"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

7/8/13

Another Paradise @ Lampung



Halo haloo...
Daku mo cerita lagi ahhh...
Kali ini trip daku saat berkunjung ke Lampung. Tripnya sendiri sih udah lama yah, bulan April yang lalu. Jadi mangap aje kalo postingnya kelamaan, hihihi... maren-maren moodnye lagi kaga nongol... beuhhh... #ngeles ;))

Olrite olrite... ga usah pake babibu lagi... please enjoy my story ;)

Cerita ini dimulai disuatu musim pancaroba, di satu negeri yang bernama Indonesia...
Aku sedang berada di dalam kamar saat bunyi bunyian dari hp terdengar. Whatsapp group message dari seorang teman: “Ada yang mau ikut gue ga, ngetrip ke Pulau Pahawang, Lampung? Nginepnya di tenda pleton, biaya sekian sekian dll... dst...”

Sejenak pikiranku melayang... kata ‘Pulau Pahawang’ belakangan ini cukup akrab ditelingaku. Beberapa kali aku pernah membaca artikel perjalanan ke pulau tersebut. Sepertinya Pahawang tempat yang menarik untuk melepaskan diri dari penatnya hidup di kota Jakarta. Apalagi katanya pemandangan bawah lautnya masih perawan! hmm... why not?

Hari berikutnya...

Mataku sibuk mengawasi huruf demi huruf di layar monitor komputer kantor. Sebuah email dari group mailinglist backpacker menarik perhatianku, tawaran trip ke Lampung - Pulau Pahawang digagas oleh sebuah Tour Operator (TO). Di situ tertulis: Trip Lampung (P. Kelagian, P. Pahawang, dan sekitarnya). Harga Rp. 495 rebu/pax, penginapan vila AC, dst...
"Hah.. tarifnya sama!" seruku tertahan.

Yang berbeda hanya penginapannya saja. Yang ini di vila AC, bukan di tenda pleton. Sejenak aku bimbang, namun setelah gagal bernegosiasi dengan teman untuk mendapatkan harga yang lebih murah, kuputuskan untuk membatalkan trip bareng teman tersebut, dan memilih bergabung dengan trip yang digagas TO ini. "Nggak mau rugi? whatever!" ucapku dalam hati.

Day 1 (19 April 2013) Jakarta - Lampung

Lalu lintas di depan Slipi Plaza malam itu terlihat padat. Dengan santai aku memasuki halaman depan Slipi Plaza (tempat meeting point), sambil memperhatikan orang-orang di sekitar situ. Waktu sudah menunjukkan pkl. 08 malam.

Di beberapa sudut dan anak tangga plaza duduk bergerombol anak-anak muda dengan atribut ransel, t-shirt, dan jacket. Sesekali terdengar suara tawa terbahak-bahak. Kepulan asap rokok terlihat menyebar mengelilingi mereka. Sebagian asap terhirup oleh mereka yang tidak merokok, sebagian lagi membumbung tinggi melingkar-lingkar di udara, kemudian lenyap ditiup angin. (Please no smoking.. smoke will kill you faster!)

Melangkah aku mendekati tepi bangunan plaza, duduk di antara gerombolan tersebut, menunggu.. Dua orang wanita bertubuh besar dengan backpack di pundak, berjalan ke arahku. Mereka duduk persis disampingku. Dengan ramah keduanya menyapa dan tak dinyana, mereka adalah peserta trip ke Lampung, Pahawang. Jabat tangan pun terulur. Amanda dan Nina.. itu nama mereka.

Satu persatu peserta mulai berdatangan. Setelah semuanya hadir, kami bergerak menuju halte bus, menunggu bus tujuan pelabuhan Merak. Sekitar pkl. 20.45 bus AC tujuan pelabuhan Merak yang aku tumpangi bergerak menembus gelapnya malam. Tarif bus AC yang harus kubayar sebesar Rp. 18 rebu, *beuh..*

Tak banyak yang bisa kulakukan di dalam bus, mau tidur tapi nggak bisa, padahal ngantuk banget.. (T__T) Entah malam itu sudah berapa kali bus berhenti untuk menurunkan dan mengambil penumpang (yaelahh.. iseng amat sih lo fa ngitungin.. -_-*) yang pasti, hampir tengah malam, bus tiba di Pelabuhan Merak.

Dengan perut keroncongan, aku bergegas menghampiri warung makan padang yang terletak di area pelabuhan, yang lain mengikuti. Makan malamku selesai bertepatan dengan datangnya peserta lain. Segera kami masuk ke dalam pelabuhan. Tiket per orang untuk penyeberangan dari Merak ke Pelabuhan Bakaheuni Rp. 11.500 *beuh..*

(FYI: saat ini (2013) tiket penyebrangan dari Merak – Bakaheuni Rp. 13.000/orang mengikuti kenaikan harga premium).

Berbondong bondong kami memasuki kapal ferry, antri di belakang penumpang lain sambil celingak celinguk mencari tempat duduk. Tak jauh dari pintu masuk yang sekaligus juga pintu keluar, terdapat dua carik kertas putih dengan tulisan spidol menghiasi pintu pertama dan kedua, bunyinya “Ruang Lesehan Rp. 8.000” dan “Ruang VIP Rp. 10.000”.

Ruang VIP terpaksa kami pilih karena ruang lesehan sudah penuh (aka. kaga kebagian tempat cuyy.. -_-*). Ruang VIP ini mirip seperti ruang display furniture. Di seluruh ruangan yang tidak terlalu besar itu, sofa-sofa disusun membentuk kubus dengan meja kayu di bagian tengah. Di sudut-sudut ruang berderet kursi-kursi tunggal yang menempel pada dinding kapal. Di salah satu sudut ruang VIP itulah aku meletakkan backpack dan rebahan..

Kursi yang terlalu sempit untuk rebahan plus sinar lampu yang terang benderang, ditambah riuhnya penumpang yang hilir mudik membuat mataku tidak bisa terpejam. Entah butuh waktu berapa lama sampai akhirnya mataku benar-benar terkatup rapat.

(Belakangan si Fitri (salah satu peserta trip-red) cerita bahwa sebenarnya di bagian atas kapal masih terdapat ruang VIP lainnya, yang jauh lebih besar dan lebih nyaman, terdiri dari sofa tidur lengkap dengan bantalnya.. jiaaa...lo ngomong telat banget sih fitttt.. hicks! X_x)

Baru saja aku terlelap tiba-tiba sentuhan keras di tangan membuatku terbangun. Seorang petugas kapal dengan suara lantang berdiri di sebelahku, menagih biaya ruang VIP yang harus kubayar, Rp. 10.000; (Siiyyaalll... baru juga merem, eh malah dibangunin.. -_-!). Aku pun langsung terjaga dan ga bisa tidur lagiii.. :’(

Sekitar pkl. 03 pagi kapal fery yang mengangkut kami merapat di Pelabuhan Bakaheuni, Lampung. Di situ mobil travel sudah menanti. Satu persatu kami naik ke dalam mobil travel yang memang sudah dipesan sebelumnya, dan langsung cusss.. bergerak menuju Pelabuhan Ketapang. 

(FYI: Bagi para backpacker yang ingin menuju Dermaga Ketapang, dari Pelabuhan Bakaheuni kamu bisa naik travel ke Bandar Lampung, dan menyewa mobil/travel/angkot dari terminal Rajabasa, Bandar Lampung
atau
dari Pelabuhan Bakaheuni kamu bisa menyewa mobil travel yang akan langsung mengantarkan kamu ke Dermaga Ketapang. Karena memang tidak ada angkutan atau bus yang menuju tempat itu. Jangan lupa untuk menegosiasikan harga sewa.)

Selama di perjalanan, yang berusaha aku lakukan adalah tidur. Tapi apa daya, supir yang ngegas puolll dan jalanan yang berkelok kelok (kadang berbatu) membuat tidurku kembali tak karuan alias nggak bisa nyenyak.. aaakkk... (T__T)

Pkl. 05.10 pagi, kami tiba di Dermaga Ketapang. Matahari masih bersembunyi diperaduannya saat kami numpang sholat subuh di mesjid setempat. Sambil menunggu matahari terbit, mendingan foto-foto di dermaga aja kali yeee...

View di Dermaga Ketapang.

Liat deh warna langitnya, cakep ya... :)

Akuh narsis doeloe yaaa... ^_^

Lagi-lagi narsis... ;)

Suasana sepi dan tenang di pagi itu dikagetkan oleh bunyi musik yang super kenceng... keluar dari sebuah salon berukuran sedang yang ditangkring di atas salah satu perahu. Suasana pagi itu pun mendadak meriahhh... yeaaayyy.. ^_^

Saat mentari mulai menyorotkan sinarnya, kami beranjak meninggalkan Dermaga Ketapang. Dengan satu mesin di bagian belakang, perahu bergerak perlahan menuju Pulau Kelagian Besar. 
Perahu kayu full musik yang aku naiki milik Pak Yanto. Daya angkutnya kurang lebih 15 orang.

Dermaga Ketapang dan sampah.

Di atas perahu menuju P. Kelagian Besar...

Alhamdulillah cuaca pagi itu sangat bersahabat. Semilir angin pagi dan riak-riak kecil air laut menemani perjalanan kami ke P. Kelagian Besar. Sesekali terlihat burung-burung melayang di atas kami, dan ikan-ikan kecil riang gembira berlompatan mengiringi perahu kami seolah berkata, “selamat datang di rumah kami”.. (^_^)

Pulau Kelagian Besar

Jarak antara Dermaga Ketapang – P. Kelagian Besar ternyata tidak jauh, hanya butuh waktu kurang dari 25 menit. 

Pulau Kelagian Besar.

P. Kelagian Besar memiliki pantai berpasir putih yang halus. Dengan dominasi pohon kelapa dan pohon waru di dekat dermaga, pulau ini terlihat cantik di pagi hari. Di depan pulau, gugusan bukit berwarna hijau kebiru-biruan melingkari P. Kelagian Besar seperti lengan kekasih yang memeluk erat.. #eeaaaa.. ;))

View di depan P. Kelagian Besar.

Di atas gugusan bukit yang membentuk kurva-kurva tak beraturan, berdampingan indah langit biru dan awan putih bergradasi abu-abu keperakan. Sinar matahari yang mulai merangkak naik ke singgasananya, membuat angin laut yang mengandung butiran air berganti hembuskan hawa hangat, it's very lovely... :)


One of my fav. pic. :)


Menurut info yang aku peroleh dari Pak Yanto, P. Kelagian Besar sering dipergunakan sebagai tempat pelatihan militer oleh TNI-AL. Itu sebabnya di gapura dermaga terpampang spanduk dengan tulisan besar-besar, ‘Selamat Datang Di Pulau Kelagian TNI-AL Lampung’.

Selamat datang di P. Kelagian TNI-AL Lampung.

Foto keluarga doeloe yaaa... ^_^

P. Kelagian Besar juga kerap dijadikan tempat melepas penat para penduduk Lampung itu sendiri (maupun para pelancong) karena letaknya yang dekat dengan daratan. Di pulau ini pengunjung (yang datang PP-pulang pergi) bisa menyewa saung dipinggir pantai. Harga sewa saung sekitar Rp 20rb-30rb. Tapi kalo kamu nggak mau sewa saung juga nggak masalah... main2 di pinggir pantainya ga kalah asik kok.. atau  main kano dengan biaya sewa sekitar IDR 20K.

Soal makanan, tak perlu khawatir. Karena di pulau ini terdapat warung makan. Bahkan kalau kamu mau BBQ an, biasanya para nelayan/penjaga warung/kapten kapal akan menawarkan ikan-ikan segar yang bisa kamu beli. Jangan lupa untuk menawar harga yaaa... ;)

Penginapan dan saung di P. Kelagian Besar.

P. Kelagian Besar juga dilengkapi dengan beberapa MCK umum plus sebuah rumah panggung yang berfungsi sebagai penginapan. Rumah panggung tersebut terdiri dari dua buah kamar yang masing-masing dilengkapi dengan sebuah kamar mandi dan kipas angin. Satu kamar bisa diisi sekitar 8 orang. Tapi, kalau kamu mau merasakan tidur di tenda, pengelola pulau menyewakan sebuah tenda pleton dengan kapasitas 25 orang, lengkap dengan velbed.

Olrite... lanjut lagi yeahh ceritanya.. ^_^

Di P. Kelagian Besar kami numpang sarapan pagi dengan menu nasi, ikan asin, tahu, sayur asem, kerupuk, dan sambel yang super pedessss... (-_-*) 
Makan pagi digelar di atas sebuah meja panggung dengan kanopi berupa lebatnya ranting dan dedaunan pohon waru. Selesai sarapan, kami bersiap-siap snorkeling di Pulau Kelagian Kecil.

Sarapan pagi...

Gaya andalan.. :))

Pulau Kelagian Kecil

P. Kelagian Kecil letaknya ada di belakang P. Kelagian Besar. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit, kami tiba di lokasi snorkeling yang pertama. Dari atas perahu aku bisa melihat dengan jelas kondisi di bawah air... it’s so beautiful... ^_^

Air laut terlihat begitu jernih. Karang-karang berwarna coklat yang tumbuh di dasarnya terlihat rapat. Di atasnya, pantulan sinar mentari pagi yang mendarat lembut di permukaan air laut berkilat-kilat seperti kilauan permata.

Waktu sudah menunjukkan pkl. 08.00 saat aku menceburkan diri ke dalam air laut yang menghangat. Tak bisa kupungkiri bahwa spot snorkeling di tempat ini sangat bagus. Dari kedalaman 3-4m saja aku sudah bisa melihat hamparan coral reef yang didominasi warna coklat membentang luas, cakeppp... ^_^

Karangnya masih rapetttt... ^_^ (pic. by Nina Gultom)

Aseekk... snorkeling pake sendal.. ;)) (pic. by Sarri & Nina)

Nemo & Kima.. ^_^ (pic. by Nina Gultom)

Namun sayang, mataku tertumbuk pada pemandangan yang menyedihkan. Sebuah jaring nelayan yang cukup lebar, nyangkut di sela-sela karang. Kelihatan sekali jaring tersebut sudah lama mengendap di situ. Ia terlihat berlumut, licin, dan sudah menyatu dengan karang. Yang bikin sedih, di antara jaring tersebut aku melihat beberapa ikan Nemo bersarang.. duh, kasian amat si Nemo.. :’(

Karang yang tersangkut jaring nelayan.. :'( (pic. Sarri)

Hanya sekitar 30 menit kami snorkeling di P. Kelagian Kecil. Selanjutnya, kapal bergerak menuju penginapan kami yang terletak di Pulau Tanjung Putus. Perjalanan dari P. Kalagian Kecil ke P. Tanjung Putus sekitar 1,5 jam. 

P. Tanjung Putus

Pulau Tanjung Putus juga merupakan bagian dari provinsi Lampung. Di pulau ini terdapat penginapan berupa vila. Ada dua vila yang disewakan untuk pengunjung. Masing-masing vila terdiri dari beberapa kamar. Vila yang kami tempati terdiri dari 3 kamar. Masing-masing kamar terdiri dari dua buah tempat tidur bertingkat yang besar, plus 1 extra bed, plus AC. Per kamar bisa diinapi oleh 9 orang.

Pulau Tanjung Putus.

View dari penginapan kami.. gradasi birunya cakeppp.. ^_^

With buddy.. ^_^

Candid & no candid..

Setibanya di P. Tanjung Putus, kami meletakkan barang bawaan di dalam kamar masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pkl. 11 siang saat kami mulai makan siang. Menu makan siang hari itu, nasi + sayur asem + sayur nangka + ikan goreng + kerupuk + pisang... hihihi... masih apal gue :D

Makan siang sambil memandang laut... aseeekk ^_^
Makan siang & penginapan.

Kelar makan siang, kami bersiap-siap untuk berkeliling ke pulau-pulau lainnya. Tapi sebelum berkeliling, aku menyempatkan diri melintir ke bungalow bertingkat yang letaknya persis di sebelah vila. Bangunan bungalow ini menggoda mataku. Bukan hanya bentuknya saja yang meninggi, tapi view dari atas bungalow begitu mempesona... Seandainya diijinkan nginep disitu... *ngayal* (bungalow bertingkat ini tidak disewakan dan hanya boleh ditempati oleh pemilik).


Bungalow tingkat dan kulit gue yg super tanned... :p

Usai jeprat-jepret, aku bergegas turun dan naik ke kapal. 
Berikutnya, Pulau Balak jadi tempat persinggahan kami...wait for us yooaa... ^_^



Salam
Ifa Abdoel

6 comments:

  1. Kak ..
    Boleh share contact penginapan nya nggak?
    Kebetulan mau ke Tanjung Putus juga bulan depan ...

    ReplyDelete
  2. hi there...salam kenaaaal :D...aku juga cintaaa banget ama Lampung dan lautnya :D...ada beberapa yang sudah aku share di blogku :D..mampir yaaaa...

    http://indahnnuria.blogspot.com/2012/12/a-lil-note-on-kiluan-lampungs-hidden.html
    http://indahnnuria.blogspot.com/2012/09/kampungku-lampung-tanjung-putus.html

    ReplyDelete
  3. "Hi!..
    Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
    visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
    Aktual

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi there.. thx for visiting my blog.
      but please dont call me admin. This is my web blog, I wrote all of the articles, you can call me ifa ;)
      thank you.. ^_^

      Delete