Pertengahan tahun 2007, tepatnya tanggal 15 Mei, aku mendapat tugas yang tidak aku sangka-sangka... menyelam di Pulau Derawan... gretong!.... ^.^
Sumpehhh... saat itu aku merasa takjub dan seneng bangettttttttt... apalagi kali ini nyelemnya bareng sama CDC, Jejak Petualang Trans 7 dan Tarakan TV. Lumayan kan bisa nongol di tipi hihihi...:D
oke than.. here is my story... ;)
Tanggal 15 Mei 2007 kami tiba di Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Setelah menginap sehari di kota tersebut, kami berangkat menuju gugusan Kepulauan Derawan. Dari bandara Juwata, Tarakan, kami menggunakan pesawat perintis menuju Pulau Berau. Tidak sampai setengah jam, kami melayang di ketingian 8000 kaki sampai akhirnya mendarat di bandara Kalimaru, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kaltim. Setelah mendarat, langsung cabut menuju dermaga Berau Coal.
Dari dermaga, kami berangkat menuju Pulau Derawan menggunakan speed boat bermesin 200 PK. Dengan kecepatan tinggi, speed boat yang membawa kami melaju di atas sungai Segah. Sungai Segah ini lebar banget lho... kira-kira 200m... ckckck... (aseli, sungai di kalimantan emang lebarrrr-lebarrrrrr bangettttttt.... ^.^)
O ya, di sepanjang sungai banyak ditumbuhi pohon nipah, bakau dan pohon tropis lainnya. Sesekali boat yang kami tumpangi berjalan zig-zag menghindari sampah-sampah kayu yang ada di sepanjang sungai. Beberapa kali boat juga harus terhempas saat melaju di atas riak gelombang yang ditimbulkan kapal lain. Kalo lagi begini, pantat (sorry) sakit dah...:p
Entah karena tidak banyak penduduk di sepanjang sungai Segah atau tidak banyak penduduk yang menggunakan transportasi air, di sepanjang perjalanan aku jarang sekali melihat kapal kayu maupun speed boat yang melintas. Cuma beberapa kali aja kami berpapasan dengan kapal tongkang yang mengangkut batu bara milik PT. Berau Coal, itu pun bisa dihitung dengan jari. Kebayang kan... hanya speed boat yang kami tumpangi aja yang melaju sendiri di atas sungai segah yang panjang dan lebarrrrr... hmmmm ^.^
Dua jam kemudian, speed boat meninggalkan sungai Segah dan memasuki lautan lepas. Siang itu laut begitu biru dan tenang, tidak bergelombang. Hmm... kalo begini bisa cepet sampe ke Pulau Derawan nih... Bener aja... empat puluh lima menit kemudian, kami tiba di Pulau Derawan.
Sumpehhhh... saat menginjakkan kaki di dermaga P. Derawan, gue langsung jatuh cinta sama pulau ini. Pasir pantainya putih... bersih... apalagi saat itu air laut sedang surut. So, dasar lautnya keliatan jelas bangettt... berbagai macam ikan laut berwarna-warni wara-wiri di sekitar dermaga. Gak cuma itu, beberapa ekor penyu hijau berukuran cukup besar pun terlihat berenang dengan santai di pinggir dermaga seolah hendak mengucapkan selamat datang di Pulau Derawan, wedewww...^.^
Menurut literatur yang gue baca. Pulau Derawan merupakan salah satu pulau dari 21 pulau yang ada di gugusan Kepulauan Derawan yang dikembangkan menjadi kawasan wisata laut dan konservasi biota laut. Pulau Derawan terkenal sebagai salah satu kawasan pengembangbiakkan penyu hijau. Tujuannya untuk melindungi satwa ini dari kepunahan.
Usai istirahat, sekitar pukul 16.30 WITA kami menuju ujung dermaga untuk mempersiapkan diri melakukan penyelaman di sekitar dermaga Pulau Derawan, tepatnya di jetty spot.
Ada 9 orang yang melakukan penyelaman, terdiri dari 3 orang kru Jejak Petualang Trans 7, aku dan 5 orang dari CDC.
Setelah menyiapkan alat-alat SCUBA diving, kami pun melakukan briefing dan berdoa sejenak yang dipandu oleh dua orang dive guide setempat. Berikutnya adalah penentuan buddy (mitra/rekan saat penyelaman).
Setelah itu, satu persatu para diver menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai pasang. Sore itu air laut cukup jernih dengan tingkat visibility (jarak pandang di dalam laut) sekitar 20 m sehingga aku bisa dengan jelas melihat terumbu karang di dasar laut.
Berbagai macam sponges (bunga karang)tampak menghiasi dasar laut. Ada Giant Barrel Sponge (seperti gunung dengan lubang di tengahnya), Spiky Sponge, Tube Sponge, Giant Clam (sejenis kerang) dan lainnya. Berbagai bentuk coral (karang) pun bisa ditemui di perairan ini, seperti Table Coral, Wire Coral, Gorgonian Fan, Dome Coral, Wrinkled Soft Coral (bentuknya seperti otak manusia) dan masih banyak lagi (berkat buku 'Marine Life of Southeast and The Pasific', sedikit banyak aku tau nama-nama biota laut yang ada di Kepulauan Derawan, thx ya buku...:D).
Tak hanya coral dan sponge, berbagai warna bintang laut serta ikan-ikan yang melayang si sekitar kami terlihat sangat indah. Diantaranya jenis Lionfish, Sweetlips, Butterflyfish, Parrotfish (kebanyakan berwarna biru) dan Crocodile fish. Juga berbagai jenis Clown Anemonefish, Palette Surgeonfish dan Moorish Idol, hmmm... jadi inget pilem 'Nemo'... hehehe... Sebenarnya masih banyak lagi jenis ikan yang aku lihat, tapi karena keterbatasan pengetahuan, aku nggak tau semua nama biota laut yang aku temui :p
Beberapa kali kami sempat terkena arus bawah laut yang cukup kuat. Kalau sudah begitu, aku segera meraih karang yang ada paling dekat untuk berpegangan agar tidak terbawa arus, wedewww...
Sekitar 35 menit aku berada di kedalaman 17,4 m. Begitu melihat tanda di regulator persediaan oksigenku udah menipis. Aku segera memberi tanda pada buddy dan kami memutuskan untuk naik ke permukaan. Tapi sebelumnya kami harus berhenti dulu di kedalaman 4 - 5 m untuk melakukan safety stop selama 3 menit. Safety stop atau berhenti sejenak dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan (paru-paru bisa pecah jika penyelam langsung naik ke permukaan dengan cepat tanpa melakukan safety stop, begitchu...).
Usai penyelaman pertama, kami pun beristirahat sambil menunggu penyelaman yang kedua, night dive (menyelam di malam hari).
Night Dive Begin...
Menjelang malam, kami bersiap-siap untuk melakukan peyelaman yang kedua. Sempat terbersit rasa khawatir dalam diriku, ketika hendak melakukan penyelaman di malam hari. Pasalnya, ini pertama kalinya aku mencoba menyelam di malam hari. Untung saja teman2 diver, terus menyemangati sehingga perlahan-lahan rasa khawatir pun sirna... mmm...^.^
Sekitar pukul 20.00 WITA persiapan night dive dimulai. Persiapan yang dilakukan tidak berbeda dengan penyelaman sebelumnya, hanya saja kami perlu menggunakan senter sebagai alat penerangan di dalam air. Saat sedang melakukan persiapan diving, tiba-tiba kami dikejutkan dengan munculnya penyu hijau yang dukup besar di pinggir dermaga. Nggak pake babibu... aku langsung lari ke tepi dermaga untuk ngelihat penyu itu. Sorry ya norak hehehe...
Usai briefing dan berdoa, satu persatu diver mulai menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai bergelombang. Karena gelombang arus laut terlihat kuat, kali ini kami menyelam persis di dekat dermaga P. Derawan.
Takjub... itu yang aku rasakan saat berada di dalam air, malam hari... sinar lampu senter cukup terang menyinari kedalaman laut. Beberapa ikan laut keliatan cuek aja hilir mudik, gak peduli kalo lagi aku liatin hihihi... O ya, saat menggunakan senter di dalam air, sinar senter tidak boleh langsung menyinari mata ikan. Soalnya, hal itu bisa membuat ikan menjadi panik dan pergi.
Setelah beberapa saat berada di dalam air, tiba-tiba salah seorang dari kami menggerak-gerakkan senternya dengan cepat. Itu pertanda, ia menemukan biota laut yang unik. Kami pun segera menghampiri, ternyata di dasar laut tampak Stonefish sedang berdiam diri. Stonefish merupakan ikan yang memiliki kulit unik. Warna tubuhnya bercak-bercak tak beraturan, hampir sama dengan warna karang, di beberapa bagian tampak seperti tembok tua yang terkelupas. Dengan warna kulit seperti itu, Stonefish menjadi species laut yang ahli dalam melakukan undercover alias menyamar. Ikan ini juga memiliki racun yang berguna untuk menjerat mangsanya, wuihhh...^.^
Selain Stonefish, aku juga menemukan Cleaner Coral Shrimp, beberapa jenis parrotfish yang sedang bersembunyi di balik karang dan masih banyak lagi... Setelah hampir 36 menit menyelam di kedalaman 20 m, aku dan buddy naik ke permukaan. Saat kami sedang berada di safety stop, tiba-tiba seekor penyu hijau yang cukup besar melintas tenang di atas kami, so beautifulllll...^.^
Waktu menunjukkan pukul 21.30 WITA saat aku berada di atas dermaga. Cape euy... usai menyelam, aku langsung menuju resort untuk membersihkan diri, makan malam dan tedorrrrr... zzzzzzzzz
(Bersambung... Mencari Manta Ray di Pulau Sangalaki)
source: WBC Magazine (I was a reporter at WBC Magazine, when I did this trip... ^_^...)
Sumpehhh... saat itu aku merasa takjub dan seneng bangettttttttt... apalagi kali ini nyelemnya bareng sama CDC, Jejak Petualang Trans 7 dan Tarakan TV. Lumayan kan bisa nongol di tipi hihihi...:D
oke than.. here is my story... ;)
Tanggal 15 Mei 2007 kami tiba di Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Setelah menginap sehari di kota tersebut, kami berangkat menuju gugusan Kepulauan Derawan. Dari bandara Juwata, Tarakan, kami menggunakan pesawat perintis menuju Pulau Berau. Tidak sampai setengah jam, kami melayang di ketingian 8000 kaki sampai akhirnya mendarat di bandara Kalimaru, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kaltim. Setelah mendarat, langsung cabut menuju dermaga Berau Coal.
Dermaga Berau Coal, Tj. Redeb, Kaltim
eh iya... Putri Patricia juga ikut dalam rombongan kami...
(Dermaga Berau Coal)
Dari dermaga, kami berangkat menuju Pulau Derawan menggunakan speed boat bermesin 200 PK. Dengan kecepatan tinggi, speed boat yang membawa kami melaju di atas sungai Segah. Sungai Segah ini lebar banget lho... kira-kira 200m... ckckck... (aseli, sungai di kalimantan emang lebarrrr-lebarrrrrr bangettttttt.... ^.^)
O ya, di sepanjang sungai banyak ditumbuhi pohon nipah, bakau dan pohon tropis lainnya. Sesekali boat yang kami tumpangi berjalan zig-zag menghindari sampah-sampah kayu yang ada di sepanjang sungai. Beberapa kali boat juga harus terhempas saat melaju di atas riak gelombang yang ditimbulkan kapal lain. Kalo lagi begini, pantat (sorry) sakit dah...:p
Entah karena tidak banyak penduduk di sepanjang sungai Segah atau tidak banyak penduduk yang menggunakan transportasi air, di sepanjang perjalanan aku jarang sekali melihat kapal kayu maupun speed boat yang melintas. Cuma beberapa kali aja kami berpapasan dengan kapal tongkang yang mengangkut batu bara milik PT. Berau Coal, itu pun bisa dihitung dengan jari. Kebayang kan... hanya speed boat yang kami tumpangi aja yang melaju sendiri di atas sungai segah yang panjang dan lebarrrrr... hmmmm ^.^
Dua jam kemudian, speed boat meninggalkan sungai Segah dan memasuki lautan lepas. Siang itu laut begitu biru dan tenang, tidak bergelombang. Hmm... kalo begini bisa cepet sampe ke Pulau Derawan nih... Bener aja... empat puluh lima menit kemudian, kami tiba di Pulau Derawan.
P. Derawan
Sumpehhhh... saat menginjakkan kaki di dermaga P. Derawan, gue langsung jatuh cinta sama pulau ini. Pasir pantainya putih... bersih... apalagi saat itu air laut sedang surut. So, dasar lautnya keliatan jelas bangettt... berbagai macam ikan laut berwarna-warni wara-wiri di sekitar dermaga. Gak cuma itu, beberapa ekor penyu hijau berukuran cukup besar pun terlihat berenang dengan santai di pinggir dermaga seolah hendak mengucapkan selamat datang di Pulau Derawan, wedewww...^.^
Penyu Hijau berenang dengan bebasnya...
yipiiiiiii........
Menurut literatur yang gue baca. Pulau Derawan merupakan salah satu pulau dari 21 pulau yang ada di gugusan Kepulauan Derawan yang dikembangkan menjadi kawasan wisata laut dan konservasi biota laut. Pulau Derawan terkenal sebagai salah satu kawasan pengembangbiakkan penyu hijau. Tujuannya untuk melindungi satwa ini dari kepunahan.
Welcome to Derawan Island.... ^.^
Usai istirahat, sekitar pukul 16.30 WITA kami menuju ujung dermaga untuk mempersiapkan diri melakukan penyelaman di sekitar dermaga Pulau Derawan, tepatnya di jetty spot.
Persiapan sebelum penyelaman di dermaga.
Setelah menyiapkan alat-alat SCUBA diving, kami pun melakukan briefing dan berdoa sejenak yang dipandu oleh dua orang dive guide setempat. Berikutnya adalah penentuan buddy (mitra/rekan saat penyelaman).
Persiapan turun ke laut...
Setelah itu, satu persatu para diver menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai pasang. Sore itu air laut cukup jernih dengan tingkat visibility (jarak pandang di dalam laut) sekitar 20 m sehingga aku bisa dengan jelas melihat terumbu karang di dasar laut.
Berbagai macam sponges (bunga karang)tampak menghiasi dasar laut. Ada Giant Barrel Sponge (seperti gunung dengan lubang di tengahnya), Spiky Sponge, Tube Sponge, Giant Clam (sejenis kerang) dan lainnya. Berbagai bentuk coral (karang) pun bisa ditemui di perairan ini, seperti Table Coral, Wire Coral, Gorgonian Fan, Dome Coral, Wrinkled Soft Coral (bentuknya seperti otak manusia) dan masih banyak lagi (berkat buku 'Marine Life of Southeast and The Pasific', sedikit banyak aku tau nama-nama biota laut yang ada di Kepulauan Derawan, thx ya buku...:D).
Butterfly fish...
Tak hanya coral dan sponge, berbagai warna bintang laut serta ikan-ikan yang melayang si sekitar kami terlihat sangat indah. Diantaranya jenis Lionfish, Sweetlips, Butterflyfish, Parrotfish (kebanyakan berwarna biru) dan Crocodile fish. Juga berbagai jenis Clown Anemonefish, Palette Surgeonfish dan Moorish Idol, hmmm... jadi inget pilem 'Nemo'... hehehe... Sebenarnya masih banyak lagi jenis ikan yang aku lihat, tapi karena keterbatasan pengetahuan, aku nggak tau semua nama biota laut yang aku temui :p
Lion Fish...
Beberapa kali kami sempat terkena arus bawah laut yang cukup kuat. Kalau sudah begitu, aku segera meraih karang yang ada paling dekat untuk berpegangan agar tidak terbawa arus, wedewww...
Sekitar 35 menit aku berada di kedalaman 17,4 m. Begitu melihat tanda di regulator persediaan oksigenku udah menipis. Aku segera memberi tanda pada buddy dan kami memutuskan untuk naik ke permukaan. Tapi sebelumnya kami harus berhenti dulu di kedalaman 4 - 5 m untuk melakukan safety stop selama 3 menit. Safety stop atau berhenti sejenak dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan (paru-paru bisa pecah jika penyelam langsung naik ke permukaan dengan cepat tanpa melakukan safety stop, begitchu...).
It's me... ^_^
Usai penyelaman pertama, kami pun beristirahat sambil menunggu penyelaman yang kedua, night dive (menyelam di malam hari).
Night Dive Begin...
Menjelang malam, kami bersiap-siap untuk melakukan peyelaman yang kedua. Sempat terbersit rasa khawatir dalam diriku, ketika hendak melakukan penyelaman di malam hari. Pasalnya, ini pertama kalinya aku mencoba menyelam di malam hari. Untung saja teman2 diver, terus menyemangati sehingga perlahan-lahan rasa khawatir pun sirna... mmm...^.^
Derawan Island in the evening.
Sekitar pukul 20.00 WITA persiapan night dive dimulai. Persiapan yang dilakukan tidak berbeda dengan penyelaman sebelumnya, hanya saja kami perlu menggunakan senter sebagai alat penerangan di dalam air. Saat sedang melakukan persiapan diving, tiba-tiba kami dikejutkan dengan munculnya penyu hijau yang dukup besar di pinggir dermaga. Nggak pake babibu... aku langsung lari ke tepi dermaga untuk ngelihat penyu itu. Sorry ya norak hehehe...
Usai briefing dan berdoa, satu persatu diver mulai menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai bergelombang. Karena gelombang arus laut terlihat kuat, kali ini kami menyelam persis di dekat dermaga P. Derawan.
nyeburrrr....
Takjub... itu yang aku rasakan saat berada di dalam air, malam hari... sinar lampu senter cukup terang menyinari kedalaman laut. Beberapa ikan laut keliatan cuek aja hilir mudik, gak peduli kalo lagi aku liatin hihihi... O ya, saat menggunakan senter di dalam air, sinar senter tidak boleh langsung menyinari mata ikan. Soalnya, hal itu bisa membuat ikan menjadi panik dan pergi.
Kru Jejak Petualang yang sedang mengambil gambar...
Setelah beberapa saat berada di dalam air, tiba-tiba salah seorang dari kami menggerak-gerakkan senternya dengan cepat. Itu pertanda, ia menemukan biota laut yang unik. Kami pun segera menghampiri, ternyata di dasar laut tampak Stonefish sedang berdiam diri. Stonefish merupakan ikan yang memiliki kulit unik. Warna tubuhnya bercak-bercak tak beraturan, hampir sama dengan warna karang, di beberapa bagian tampak seperti tembok tua yang terkelupas. Dengan warna kulit seperti itu, Stonefish menjadi species laut yang ahli dalam melakukan undercover alias menyamar. Ikan ini juga memiliki racun yang berguna untuk menjerat mangsanya, wuihhh...^.^
Selain Stonefish, aku juga menemukan Cleaner Coral Shrimp, beberapa jenis parrotfish yang sedang bersembunyi di balik karang dan masih banyak lagi... Setelah hampir 36 menit menyelam di kedalaman 20 m, aku dan buddy naik ke permukaan. Saat kami sedang berada di safety stop, tiba-tiba seekor penyu hijau yang cukup besar melintas tenang di atas kami, so beautifulllll...^.^
Coral Shrimp...
Waktu menunjukkan pukul 21.30 WITA saat aku berada di atas dermaga. Cape euy... usai menyelam, aku langsung menuju resort untuk membersihkan diri, makan malam dan tedorrrrr... zzzzzzzzz
(Bersambung... Mencari Manta Ray di Pulau Sangalaki)
source: WBC Magazine (I was a reporter at WBC Magazine, when I did this trip... ^_^...)
Salam,
Ifa Abdoel
pengen...juga tuh jalan jalan ke pulau derawan atau sangalaki..hehehehehe...kapan ya kesana?
ReplyDelete@ baburinix: nabung... nabung... nabung... ^_^
ReplyDeletembakk aku mau belajar diving gimana caranya ya ?
ReplyDeleteikutan kursus diving aja klo emg pgn jd diver. nti km dpt lisence open water...:D
ReplyDeletedi jkt ada byk tmpt kok klo mo kursus diving, tinggal pilih mo pake CMAS/PADI/SSI/NAUI dll... semuanya bgs2...
tp klo sekedar pgn nyoba diving, bisa coba dive discovery... di seaworld ada tuh klo mo coba dive discovery ;)
salam,
ifa