di sekitar dermaga. Namun demikian, aku dikejutkan dengan munculnya gerombolan ikan teri segede-gede jempol. Mereka berenang riang beriringan seolah sedang menggodaku... Tak tahan, aku pun menghampiri gerombolan ikan teri itu perlahan dan berusaha menyentuhnya... tapi tak berhasil... :p
Dengan gesit mereka menghindar. Tetapi tanpa kuduga, ikan-ikan itu kemudian malah berputar mengelilingiku... mereka melakukan
schooling dan aku tepat berada di tengah-tengah mereka...
huaaaaaaaa.... senang sekali
rasanyaaaaaa... ^_^
|
It's me.. ^_^ |
Tak lama setelah
schooling, mereka pun meninggalkan aku yang masih penasaran!!... Selanjutnya, tak kutemui pemandangan indah lainnya... :p Selama 26 menit kami menyelam, kemudian kami naik ke permukaan setelah sebelumnya melakukan
safety stop selama 4 menit. Usai sudah menyelam hari itu. Kami pun kembali ke penginapan untuk membersihkan diri.
|
Cerianya anak-anak pulau..^_^ |
|
Menjelang sunset.. |
Malam harinya, panitia menyiapkan sebuah acara
talk show. Kali ini membicarakan tentang jenis-jenis peralatan
survival dan penjelasan tentang kriteria pemilihan putra putri bahari.
Btw, untuk
talk show kali ini giliran aku yang mangkir... aku ketiduran di penginapan sehingga pada saat tiba di lapangan, acara
talk show telah berakir, berganti dengan acara
live music dangdut!
Saat lagu-lagu berirama dangdut diputar, kami semua (panitia dan peserta) bersatu... campur baur berjoget dan tertawa bersama melepas penat setelah seharian berkegiatan.... Puncaknya, saat panitia menyiapkan seorang peserta Jambore untuk tampil ke depan, bergaya seperti Mulan Jameela...
huehehehe...
mendingan liat potonya aja dahhh.... :)))
|
Lucuuuu... :)))) |
|
Tim dangduters.. ^_^ |
Sekitar pkl. 11.30, acara dangdutan usai. Kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat...
capeeeeeee.... :D
Bersambung...
Menanam Mangrove dan Melepas Penyu
Salam,
Ifa Abdoel
No comments:
Post a Comment