"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

4/27/10

Journey to Krakatoa – Sebesi Island

Belakangan gue sering baca postingan di beberapa milis backpacker, P. Sebesi lumayan ngetop buat para backpacker yang hendak berkunjung ke Gn. Anak Krakatau. Alasannya cuma satu, lebih ngirit! xixixi…:D

So, demi terlaksananya trip P. Anak Krakatau - P. Sebesi, gue mulai browsing di internet and tanya temen sana-sini. O ya, dua pulau ini masuk Provinsi Lampung. Kalo di peta, letaknya di antara Pulau Jawa dan Sumatera (Selat Sunda).

Pencarian info awal P. Sebesi plus contact personnya gue dapet dari seorang teman (Marja Dinata tengkyu yawwww :D). Setelah membuat itinerary, pencarian peserta trip pun dimulai. Terkumpullah 13 orang peserta yang bersedia ikut trip backpack ini, terdiri dari 7 cewek (gue, Sari, Mila, Helen, Tere, Dantri & Endah) dan 6 cowok (Henry, Danang, Febri, Daniel, Andrew, Ivan). Buat Henry, tengkyu udah bela-belain dateng dari Semarang, khusus untuk ikut trip ini :D

FYI, kami semua belom ada yang pernah berkunjung ke P. Sebesi ataupun P. Anak Krakatau lho... so, here is my story...

Day 1, Jumat/16 April 2010

Malam itu rombongan yang berangkat dari Jakarta terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama (terdiri dari 7 orang) ngumpul di depan Slipi Plaza pkl. 19.00 WIB. Sedangkan kelompok kedua ngumpul di Gambir pkl. 21.00 WIB. Kelompok kedua menggunakan transportasi DAMRI untuk menuju Lampung.

Macet jadi alasan utama teman2 yang ketemuan di depan Slipi Plaza. Alhasil, kami baru ngumpul semua sekitar pkl 20.00 WIB. Setelah 3 jam perjalanan, kami tiba di terminal bus pelabuhan Merak dengan perut yang keroncongan (belom pada makan malem bow...). Walaupun di sepanjang jalan menuju pelabuhan terdapat banyak warung makan, kami memutuskan untuk mencari makan di resto yang ada di dalam pelabuhan, seperti B* Klenger atau D* Donuts.

Faktor kebersihan dan harga menjadi alasan utama. Tapi kalo mau coba makan di situ silahkan aja, asal jangan lupa nanya dulu harganya ya, dari pada di 'getok'??? :p Dari terminal kami harus jalan kaki sekitar 500 m ke arah pelabuhan.

Baru aja memesan burger tiba-tiba Ivan nongol sambil ngasi tau kalo kapal fery berangkat 15 menit lagi. Di situ gue juga baru tau kalo ferry tujuan Bakaheuni berangkat tiap jam. So, burger yang kami pesan pun dibungkus untuk dimakan di atas kapal. O ya, masing-masing bayar karcis ferry kelas ekonomi non AC Rp 10rb *beuh..*

Sekitar pukul 24.00 WIB, kapal mulai berlayar. Suasana di kelas ekonomi terlihat lengang (alias tidak penuh). Hmm... lumayan nih gue bisa tidur, ngumpulin tenaga buat kegiatan esok hari. Saat gue baru mulai memejamkan mata, tiba-tiba ada 2 orang (terdiri dari pemain keyboard dan seorang penyanyi wanita) menggebrak ruangan kelas ekonomi tersebut dengan lagu-lagu dangdut berirama super kuencengggg!!! #@;#"&%.;*&^@@#...

Sebuah lampu disko berwarna-warni tampak berputar2 di atas dua orang itu. Keduanya pun tak segan-segan mengajak para penumpang kapal untuk bernyanyi, berjoget dan saweran! Alhasil gue ga bisa tedooorrrrr walaupun kuping udah gue sumpel pake tisue...huhuhuhu...:(( (Sebenarnya sih bisa pindah ke ruang AC, tinggal nambah Rp 4rb doang, tapi si Ivan ngasi taunya telat.. begitu turun dari kapal dia baru bilang, hicks...hicks!!!)

(Gbr. atas) pelabuhan merak
(Gbr.bwh) ki: dangdutan di fery


Day 2, Sabtu/17 April 2010

Akhirnya, setelah dua jam berada di atas kapal yang hingar bingar, kami tiba di Pelabuhan Bakaheuni, Lampung. Sambil menunggu kelompok kedua yang menggunakan bus DAMRI, kami menyempatkan diri untuk tidur sejenak di waiting room, lumayanlah...:p Sekitar pkl. 04.00 WIB, kami baru bergabung dengan kelompok kedua, lengkap sudah personil backpacker yang akan menuju Pulau Sebesi...:)

Kemudian gue langsung menghubungi Pak Udin (supir angkot) yang ternyata emang udah stand by dari tadi menunggu kedatangan kami. Gue emang sengaja mencarter angkotnya Pak Udin untuk mengantar kami menuju Dermaga Canti.

Baru sekitar setengah jam berjalan, kami dihadang oleh kemacetan. Kok pagi buta begini bisa macet??? Ternyata, jalan raya di jalur lintas Sumatera yang kami lewati longsor, sehingga kami harus antri menunggu giliran lewat.

Ngantri dulu ahhh...

Sekitar pkl. 05.40 WIB, kami tiba di Dermaga Canti. Setelah solat subuh, sebagian dari kami mencari warung dekat dermaga untuk mengganjal perut. Kebetulan gue bawa roti, jadi, mendingan narsis di Dermaga Canti, tul ga???

Dermaga Canti, Lampung

Tim narcicus...

Lagi asik2nya narsis tiba2 gue disamperin seorang bapak2, yang ternyata adalah contact person ku di Krakatau. Ternyata dia udah nunggu kami sejak subuh tadi, hihihi... sorry ya Pak, nggak ngeh euy...:D
Untuk mengetahui no. telepon contact person penginapan di P. Sebesi, sewa kapal, hingga tarif ranger untuk naik Gn. Anak Krakatau, ada di buku Journey To Amazing Sites Pengarang: Ifa Abdoel, Penerbit: Elex Media Komputindo - Gramedia group.

Akhirnya, tepat pkl. 07.00 WIB, kami berlayar menuju P. Sebesi dengan menggunakan sebuah kapal kayu yang berkapasitas 20 orang.

Setelah berlayar sekitar satu jam. Pulau pertama yang kami singgahi adalah Pulau Sebuku Kecil. Pak Hayun merekomendasikan pulau ini untuk langsung dijelajahi bawah lautnya. It’s... snorkeling time!  



Snorkeling di P. Sebuku Kecil

Begitu nyebur di perairan pulau yang sangat jernih ini, kami langsung di sambit eh disambut ubur2 berwarna putih bening, seukuran jempol. Yang bikin jengkel, sengatan ubur2 itu bikin bibir jontor & beberapa bagian di tangan jadi luka, merah2... sumpehhhh... sakitttt... :p So, yang mo snorkelingan di tempat ini, musti pinter2 menghindari ubur2 yang super genit ituhhh...

Tapi jujur... gue kecewa dengan pemandangan bawah laut pulau ini. Dimana-mana banyak gue temui karang yang sudah rusak parahhh... ikan2nya pun sedikit. Gue juga kecewa nggak nemu ikan kesayangan gue, si Nemo. Padahal Nemo termasuk ikan yang paling mudah gue jumpai di tempat-tempat gue biasa snorkeling maupun diving, hicks!

Akhirnya, gue menyibukkan diri dengan mengamati si Ivan Botak yang sibuk 'Mancing Milih' (milih ikan yg gede2 maksute) sambil snorkeling. Tapi sampai snorkelingan usai, ikan besar nggak juga berhasil di tangkap xixixi...:D




Usai snorkeling kami berangkat menuju P. Umang-Umang. Pulau ini memiliki pemandangan bawah laut yang lebih jelek dari P. Sebuku Kecil :p Gue lihat dimana2 banyak karang mati... ikannya pun sangat sedikit. Tetapi, untungnya pulau ini memiliki pantai kecil dengan pasir putihnya yang bersih, serta batu2 karang berwarna hitam yang indah.Untuk menuju pantai tersebut, kami memilih berjalan kaki menyusuri bibir pulau. Di pantai mungil ini yang kami lakukan hanyalah narsis dan narsis...^^

Narsis di P. Umang-Umang

O ya, saat snorkeling disini gue sempet ketemu Nemo, walopun bisa diitung dengan jari (gapapa dahh...) Btw, hati2 ya kalo mo snorkeling disini karena arusnya cukup kencang... Waktu menunjukkan pukul 11.20 WIB saat kami meninggalkan P. Umang-Umang.

Berlayar menuju P. Sebesi

Perjalanan dilanjutkan menuju P. Sebesi. Hanya butuh waktu sekitar setengah jam buat kami untuk tiba di P. Sebesi. Setelah kapal sandar, kami berjalan menuju penginapan. Letak penginapannya persis berada di pinggir pantai, dekat dermaga.

O ya, berdasarkan info dari pengelola penginapan, P. Sebesi ini dihuni oleh sekitar 2000 penduduk. Di pulau ini sarana pendidikan terbilang lengkap, mulai dari TK hingga SMU. Hmm... gue jadi tertarik untuk masuk ke dalam perkampungan pulau ini. Tapi sayang, karena waktu yang terbatas, niat gue untuk menyusuri perkampungan di pulau ini harus batal :p

Berpose di Penginapan Sebesi Indah

Setelah meletakkan barang2 di dalam penginapan, acara dilanjutkan dengan makan siang prasmanan di pendopo penginapan. Usai makan siang kami beristirahat sejenak menunggu matahari agak redup... Sambil menunggu, minum es kelapa muda dulu ahh

Penginapan Sebesi Indah

Pkl 14.30 WIB, kami berangkat menuju Cianas untuk snorkelingan lagi. Tak sampai setengah jam kami tiba di P. Cianas. Arus di pulau ini tampak kuat, kapal yang kami naiki pun terombang-ambing saat mesin dimatikan. Di perairan pulau ini nggak banyak yang bisa gue lihat. Mayoritas isi bawah lautnya hanya terdiri dari rumput laut, rock dan hard coral. Ikannya pun tidak banyak. Hanya setengah jam gue snorkeling di tempat ini (kecewa dengan pemandangan bawah lautnya :p).

O ya, saat gue sudah berada di atas kapal, tiba2 gue melihat salah seorang ABK loncat dari atas kapal, berenang menyelamatkan... Dantri??? Ya ampyunnn... Dantri hampir tenggelem! Syukurlah Dantri berhasil diselamatkan, thx to ABK yang udah jadi hero bagi Dantri hari itu... :D

Karena kecewa dengan pemandangan bawah lautnya, kami pindah tempat menuju sisi lain Cianas untuk snorkeling kembali. Kali ini, pemandangan bawah lautnya ‘mendingan’ dari sebelumnya :p Hanya sekitar setengah jam kami snorkeling di tempat itu. Kemudian cabut menuju Sawo.

spot Sawo

Sayang... arus di Sawo sore itu sangat kuat. Pengelola penginapan yang sedari tadi menemani kami menyarankan agar kami tidak snorkeling di tempat itu, terlalu berbahaya. Kami pun setuju dan memilih untuk kembali ke penginapan di P. Sebesi.

Setelah mandi, kami bersiap-siap berburu sunset di belakang P. Sebesi. Sekitar pkl 17.45 WIB, kapal yang kami tumpangi berlayar kembali, kali ini arahnya ke belakang pulau. Sayang, kami terlambat melihat sunset. Hanya kebagian sisa-sisa sinarnya saja. Walaupun begitu, narsis teuteup dilakukan ^^.



Lagi asyik2nya putu2, tiba2 mesin kapal yang kami tumpangi mati! wedewww... sambil menunggu bala bantuan, kami menghabiskan waktu dengan... putu2 againnn…. seraya mengagumi ribuan bintang yang betebaran di atas kami, its very awesome...^^ Sekitar pkl 18.45 WIB bala bantuan datang, kapal kami ditarik kapal lainnya dengan tambang.

Pkl 19.05 WIB kami tiba di P. Sebesi. Dari atas kapal gue melihat P. Sebesi terang benderang, terutama penginapan kami. P. Sebesi memang sudah terjamah PLN. Hanya saja, waktu beroperasi PLN dimulai sejak pkl 18.00 - 24.00 WIB, setelah itu penerangan dilanjutkan dengan menggunakan genset :p

Sesampainya di penginapan, kami langsung menuju pendopo untuk makan malam. Rasa lelah setelah seharian beraktifitas ditambah kurang tidur, membuat mata gue terasa berat. Sekitar pkl. 20.00 WIB gue langsung menghampiri kasur dan tedooorrrr... zzzzz

Day 3, Minggu/18 April 2010

Pagi pun tiba, pukul 05.00 WIB gue terbangun. Setelah subuh, kami langsung berhamburan ke dermaga. Setelah subuh seharusnya kami berangkat ke P. Anak Krakatau dan melihat sunrise di perjalanan. Tapi berhubung rangernya belum siap, alhasil kami menikmati sunrise di Dermaga P. Sebesi. Tapi tak mengapa, perburuan sunrise harus tetap berjalan...!

Sunrise dr Dermaga P. Sebesi


Dermaga P. Sebesi menjelang sunrise

Sekitar pkl 06.15 WIB, kami baru berangkat menuju Gunung Anak Krakatau. Kali ini kami dikawal oleh Pak Ahyat, sang Ranger (polisi hutan) yang bertugas memantau aktifitas Gunung Anak Krakatau.

Butuh waktu 2 jam perjalan ke P. Anak Krakatau. Setelah setengah jam bergerak, kami mulai dihadang oleh ombak yang besar. Kapal kayu kami terombang-ambing dipermainkan oleh ombak setinggi 1 meter. Rasanya jatung dan perut ini seperti di kocok2, persis kaya naik Kora2 di Dufan! fiuhhh...

Menurut Pak Ahyat, gelombang di perairan menuju Kepulauan Krakatau memang sangat besar, apalagi saat itu sedang terjadi pasang laut, yang diperparah dengan posisi Kep. Krakatau yang berada dekat Samudra Hindia... Wedewww... baru nyadar kalo perjalanan kami kali itu benar2 berbahaya... tapi alhamdulillah kami semua selamat...

Karena nggak tahan sama ombak yang super guede... gue memutuskan untuk pindah, masuk ke dalam kapal, tiduran sambil berselimut pelampung. Pelampung??? heran juga ngeliat perjalanan kali ini ada pelampung, karena perjalanan kami kemarin tidak disertai oleh pelampung. Belakangan gue baru sadar bahwa pelampung itu dibawa karena medan yang kami lalui ini sangat berat :p

(dalam hati perih juga nih, baru sadar juga kalau ternyata dari awal perjalanan kami tidak dilengkapi dengan life vest atau jaket pelampung, padahal itu alat pengaman utama yang kudu/wajib/harus ada di dalam sebuah perahu berpenumpang, huhuhu…hicks...!)

Pindahnya gue ke dalam kapal ternyata malah memperburuk kondisi gue. Gue diserang perasaan mual dan eneg... Walaupun nggak sampe muntah, tetep aja rasanya nggak enak :p.

Gunung Anak Krakatau

Tak berapa lama, kami tiba di depan Gn. Anak Krakatau. Subhanallah... rasa kagum memenuhi seluruh relung hati gue saat pertama kalinya melihat Gn. Anak Krakatau, this mount is very amazing... tubuhnya bundar... hitam... kokoh dan menggoda untuk didaki...^^

P. Anak Krakatau

Untuk merapat ke P. Anak Krakatau ini butuh perjuangan dan tenaga ekstra bagi para ABK. Pasalnya, gelombang ombak yang besar dan keras menghantam dan menarik kencang kapal yang ingin merapat ke pinggir pulau yang berpasir hitam.

Setelah semua turun dari kapal, kami menuju sebuah gazebo kecil yang atapnya sudah nggak ada. Kami sarapan pagi di tempat itu sambil mendengarkan cerita Pak Ahyat seputar sejarah Gn. Anak Krakatau.

Sejak Krakatau meletus pada tahun 1883 (kemudian tenggelam dan hilang), bekas letusan gunung tersebut  membentuk 4 buah pulau, yakni P. Rakata, P. Panjang, P. Sertung dan P. Anak Krakatau. Keempat pulau tersebut dikenal sebagai gugusan Kepulauan Krakatau dan luas seluruhnya mencapai 13.605 Ha.

P. Anak Krakatau merupakan pulau dengan gunung api yang masih aktif dan terus bertambah tinggi. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang memenuhi perut gunung tersebut. Untungnya Gn. Anak Krakatau masih relatif aman meskipun ia aktif dan sering mengeluarkan letusan2 kecil.

Gue pernah baca di sebuah surat kabar yang menyatakan bahwa material (pasir) yang dihasilkan gunung ini sangat bagus untuk bangunan. Namun, dari keterangan Pak Ahyat gue tahu bahwa kawasan Cagar Alam Krakatau ini dijaga ketat dari para penambang pasir...gud...gud...^^

Mendaki Gn. Anak Krakatau

Setelah sarapan, kami dikejutkan dengan hadirnya seekor biawak yang ukurannya cukup besar. Ia datang karena mencium bau makanan yang kami bawa. O ya, di pulau ini tidak terdapat sumber air tawar. Jadi, tidak banyak ragam binatang yang hidup di pulau ini. Yang ada hanya tikus, kalong, 40 jenis burung, biawak, penyu dan ular (Sanca). Keanekaragaman flora (tumbuh2an) di pulau ini pun terbatas jumlahnya, tumbuhan yang paling banyak ditemui adalah pohon cemara, ilalang dan tumbuhan lain yang bisa hidup di pasir.

Saat memulai pendakian, narsis pun dimulai... sebentar2 kami berhenti utk mengambil putu atau diputu... Untuk mendaki sampai diketinggian 300 m dengan kemiringan sekitar 45 derajat, gue butuh waktu sekitar 45 menit. Itu pun gue udah ngos-ngosan bangettt...:p Tapi rasa lelah gue terbayar begitu gue sampe atas dan ngeliat pemandangan yang very extraordinary, kueren banggettttsss...^^

Di Atas Gn. Anak Krakatau

Kami memang hanya diijinkan mendaki hingga ketinggian 300 m, karena status Anak Krakatau saat itu adalah Siaga I (gapapa d... segitu aja gue udah seneng kok :D). Selain pemandangan yang indah, sesekali tercium bau belerang yang cukup menyengat yang keluar dari sisi-sisi gunung. Puas narsis di atas gunung, kami pun turun kembali ke bawah dengan hati sumringahhh...:D

"Abis dari sini mau pada kemana lagi nih?" tanya Pak Ahyat.
"Snorkeling pak, ke Lagoon Cabe," ucap gue semangat.
"Hah?" Pak Ahyat geleng2 kepala. Dia mungkin heran kami masih punya tenaga untuk snorkeling, hihihi...

Kapal kami pun segera bergerak menuju Lagoon Cabe di P. Rakata. Hanya butuh waktu 15 menit untuk tiba di Lagoon Cabe. Kali ini mesin kapal tidak dimatikan karena gelombang dan arus di sekitar lagoon cukup kencang. Sempet ngeri juga sih ngeliat gelombang dan arus yang cukup kencang. Kali ini gue yang nyemplung duluan ke air. Kedalaman lagoon sekitar 2 - 5 m. Begitu ngeliat pemandangan bawah lautnya, so beautiful... tempat ini yang paling indahhh... ^^

Terjun bebas dr atas kapal di Lagoon Cabe, P. Rakata

Selain nemu banyak Nemo disini, berbagai jenis ikan lainnya pun tampak asyik wara-wiri di sela-sela coral yang masih terawat dengan baik. Tempat ini gue saranin banget de buat yang pengen snorkeling ataupun diving... Sekitar pkl 11.30 WIB kami meninggalkan Lagoon Cabe. Tapi kali ini benar2 puassss... ^^

Kembali dalam perjalanan pulang kami harus melewati gelombang besar dan tiba di P. Sebesi sekitar pkl 13.30 WIB. Kami langsung makan siang, mandi dan packing. Tepat pkl 15.00 WIB kami meninggalkan P. Sebesi.

Setelah dua jam mengarungi lautan, kami tiba di dermaga. Di sana sudah menunggu Pak Udin dengan angkotnya. Saat tiba di Pasar Kalianda, kami berhenti sebentar untuk membeli oleh2 khas Lampung, apalagi kalo bukan keripik pisang...:D

Berdesak2an di angkotnya Pak Udin

Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali dan tiba di Pelabuhan Bakaheuni sekitar pkl. 18.00 WIB.  Tak perlu menunggu waktu lama, kami langsung naik ke atas fery karena saat itu fery sudah merapat. Suasana kapal fery kali ini berbeda dengan ketika berangkat, nggak ada dangdutan! wekekekekkk... lumayan bisa tidur sebentar :D

Sekitar pkl 21.00 kami tiba di Pelabuhan Merak, trus mampir sebentar ke B* Klenger untuk dinner. Demi mengejar waktu, gue makan burger sambil jalan menuju terminal bus. Begitu sampe terminal, kami disambit lagi eh disambut lagi dengan para calo bus.
"Mau kemana neng? ke bekasi ya? cikarang? bandung? dst...dst..."
Dan jawaban kami seragam, "Tanya sama yang botak itu," sambil nunjuk ke Ivan. Cara itu ampuh loh, buktinya para calo nggak gangguin kami lagi xixixi...

Setelah nego dengan seorang calo bus kami semua sepakat naik bus tersebut dengan membayar masing2 Rp 20rb. Perjalanan kurang lebih 3 jam menuju Pancoran kami gunakan untuk tidooorrr...zzz... Sampai di Pancoran sekitar pkl. 01. 15, welcome back...



Temans... tengkyu very much 4 participated in this backpack trip. I really appreciated 4 what U have done to this trip. It is very nice to travelling with all of U. Hope, this friendship will never end...at least, jangan kapok ngetrip bareng gue yawww...^^

Special Thx to: Andrew, Febri, Helena, Henry atas putu2nya yg keren2 :)


Salam
ifa abdoel

No comments:

Post a Comment