Aku masih ingat, ketika itu sekitar pkl. 19.00 WIB, aku sudah tiba di Stasiun Jatinegara. Malam itu (1/11/2008), aku hendak bertolak ke Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, dengan menggunakan kereta bisnis Senja Utama.
Menurut waktu yang tertera pada karcis, kereta yang akan kunaiki ini akan tiba di St. Jatinegara pkl. 19.22 WIB. Tapi ternyata, kereta datang terlambat. Sekitar pkl 20.30 WIB kereta baru tiba dan aku langsung menyerbu masuk ke dalam bersama penumpang lain... :p
Untung saja aku membeli karcis kereta sehari sebelum berangkat. Jika tidak, mungkin nasibku akan sama dengan penumpang lain yang tidak kebagian jatah kursi sehingga mereka harus duduk di lorong kereta (persis seperti keadaan di kereta ekonomi... :p).
Saat kereta melaju di daerah Karawang, insiden tidak menyenangkan terjadi. Kaca gerbong kereta dimana aku duduk mendapat hantaman keras dari sebongkah batu yang dilempar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Alhasil... serpihan kaca membanjiri aku dan penumpang lainnya. Untung saja kacanya tebal sehingga tidak sampai bolong, hanya meninggalkan retak yang besar... ckckckck :O
Sekitar pkl. 05.00 pagi aku tiba di St. Tawang, Semarang. Setelah sholat, aku duduk di peron stasiun, menunggu penjemput dari MDC. Satu jam kemudian, penjemput datang (Ayu & her exboyfriend-red). Kami langsung bergegas meninggalkan stasiun, menuju Jepara.
Ayu ngebut sengebut-ngebutnya demi mencapai kota Jepara sebelum pkl. 08.00 WIB. Kami memang harus mengejar kapal ferry ASDP yang bakal mengantar kami ke Kep. Karimunjawa. Untunglah kami tiba di Jepara tepat waktu.
Pelabuhan Jepara...
Seperti biasa... mejeng dolo ahh...
Pkl. 08.30 kapal menaikkan jangkar dan meninggalkan Jepara. Di dalam kapal aku memilih untuk tidur. Enam jam kemudian kami tiba di Pulau Karimunjawa, fiiiuhhh... lama tenan euy... ( baca Cara Menuju Kep. Karimunjawa)
P. Menjangan Besar (Day 2, 02/11/2008)
Dari pelabuhan, rame-rame kami jalan kaki menuju homestay Hamfah. Setibanya di homestay, dilakukan pembagian kamar. Aku mendapat jatah kamar di atas (loteng), bersama Ais dan Tika (my room mate... ^_^ ). Setelah itu, ice breaking... perkenalan dengan sesama peserta reef check. Dari perkenalan tersebut aku tau bahwa ada 18 orang peserta reef check dan berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Jakarta, Semarang, Bali, Kalimantan, Bandung, Jogja dan Solo. Oh ya, ada satu peserta cowok bule dari Itali...
Mejeng dolo di depan homestay...
my 'crazy' room mates... ^.^
Malam harinya, acara diisi dengan briefing pengenalan metode transek serta simulasi darat. Usai briefing, acara dilanjutkan dengan tedoorrr... zzzzz
Suasana saat briefing...
Paginya, sebelum sarapan kami olahraga terlebih dahulu (pemanasan). Sekitar pkl 08.00 pagi, kami bergegas menuju dermaga. ”Dermaga ini namanya dermaga syahbandar atau dermaga lama,” kata Huda Saka, sang ketua panitia, sambil menunjuk ke sebuah dermaga kecil di depanku yang banyak dilabuhi kapal-kapal kayu nelayan.
Pemanasan... hupppp
Pelabuhan Syahbandar...
Pelabuhan Syahbandar...
Di dermaga itu telah menunggu dua kapal kayu yang akan mengangkut kami menuju tempat penyelaman reef check yang pertama. Sebelum berangkat, tim penyelam yang akan melakukan reef check dibagi menjadi dua, masing-masing terdiri dari 10 orang peserta plus panitia. Tim pertama (Sopek A) menuju site reef check di P. Menjangan Besar, sedangkan tim kedua (Sopek B) akan menuju P. Menjangan Kecil. Kebetulan aku berada di tim pertama.
Di kapal (sebelum berangkat).
Panitia & peserta sama2 narsis... ^.^
Hari itu cuaca cukup cerah. Angin kencang menerpa wajah dan tubuhku saat kapal mulai bergerak meninggalkan dermaga. Setelah berlayar kurang lebih 40 menit, kami tiba di site reef check P. Menjangan Besar, waktu menunjukkan pukul 09.10 WIB. Dengan menggunakan global positioning system (GPS), beberapa orang panitia terjun ke laut mencari lokasi survei yang dilakukan tahun lalu.
”Setiap tahun kami memang melakukan survei reef check di tempat ini dan lokasi titik awal dan titik akhir survei kami tandai dengan pancang yang kami tanam pada terumbu karang,” jelas Huda.
”Kalau pancangnya nggak ketemu bagaimana?” tanyaku sambil membayangkan pancang itu terbawa arus badai atau dicuri oleh oknum nelayan.
”Kami akan mencari lokasi baru yang posisinya sesuai dengan GPS. Jadi, lokasi yang baru masih di sekitar lokasi sebelumnya,” terang Huda.
Sambil menunggu panitia menemukan lokasi dan memasang transek, aku dan beberapa teman diver tergiur melihat indahnya terumbu karang dari atas kapal (visibility di tempat ini masih baik). Kami memutuskan untuk snorkeling. Dari atas permukaan laut, tampak gerombolan ikan butterflyfish dan parrotfish hilir mudik mencari makan di sela-sela batu karang...^_^
Snorkeling time... ^_^
Setelah panitia selesai memasang transek, survei pun segera dilakukan. Para penyelam dibagi dalam 8 tim dimana masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Kedelapan tim tersebut dibagi lagi menjadi dua, empat tim turun di kedalaman 3m dan empat tim lainnya turun di kedalaman 10m. Masing-masing penyelam memegang data transek yang berbeda-beda. Ada yang memegang data fish, data invertebrata dan aku kebagian mendata substrat .
Saat sedang bersiap-siap untuk turun, aku sempat heran melihat beberapa teman komat-kamit sambil membaca buku saku panduan reef check.
”Diadema Urchin itu bulu babi, sea cucumber itu tripang, triton itu siput laut...,” kata Vivi yang memegang data invertebrata.
”Butterflyfish ikan yang mulutnya runcing... jenis snaper itu ikan yang tubuhnya berbentuk persegi panjang, moray eel itu belut, jenis grouper itu ikan yang bagian bibir atasnya lebih besar dari bibir bawah contohnya kerapu, sweetlips, napoleon...,” kata Dova yang memegang data fish.
Refleks aku langsung tertawa, ternyata mereka sedang menghafal nama-nama data pada invertebrata dan fish tohhh...^.^ takut salah survei hihihihi...
Tapi tawaku tidak berlangsung lama karena aku sendiri belum mengerti data substrat... :p
”Rubble atau RB adalah pecahan karang, Silt atau Clay adalah lempung yang jika tersentuh dapat membuat air laut langsung keruh dan letaknya di dasar laut. Lempung berbeda dengan pasir atau sand...” ujarku ikut-ikutan menekuni buku saku panduan reef check... :p kaya lagi ujian yaw... ;))
di atas kapal...
Setelah semuanya siap, aku turun di kedalaman 10m. Sambil memegang data substrat di tangan, aku menyusuri garis transek dan mulai mendata. Selama kurang lebih 25 menit aku mendata substrat, mulai dari titik nol transek hingga 20m. Kemudian aku naik ke permukaan.
Siap-siap turun...
Berikutnya, dua tim lainnya turun masing-masing pada kedalaman 3m dan 10m. Mereka mendata mulai dari titik 25m hingga 45m. Selanjutnya, dua tim lainnya turun dan mendata mulai dari titik 50m hingga 70m. Dua tim terakhir turun dan mendata mulai dari titik 75m hingga 100m.
P. Menjangan Kecil
Survei di P. Menjangan Besar selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Sambil istirahat dan makan siang, kapal kami pun melaju menuju tempat survei berikutnya, Pulau Menjangan Kecil. Pulau ini tidak jauh dari P. Menjangan Besar dan kami juga melakukan survei yang sama di pulau tersebut. Tapi kali ini aku kebagian mendata Invertebrata.
data yuukkkss.... ^.^
Sekitar pukul 16.00 WIB, survei pertama selesai dilakukan. Kami segera kembali ke homestay untuk melepas penat setelah seharian berada di laut. Angin yang kencang, ditambah pakaian yang basah membuat kami menggigil kedinginan saat kapal melaju kencang menembus riak gelombang yang mulai tinggi.
Satu jam kemudian, kami tiba di dermaga syahbandar dan langsung menuju homestay untuk beristirahat. Malamnya, kami mendiskusikan hasil reef check hari itu dan melakukan briefing untuk penyelaman esok hari.
Pulau Cemara Besar (Day 3, 02/11/2008)
Esok paginya, setelah pemanasan dan sarapan, kami bergerak menuju Pulau Cemara Besar. Di pulau ini kami juga melakukan reef check sama seperti yang kami lakukan di dua pulau sebelumnya. Metode yang dilakukan pun sama.
catet... catet...
pita ukur...
Tanjung Gelam
Usai melakukan survei di P. Cemara Besar, kami melaju ke Tanjung Gelam. Tanjung Gelam merupakan salah satu tempat reef check yang terletak di P. Karimunjawa. Di tempat ini kami juga melakukan pendataan yang sama.
”Mbak, di site ini coralnya bagus-bagus deh, tapi kebanyakan jenis coral table,” kata Ayu, salah seorang panitia MDC.
Hmm... aku setuju dengan perkataannya Ayu karena dari atas kapal aku bisa melihat begitu banyak coral table dengan ukuran yang besar tersusun indah memenuhi dasar laut. Di sini aku sempat heran karena dari atas kapal aku masih bisa melihat terumbu karang yang jaraknya 10m di bawah permukaan laut. Padahal, Tanjung Gelam terletak di pulau terbesar dan berpenghuni. Ternyata visibility di tempat ini masih terjaga dengan baik. Patut diacungi jempol... ^.^
coral table...
Sekitar pukul 14.30 WIB, survei di Tanjung Gelam, selesai dilakukan. Kami pun segera kembali ke penginapan. Malamnya, kami melakukan evaluasi hasil reef check dan membuat kesimpulan akhir. Hasilnya, secara keseluruhan ekosistem di pulau-pulau yang kami check mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, baik itu dari jumlah ikan maupun terumbu karang yang ada...^.^
Hal itu bisa dilihat dari berkurangnya Diadema Urchin (Bulu Babi) yang kerap dijadikan indikator rusaknya suatu wilayah terumbu karang. Begitu pula dengan coral disease (penyakit pada karang) dan sampah yang kerap menghantui perairan di kepulauan Karimunjawa, semakin sedikit ditemui... ^.^
A whole team... berpose di depan homestay Hamfah...
Unforgetable moment.. ^.^
Mengikuti kegiatan reef check bukan pekerjaan yang sulit bahkan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Setiap penyelam bisa melakukannya, termasuk penyelam rekreasi seperti aku. Jadi, tunggu apa lagi... ayo lestarikan laut kita!
bersambung... Bermain Dengan Hiu Dan Menanam Terumbu Karang
Salam,
Ifa Abdoel
No comments:
Post a Comment