"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

9/7/11

A Night @ LCCT - Kuala Lumpur

Day 1, (Bandara Soekarno Hatta - LCCT, Kuala Lumpur)

Sekitar pkl. 17.00 WIB, aku beranjak meninggalkan rumah. Hari itu (14/5/11) aku bertolak menuju Bandara SH dengan menumpang bus Damri. Demi menghindari kemacetan, aku memang sengaja berangkat lebih awal dari rumah. Menurut tiket, jadwal keberangkatan flight-ku adalah pkl. 20.30 WIB. Oya, dengan menggunakan jasa bus Damri aku juga bisa ngirit pengeluaran (maklum aja, namanya juga bekpekeran :p). Aku hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 20 rebu *beuh..* untuk membayar ongkos bus. Dan ternyata... aku sama sekali tidak terjebak macet... lancarrrrrr bbbeeeuuuddd... (-__-!).

Sebelum maghrib aku tiba di Bandara SH. Sambil menunggu Neng Irma (kali ini perjalananku hanya berdua saja dengan dia-red), aku mampir ke sebuah restoran cepat saji untuk makan malam. Sekitar satu jam kemudian Irma tiba dengan para pengiring yang hendak melepas kepergiannya (bokapnya, nyokapnya, kakaknya, kakak iparnya, dan ponakannya). Dan aku... hanya terpana menatap keluarga besar tersebut (kaga ada yang melepas gue soalnye... emak gue lagi pulkam, rumah sepi)... iiiirrrriiii... (-___-!).

Setelah basa basi dan berkenalan dengan keluarga besarnya, kami berdua pamit dan bergerak masuk ke dalam bandara untuk melakukan proses check in. Karena kami menggunakan maskapai AA dan tanpa bagasi, maka proses chek in bukan dilakukan di counter, melainkan di sebuah mesin (mirip ATM) yang letaknya di seberang counter check in AA. Di mesin tersebut, aku hanya perlu memasukkan data-data yang diminta seperti nama, nomer kode booking tiket, dan nomer flight yang aku gunakan.

Dari penjelasan petugas AA, proses check in (untuk yang tanpa bagasi), bisa juga dilakukan via online, namanya Self Check In. Caranya dengan masuk ke websitenya AA, klik Air Asia - Self Check In ). Dengan adanya fasilitas Self Check In ini, pengguna jasa maskapai AA dapat menghemat waktu dan tidak perlu antri di mesin.



Olrite... setelah proses check in selesai, kami harus mengisi data-data untuk kepentingan imigrasi. Kemudian masuk ke bagian Imigrasi untuk pemeriksaan paspor dan tiket. O ya, jangan lupa untuk meninggalkan botol minuman yang berisi air atau botol lainnya yang berisi cairan yang jumlahnya melebihi 100 ml yaks... karena dilarang untuk dibawa masuk ke pesawat.

Setelah melalui mesin x-ray, kami menunggu di lobi. Ngobrol ngalor ngidul sambil menyiapkan 'uang bersama'. 'Uang bersama' tersebut merupakan uang patungan (@ 250 RM (Ringgit Malaysia) = 500 RM), dimana uang tersebut nantinya akan kami pergunakan untuk kepentingan bersama (yakni untuk membayar transportasi dan akomodasi) selama di negari Jiran.

waiting @ Bandara SH and our backpacks...

Walau agak sedikit delay (10 menit :p) pesawat yang kami tumpangi pun lepas landas dari Bandara SH, Jakarta, menuju LCCT- Kuala Lumpur. Sekitar pkl. 23.30 WIB, kami tiba di Bandara LCCT - Kuala Lumpur, Malaysia. Hmmm.... kami tiba hampir tengah malam!

Bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal) merupakan sebuah bandara di Malaysia yang memang didesain untuk penerbangan low cost (bertarif murah). Dan maskapai penerbangan yang aku gunakan memang terkenal dengan tarif murahnya. I only have to pay IDR 284K -return- very cheap isnt it?.. ;) But, I bought the tickets 6 months ago, when the promo goes on :p).

Begitu keluar dari pesawat, kami berjalan melintasi lapangan terbang, lalu masuk ke dalam gedung. Di dalam gedung LCCT, kembali kami harus mengisi formulir kedatangan untuk kepentingan imigrasi Malaysia. Sebagian penumpang mendapatkan dan mengisi formulir tersebut di dalam pesawat, tetapi sebagian lagi tidak (termasuk aku... :p)

Usai mengisi formulir, aku harus melewati bagian imigrasi. Irma berada tepat di depanku. Saat diperiksa petugas imigrasi, Irma mendapat pertanyaan yang tidak menyenangkan dari petugas imigrasi Malaysia.
"Berapa lama di Malaysia?" tanya petugas.
"Empat hari pak," jawab Irma.
"Benar empat hari? bukannya tiga bulan?" sindir petugas tadi sambil melihat tiket.
Irma berusaha tersenyum, mengiyakan.
"Di tiket ada dua orang, yang di belakang itu temannya?" tanya petugas itu lagi sambil menatap ke arahku.
Kembali Irma mengiyakan pertanyaan tersebut.

Setelah mendengar cerita Irma di atas, aku langsung menarik kesimpulan. Sebegitu parahkah pandangan petugas di Malaysia terhadap orang-orang Indonesia yang berkunjung ke negaranya? Apakah di otak mereka, orang-orang Indonesia yang datang ke negara itu hanyalah orang yang ingin mencari pekerjaan?...(-__-!) Beberapa orang teman bekpeker yang pernah berkunjung ke Malaysia juga pernah mengalami hal yang sama... dikira TKI... (X__X) sutralah... yang waras sabar aja... #@$&*$%^&*

Setelah melalui bagian imigrasi, kami bergerak ke luar gedung. Di bagian x-ray, petugas yang berjaga membiarkan kami lewat tanpa harus melalui pemeriksaan x-ray. Hanya penumpang yang membawa tas koper besar yang harus melalui x-ray. Hhmm... mayan... bekpek-ku nggak diperiksa, jadi cepet deh keluarnya... ^__^

adoohh... gue ko merem sehh?.. (-__-!)

Di luar, kami disambit dengan teriakan dari orang-orang yang menjajakan jasa angkutan taksi maupun bus, ada pula yang menawarkan hotel untuk menginap. Aku dan Irma mencari-cari angkutan bus menuju kota Melaka, kota yang akan menjadi tempat persinggahan kami. Dari penjelasan seorang petugas kami harus menunggu hingga esok pagi. Katanya, bus ke Melaka yang paling pagi berangkat pukul 09.00 waktu setempat, wokehlah... untuk info lengkap jadwal bus menuju Melaka klik jadwal bus transnasional

Berhubung ala bekpeker, kami memutuskan untuk menginap malam itu di bandara. Awalnya, kami masuk ke bagian dalam departure. Di tempat itu aku duduk di sebuah bangku tunggu dan berusaha untuk tidur. Di sebelahku banyak orang (kebanyakan India dan China) yang juga mengisi bangku-bangku dan tidur berselonjor di atasnya.

Mataku tak kunjung bisa kupejamkan... sinar lampu yang begitu terang, suara orang hilir mudik, serta posisiku yang duduk, membuatku terus terjaga... *sigh.
Irma yang sedang keluar membeli minuman tiba-tiba hadir dihadapanku sambil berkata, "Peh, kita pindah aja yuk. Di sebelah sana ada tempat kosong, sepi, keliatannya enak buat tidur."

Wokeh... aku pun beranjak dari kursi dan mengikuti langkahnya, melewati  orang-orang bule (dengan sleeping bag mereka-red) yang sedang tidur di lantai bandara dengan nyenyaknya... oouuchh... mupenggg... (-__-*).

Tempat yang dimaksud Irma berada di luar gedung. Ternyata tempat tersebut adalah sebuah tempat peristirahatan. Di tempat itu ada beberapa besi panjang melingkar (tempat untuk duduk) yang sudah penuh dengan orang-orang yang juga sedang tidur. Di bagian tengahnya juga penuh dengan tas, koper, dan barang bawaan orang-orang yang sedang tidur tadi. Parahnya, orang-orang yang ada di situ semuanya berjenis kelamin laki-laki... (-___-!).

Melihat keadaan tersebut, aku merasa tidak nyaman dan mengurungkan niat untuk tidur di tempat itu. Tak jauh dari situ ada sebuah food court, namanya Food Green @LCCT. Kami masuk ke dalamnya untuk membeli air mineral. Ternyata, di tempat itu juga banyak para bekpeker yang menginap. Hanya saja, mereka tidur dalam keadaan duduk, tidak bisa selonjoran.

food court..

Food Green @LCCT juga menyediakan fasilitas wi-fi dan listrik gratis. Tetapi, jenis soket (stop contact) listriknya adalah jenis kombinasi (tiga lubang), huuufftt... siiyyaaalll... hp-ku yang hampir lowbet nggak bisa di charge.. (-__-!). Makanya fa... kalau berpergian tuh jangan lupa bawa soket kombinasi (X__X)...

Setelah duduk sebentar, kami memutuskan untuk menuju gedung arrival. Pasalnya, di food court tersebut kami juga tidak bisa tidur karena sinar lampu yang begitu terang dan suara bising dari orang-orang yang ada di dalamnya (di tambah lagi harus tidur dalam keadaan duduk... :p).

Setibanya di depan gedung arrival, kami langsung menempati kursi tunggu yang ada di luar. Kami memang tidak ingin masuk ke dalam, karena di dalam sudah penuh dengan orang-orang yang juga menumpang tidur (-__-!). Untung saja di tempat itu masih banyak bangku yang kosong, jadi kami bisa rebahan. Dengan beralas tas backpack, kami berusaha untuk tidur.

Tapi yang terjadi, beberapa kali aku harus terbangun dari tidurku karena suara kendaraan, klakson, dan orang-orang yang lalu lalang di sekitar kami... berisik euyyy... tapi mendinganlah dari pada di food court (-__-!). Untuk meredam suara bising itu, aku terpaksa menyumpal telingaku dengan tissue... (-__-*).

 ni die nih, tempat nginep gue.. :p

Day 2, (LCCT-road to Melaka)

Akhirnya, setelah melewati malam yang panjanggggg.... jarum jam bergerak menuju pkl. 04.00 WIB...:p  Saat itulah Irma membangunkanku dan mengingatkanku untuk solat subuh. O ya, perbedaan waktu antara Indonesia dan Malaysia adalah 1 jam. Hooaamm... akhirnya kami berhasil melalui malam di bandara... (^__^).

Kami pun beranjak meninggalkan kursi tunggu dan pergi menuju mesjid yang lokasinya persis di sebelah gedung. Hmm... aku melihat pintu masuk ke mesjid sudah dibuka. Semalam kami tidak bisa masuk ke dalam mesjid karena pintu dalam keadaan tergembok. Usai mengambil air wudhu, aku pun sholat... Dengan masih mengenakan mukenah, aku melanjutkan tidur di dalam mesjid sambil menunggu matahari terbit. Tak berapa lama, mesjid pun dipenuhi oleh orang-orang yang juga ingin menumpang tidur sejenak.

Sekitar pukul 05.00 WIB, orang-orang yang sedang tidur tersebut bangun dan sholat berjamaah. Aku yang masih terjaga agak heran melihatnya, bukankah waktu subuh sudah 1 jam lalu? (belakangan aku baru menyadari, walaupun terdapat perbedaan satu jam lebih cepat dari Waktu Indonesia Bagian Barat (Jakarta), subuh di Malaysia = pkl. 06.00 WIB atau pkl. 05.00 waktu setempat, jadi sama aja dong... (-__-!).

Satu jam kemudian aku terbangun, kaget... saat sebuah suara yang nyaring dan melengking disertai tangan yang keras menggoyang-goyang tubuhku yang terbaring di lantai. Aku terkesiap... di depanku tampak seorang ibu-ibu dengan wajah cemberut berkata nyaring dengan logat Malaysia yang kental... "Bangun.. heiiiiiii... bangunnnnnnn..." (ternyata, waktu sudah menunjukkan pkl. 06.00 WIB, waktunya untuk mengunci kembali pintu mesjid).

Tak hanya aku, semua orang yang ada di dalam mesjid pun kaget dan terbangun oleh suara dan hentakan tangannya. Bergegas aku merapihkan mukenah dan memasukkannya ke dalam backpack, cuci muka, lalu ngacir meninggalkan mesjid, fiiuuhh... galak bener yaks tu ibu-ibu (-__-!).

pagi2 mejeng dolo di depan bandara...:p

Lalu kami berdua melangkahkan kaki menuju Food Garden @LCCT untuk membeli perbekalan minum dan makanan. Setelah itu kami menuju Platform 4, tempat Bus Transnasional tujuan kota Melaka berada. Berhubung masih pagi, tempat tunggu bus masih sepi dengan penumpang. Penumpang mulai berdatangan saat mendekati pkl. 09.00 pagi waktu setempat.

bus transnasional yang mengangkut kami ke Melaka..

Dengan tiket di tangan, para penumpang naik satu persatu ke dalam bus. Hah... tiket???  Kami tidak punya tiket bus dan tidak tahu dimana membelinya (-__-!)
Kepada supir bus kami bertanya tentang dimana membeli tiket Bus Transnasional. Jawabnya dengan logat Malaysia yang kental, "Beli tiketnya di loket, di dalam gedung LCCT."

Ya ampun... (X__X), kami pun meminta kepada supir bus agar mau menunggu kami sementara kami membeli tiket. Tapi jawabnya, "Nggak usah, langsung naik aja ke dalam. Beli tiketnya di sini aja, karena kalau beli ke dalam, waktunya sudah tidak memungkinkan lagi. Bus harus segera berangkat sesuai jadwal," begitulah kira-kira terjemahannya.  
Alhamdulillah... baik bener dah tuh orang... (^__^).  Kami pun menyerahkan uang sejumlah @ RM 21.9 *beuh..* untuk tiket bus.

Usai membayar, sang supir bertanya dari mana asal kami. Tidak terlihat wajah sinis di mukanya saat kami berkata dari Indonesia. Ia malah menyambut kami dengan senyum ramahnya. Hmm... aku jadi teringat dengan petugas imigrasi tadi malam, seandainya petugas tersebut juga ramah seperti ini... :D

Kemudian, kami diminta naik ke dalam bus dan duduk di bangku yang kosong. Untung saja saat itu penumpang bus tidak penuh sehingga kami bisa memilih tempat duduk. Tak lama kemudian, bus mulai meninggalkan LCCT. Dari speaker bus terdengar alunan musik yang sangat akrab di telingaku...

"kau bilang padaku, kau ingin bertemu..
ku bilang padamu oh ya nanti dulu..
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang..
untuk membeli beras dan sebongkah berlian..

reff:
sayang, aku bukanlah bang toyib..
yang tak pulang-pulang..
yang tak pasti kapan dia datang..."


Aku dan Irma langsung saling pandang. Sesaat kemudian kami berusaha menahan tawa senang yang begitu memuncak... yaealahhh... lagu yang diputar di dalam bus kan salah satu lagu yang dibawakan oleh grup band terkenal asal Indonesia, band Wali... Ooo... bangganyaaaa... ^___^
dan di sepanjang perjalanan, sang supir bus menyetel lagu-lagu dari grup band tersebut, side A... side B... bolak balik... ^___^
huaaa.... Indonesia emang topppppp margotopppppp... ^__^


bersambung... Jalan-Jalan Ke Melaka


Salam,
Ifa Abdoel

2 comments:

  1. mba.. sight seeing @melaka -nya ko ga ada ?

    ReplyDelete
  2. emang blom ditulis ri..;)) ada sentilun sama malingsia, jdnya aga' males nulisnya hehehe.. pissss.. :p

    ReplyDelete