"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

1/2/12

Tenda Biru di Angkor Wat

cerita sebelumnya Kuil Tomb Rider

Angkor Wat Temple

Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.00 sore saat aku tiba di depan Angkor Wat Temple.
"Hmmm... akhirnya sampai juga di Angkor Wat," batinku riang. Kuil yang sebelumnya hanya kulihat lewat foto, kini ada dihadapanku.

FYI, Angkor Wat Temple merupakan kuil yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO (sejak tahun 1992). Kata Om Wiki, seperti kebanyakan kuil angkor yang lain, pada awalnya Kuil Angkor Wat merupakan kuil agama hindu yang dialihfungsikan menjadi kuil buddha sejak abad ke-13.

Kulangkahkan kaki menapak beberapa undakan anak tangga, terbentang dihadapanku sebuah jembatan batu yang membelah sungai Tonle Sap. Jembatan ini memiliki panjang setengah kilometer. Konon, jembatan ini diibaratkan sebagai pelangi yang menghubungkan alam dunia dengan alam para dewa.

Jembatan pelangi.. ^.^

Teteup harus narsis.. :D


Di atas jembatan, orang-orang dari berbagai suku dan bangsa tampak hilir mudik. Seperti halnya Kuil Tomb Rider, Kuil Angkor Wat sangat ramai... :O

One of my fav. pic.. ^.^

Di depan gerbang Angkor Wat.. ^_^

Usai bernarsis ria di depan gerbang... aku melangkah memasuki area Kuil Angkor Wat. Rasa kecewa langsung menyergap saat aku melihat kuil yang sedang dipugar. Lagi-lagi aku melihat tenda biru berikut tiang-tiang konstruksi menghias bagian depan kuil... its not beauty at all... :p

Tenda biru di bagian depan Kuil Angkor Wat... :p

Halaman Angkor Wat... ^_^

Karena pemugaran inilah aku harus memutar, lewat pintu samping untuk masuk ke bagian dalam Kuil Angkor Wat. Secara keseluruhan, tidak banyak hal yang menarik yang bisa kulihat dalam kuil ini (mungkin lagi-lagi karena sudah terbiasa dengan bangunan candi kali yeee... abis kaga jauh beda ama yang di Indonesia cing... :p)

Bagian samping kuil dan pintu masuknya.. ^_^

Bagian dalam kuil dan relief...

Aku pun tiba di bagian tengah, letak menara tengah kuil ini berada. Menurut Om Wiki, menara tengah Angkor Wat merupakan menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam kompleks bangunan Angkor Wat. Menara tersebut adalah perwujudan dari Gunung Meru. Katanya, gunung tersebut merupakan pusat dunia dan tempat tinggal dewa-dewi hindu, hhmmm....

 Ini dia menaranya...:)

Halaman menara utama...

Kata Om Wiki, Angkor Wat merupakan nama modern yang memiliki arti 'Kuil Kota'. Angkor dalam bahasa sansekerta berarti ibukota atau negara. Wat adalah istilah dalam bahasa khmer untuk kuil atau candi.
Sebelumnya, nama asli candi ini adalah Preah Pisnulok atau Vishnuloka (tempat Dewa Wishnu bersemayam).

Bagian belakang Angkor Wat dan relief...

Sekitar pkl. 17.00 sore aku mengakhiri tur di Angkor Wat... dan melanjutkan perjalanan ke Kuil Phnom Bakheng.

Phnom Bakheng Temple

Phnom Bakheng merupakan kuil agama hindu yang berbentuk gunung. Didedikasikan untuk dewa Shiva, kuil ini dibangun pada akhir abad 9 M pada jaman kekuasaan Raja Yasovarman.
Saat ini, kuil Phnom Bakheng menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menikmati sun set (matahari terbenam) dari atas bukit.

Untuk menuju Kuil Phnom Bakheng, aku harus rela mendaki bukit. Yup... kuil ini memang terletak di atas bukit.
Saat itu matahari mulai condong ke sebelah barat. Sendiri aku melangkah melintasi jalan tanah yang disekelilingnya tumbuh pohon-pohon rindang. Beberapa kali aku menoleh ke arah belakang, berharap ada turis lain yang juga ke tempat ini, biar ada barengan... serem euy.. :'(

 Jalan tanah menuju Kuil Phnom Bakheng.

Untungnya tak berapa lama dari arah belakang aku mendengar percakapan dalam bahasa inggris dan muncullah beberapa orang turis asing. Sambil terus berbincang-bincang, mereka berjalan sangat cepat. Sebentar saja mereka sudah melewatiku dan kemudian jauh meninggalkanku...

Aku sendirian lagi... Pepohonan yang rimbun ditambah sinar matahari yang mulai pudar benar-benar membuatku tidak nyaman... :'( Dari pada mikir yang enggak-enggak mendingan sambil jalan berdoa aja dahhh...(-__-!)

Sekitar 20 menit waktu yang harus aku tempuh untuk sampai di Kuil Phnom Bakheng. Di area kuil tanda-tanda kehidupan baru terlihat. Sama seperti kuil lainnya, kuil ini juga dipenuhi oleh wisatawan asing. Beberapa orang turis terlihat turun dari punggung seekor gajah. Yup.. bagi kamu yang enggan berjalan kaki bisa menunggang gajah untuk sampai ke tempat ini. Biaya sewa gajahnya US$ 20.

Untuk sesaat aku beristirahat di depan kuil, meluruskan kaki-kakiku, cape euyyy...:p
Tiba-tiba seorang petugas menghampiriku dan berkata,
"Excuse me. U can not use this (sambil menunjuk ke tripod yang aku pegang-red) at the top."

"Why?"
"It can be danger to others."
Aku manggut-manggut. Segera aku lipat tripod dan memasukkannya ke dalam tas.

Kulihat petugas tadi menghampiri seorang bapak-bapak yang membawa tongkat. Petugas juga melarang tongkat itu digunakan di atas kuil. Bapak-bapak itu pun menitipkan tongkatnya pada petugas dan berjalan menuju tangga.
Oya, seperti yang sudah aku ceritakan di atas, kuil ini berbentuk gunung, sehingga wisatawan harus mendaki undakan anak tangga yang curam agar bisa tiba di atas kuil. 

Kuil Phnom Bakheng..

Baru saja mendaki dua anak tangga, bapak-bapak tadi sudah kepayahan. Ia turun lagi dan mengurungkan niatnya untuk mendaki. Wajahnya terlihat kecewa, matanya memandang ke atas, kelihatan sekali ia ingin mendaki namun apa daya, kondisi fisiknya tidak mendukung lagi...:'(

Setelah beristirahat, aku melangkah dan berdiri tepat di depan anak tangga... bismillah... aku mulai mendaki undakan anak tangga, satu per satu dan perlahan... Beberapa kali aku berhenti sejenak di anak tangga yang agak lebar, sekedar untuk mengumpulkan tenaga, sementara kedua tanganku mencengkram kuat dinding di sebelahku dan anak tangga di depanku...

Tangga menuju bagian atas kuil ini memang sangat curam dan tinggi, area pijakan kakinya pun sempit dan tidak ada pegangan. Aku sendiri tidak berani melihat ke bawah, parno sama ketinggian cuy... hicks :'(
Setelah bergumul dengan tangga-tangga curam, aku berhasil tiba di atas kuil, huaaa... legaaa rasanyaaa... (^_^)

View from the top ^.^

Bangunan di atas kuil...

Another view from the top.. ^.^

Usai jeprat jepret aku memutuskan untuk turun. Aku tidak berniat menunggu hingga sun set tiba. Alasannya hanya satu, aku khawatir tidak sanggup menuruni tangga candi yang curam di malam hari.
Takut kepleset cuy... abisnya kaki gue pegel bett.... capeeee... (-__-!)

 
Bagian belakang Kuil Phnom Bakheng...   

Saat kembali ke bawah (ke tempat Hom menungguku), barulah aku melihat suasana ramai. Di sepanjang jalan aku berpapasan dengan wisatawan yang hendak menuju Phnom Bakheng. Mereka sengaja ingin menikmati sun set. Jumlahnya banyak sekali, berkelompok mereka mendaki bukit.. :O

Di bawah, Hom telah menungguku di atas motornya. Kami pun segera capcus dari tempat itu. Rasanya capeeeeeeeeee bangettttttttt.... :p
Setibanya di hostel, aku segera masuk kamar dan beristirahat sejenak. Waktu sudah menunjukkan pkl. 18.30 malam.

Makan malam di hostel kali ini aku memilih menu nasi goreng dan mix juice. Rasa nasi gorengnya lumayan (apa karena laper yaks? :p), kalo jus nya mantaappp... ^.^  Untuk menyantap makanan ini, aku harus membayar sebesar US$ 3.

Nasi goreng n mix juice..

Night Market

Setelah makan, iseng aku bercakap-cakap sebentar dengan pelayan restoran. Jago-jago lho bahasa inggrisnya.. :')
Dari sang pelayan aku tahu bahwa hostel tempat aku menginap menjual tiket bus tujuan Pnom Penh yang berangkat malam hari. Harganya berbeda-beda, untuk keberangkatan pkl 18.00 seharga US$ 7, pkl 20.00 seharga US$ 8, dan pkl 23.00 seharga US$ 9.

Sebelumnya, sempat terlintas dibenakku untuk melakukan perjalanan malam ke Pnom Penh. Tapi waktu itu aku ragu, apakah di Siem Reap ada bus malam 'yang layak' untuk menuju Pnom Penh. Dan ketika aku tahu ada bus malam menuju Pnom Penh, rasa sesal menghantuiku. Pasalnya, aku sudah terlanjur membeli tiket bus tujuan Pnom Penh yang akan berangkat dari Siem Reap besok pagi.

Sutralah... tak perlu ada penyesalan, the journey must go on... ^.^
Kemudian, aku melangkah ke luar hostel, jalan kaki menembus riak banjir menuju Night Market. It's shopping time... ^_^
Berhubung jalanan masih banjir, perlahan aku menyusuri tepian jalan. Kebetulan disana nggak ada comberan, jadi nggak kuatir kejeblos... hehehe...

Jalan-jalan malam :')

Belanja di Night Market memang bisa membuat kalap :))
Harga barang-barang souvenir yang dijual cukup murah, as long as you do bargain yeahh :')
Contohnya saja, satu buah T-shirt seharga US$ 3, aku tawar jadi US$ 2.
Kemudian dompet koin (1/2 lusin), syal sutra, masing2 juga seharga US$ 2.

Berhubung uang dikantong pas-pasan, aku tidak ingin berlama-lama di pasar ini... :p
Setelah membeli oleh-oleh seadanya, aku meninggalkan pasar dengan ditemani rintik hujan dan banjir... ^.^
Sampai di hostel langsung packing dan tidorrr... zzzzz

bersambung.... Wisata Horor Di Phnom Penh

Salam,
Ifa Abdoel

4 comments:

  1. hi ifa
    semua angkor kekejar dalam 1 hari? solo travelling? next destination kemana nih?

    salam kenal ya
    joshua

    ReplyDelete
  2. hi joshua... salam kenal jg :D
    angkor itu luassss bangettt... nggak ke kejar klo cuma 1 hari. aku cuma pilih candi2 yg ngetop aja hehe.. :D
    disana ada paketan tur keliling angkor yg km bs pilih, mo yg 1 hr, 3 hr, sampe seminggu..

    yesss... I did solo traveling :D

    next destination mo ngubek2 indonesia bagian timur, insya Alloh.. :D

    salam
    ifa

    ReplyDelete
  3. oya must bring item apaan kalo ke kamboja? autan perlu bawa gak y?

    trus toilet di angkor apa disediain?

    ReplyDelete
  4. lotion anti nyamuk sih ga kepake ya..
    klo mo keliling angkor yg kepake itu lotion sun screen, krn disana panas bgt.. bawa topi klo bs.

    di setiap lokasi candi, ada toilet dan warung makan kok, dont worry.. :D

    ReplyDelete