"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

9/13/12

Balon Terbang & Pesta Lampion

Hai haiii...
Mo cerita lagi ahhh...
Kali ini cerita soal kegiatanku bareng ponakan2ku aja yahhh... hihihi ;))

Yuppp.. berhubung libur lebaran kemaren aku nggak kemana-mana (dikarenakan harga tiket bus/kereta/pesawat ke luar kota melambung tinggi... :p), jadilah aku menghabiskan libur lebaran di kotaku tercinta, Jakarta.. ^__^
Kebetulan aku mendapat mandat dari big brothers untuk membawa anak-anak mereka (aka. my nephew & nieces) mengunjungi Taman Bunga yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Hmmm... sempet aneh juga sih, kok ke Taman Bunga? Emang ada apaan di sana? *eh
Ternyata sejak bulan Juli 2012, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bekerjasama dengan sebuah bank swasta, menyediakan wahana permainan baru, berwujud balon terbang. Dan wahana balon terbang tersebut terletak di Taman Bunga... ^___^

Okelahkalobegetooo...
Sabtu (25/8) sore, aku dan pasukan kecil (para krucil) bergerak menuju Taman Mini. Dari kejauhan, balon terbang yang sedang mengangkasa mulai terlihat. Kontan saja hal tersebut membuat heboh para krucil... hihihi... ;))

Balon terbang dari kejauhan... ^__^
Setelah berkutat kurang lebih hampir 1 jam dengan kemacetan di dalam area wisata, akhirnya kami tiba juga di depan Taman Bunga, lokasi dimana balon terbang berada, hurrayyy... ^__^

7/30/12

Diving b4 Ramadhan (Genteng Kecil Island & Tongkeng Island)

Holaaa... temans...

Aku mo cerita lagi yahhh..
Kali ini tentang trip diving di Pulau Genteng Kecil dan Pulau Tongkeng. Jujur... sebenarnya trip diving kali ini cukup mengejutkan buat aku karena tanpa aku rencanakan sebelumnya. Kok begitu??

Aku masih ingat betul beberapa hari sebelum trip, aku menulis status pada fesbuk yang isinya begini, "Sebelom ramadhan enak kali ye klo mantai doeloe...^o^"
Tapi saat itu aku bingung mo mantai kemana? Jadilah status tersebut berakhir seperti status lainnya, cuman numpang eksis... :p

Selang beberapa hari kemudian, aku mendapat pesan singkat di hp yang bunyinya kurang lebih ajakan diving di Pulau Seribu bersama teman-teman dari CDC, gretong pulakkk...\( ^_^ )//( _'_ )\\( ^_^ )/

Hepi?? Ooo jelasss... hepiiii bangettt... hihihi...\(^_^)/
Sutralah... dari pada berpanjang lebar, mending dibaca aja cerita perjalanannya yahhh...
All I can say, another good spot for diving are here... in Genteng Kecil Island and Tongkeng Island...^_^  please enjoy...

Dermaga Pantai Mutiara

Di Minggu (15/7) pagi yang cerah, salah satu anggota CDC sudah stand by menjemputku di depan Kalibata City. Bersama-sama kami bergerak menuju Pantai Mutiara. Setelah menghabiskan sekitar hampir 45 menit di jalan, kami tiba di pintu masuk Pantai Mutiara. Di situ kami berhenti untuk sarapan pagi sambil menunggu yang lainnya.

7/16/12

Jalan-Jalan ke Melaka

cerita sebelumnya... A Night @ LCCT - Kuala Lumpur

Ngiming-ngiming... sorry dory mory doeloe yahhh...^_^
Seharusnya tulisan tentang perjalananku ke Melaka udah rilis jauh-jauh hari... tepatnya setahun yang lalu :p tapi karena ada sesuatu dan lain hal, tulisannya aku pending, pending, dan pending... Sampai akhirnya niat nulis itu timbul kembali saat ini... hehehe... salam ikan :p

Olrite... dari pada berpanjang lebar lagi, mendingan langsung aja kali yaks... Well, berhubung udah kelamaan, ceritanya berdasarkan memory yang masih ketinggalan di otak aja yahhh... #tapi gue belom pikun kok, cuma pelupa aja, lho?... hihihi... ;))  
please enjoy...^_^

Perjalanan Ke Melaka

Sambil diiringi dengan lagu-lagu dari grup band Wali, bus yang membawa kami menggelinding, melintasi jalan beraspal. Sepanjang jalan menuju kota Melaka dipenuhi oleh kebun kelapa sawit. Suasananya mirip di Indonesia (lintas Sumatera-red). Mungkin sekitar pkl. 10.30 siang, kami tiba di Terminal Bus Melaka Sentral.

Baru saja kami turun, tiba-tiba sebuah bus dari Kuala Lumpur (KL) berhenti tepat di depan kami dan jrenggg... Bonnie turun dengan santainya dari dalem bus.
Bonnie? yeuppp... Bonnie adalah salah satu kenalan kami dari CS (CouchSurfing. baca: Jambore Bahari 2011)  yang kebetulan memang sedang berlibur di KL. Mengetahui kami akan ke Melaka, Bonnie pun ingin ikut serta.

Setelah ber-say hello, kami mencari bus menuju Melaka. Berdasarkan informasi yang aku peroleh dari millis, bus menuju Melaka adalah Bus Panorama yang warnanya merah. Bus tersebut  mengambil rute Terminal Melaka Sentral - Mall Dataran Pahlawan.

7/10/12

Date A Girl Who Travel

 source: http://www.solitarywanderer.com/2012/02/date-a-girl-who-travels

Date a girl who travels.
Date a girl who would rather save up for out of town trips or day trips than buy new shoes or clothes. She may not look like a fashion plate, but behind that tanned and freckled face from all the days out in the sun, lies a mind that can take you places and an open heart that will take you for what you are, not for what you can be.


Date a girl who travels.
You’ll recognize her by the backpack she always carries. She won’t be carrying a dainty handbag; where will she put her travel journal, her pens, and the LED flashlight that’s always attached to her bag’s zipper? In a small purse, how can she bring the small coil of travel string, the wet tissues, the box of cracker, and the bottle of water she’s always ready with, just in case something happens and she can’t go home yet?

7/6/12

Between Diving & Freakness


Cerita sebelumnya ... Dari Diving Ke Katakan Cinta

Sekitar pkl. 15 sore, kapal yang kami tumpangi bergerak meninggalkan dermaga P. Biawak. Perjalanan menuju sisi barat P. Biawak memang harus melewati jalur laut. Keadaan laut di sore itu masih bergelombang. Tapi begitu kapal mendekati dive site (sisi barat P. Biawak), kondisi laut berubah tenang... mungkin karena jalur sebelah barat ini bukan termasuk dalam jalur perairan lepas kali ya, makanya relatif lebih tenang... hanya riak-riak kecil yang mendampingi kami sore itu... (^_^)

And.. yang ditunggu-tunggu pun tiba... It’s diving timeee... (^_^)
Kami segera mempersiapkan diri. Aku buddy-an sama Rene, Elisabeth buddy-an sama Mr. ItemSekali, kami ber-4 turun duluan.

Prepare for diving... ^.^ (photos by. Radith)

Sesaat sebelum Mr. ItemSekali membenamkan diri ke dalam air, Mr. Sotoy berteriak mengingatkan Mr. ItemSekali, “Eh, tabungnya jangan diabisin ya?”
Heh???... @_@

7/2/12

Dari Diving Ke 'Katakan Cinta'


Cerita sebelumnya... Diving Di P. Biawak

Seperti kemarin, acara angkut mengangkut alat2 SCUBA pun kami lakukan pagi ini. Cuaca pagi ini tampak kurang bersahabat. Gulungan ombak terlihat lebih tinggi. Bagaikan kawanan Bison, gulungan ombak berlomba-lomba menanduk tiang-tiang dermaga dengan keras. Angin yang menerpa terasa menampar lebih kuat, mengacak-acak rambut dan pikiranku. Yesss... I am worry about the weather... (-_-*)

Terpikir olehku bagaimana perasaan teman-temanku yang akan melakukan dive discovery? Akankah mereka merasa save dengan kondisi cuaca yang seperti ini? Tapi begitu melihat Eko yang langsung nyemplung and doing snorkeling, perasaan khawatirku sedikit sirna. “Mereka berani...” batinku lega.

“Fa... jam tangan lo anti air ya?” tiba-tiba Mr. ItemSekali bertanya padaku.
“Iya, kenapa emangnya?”
Gue pinjem dong... Buat ngitung waktu, biar gampang,” katanya.
Hah??... Mr. ItemSekali sebagai dive guide kami, tidak dibekali jam tangan yang bisa dipakai untuk menghitung waktu penyelaman?? Ya ampun... (-_-!) Dengan wajah diliputi keheranan, kuberikan jam tanganku untuk dipinjam. 

2nd Dive

Persiapan penyelaman pun dimulai. Yang pertama turun adalah Rene dan Mr. Sotoy. Disusul dengan aku dan Mr. ItemSekali.  Kali ini arah penyelamannya ke sebelah kiri (kemarin di sebelah kanan-red). Elisabeth menolak untuk diving bersamaku hari itu. Ia merasa tidak nyaman dengan keadaan laut yang memang terlihat bergejolak... :O

6/26/12

Diving Di P. Biawak


Cerita sebelumnya... Misteri Pulau Biawak

Mr. Sotoy dan asistennya (sebut saja Mr. ItemSekali) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk diving. Diving pertama akan kami lakukan di dermaga P. Biawak. Setelah mempersiapkan peralatan, Mr. Sotoy meminta bantuan kami untuk membawa peralatan diving tersebut ke ujung dermaga.. hah???

Ujung dermaganya jauuhh lhoo sodara sodaraaaa... and you know alat-alat diving itu kan berattt... tabung, weight belt, dll... hadeehh... (-_-*)
(baru sekali ini gue diving mandiri bener... biasanya kalo gue diving pake jasa dive operator, gue tinggal nyelem doang, gak usah repot2 ngangkut2 alat-alat diving, semuanya udah diatur oleh dive operatornya :p).

Jalan menuju ujung dermaga..
Di sini aku juga baru menyadari bahwa kru yang dibawa Mr. Sotoy ternyata bukanlah anak buahnya. Mereka hanyalah para ABK yang memang tidak dibayar untuk ngangkut2 alat.. (-_-*) Sutralah.. berhubung kami terdiri dari orang-orang yang baik hati, maka kami pun rela membantu Mr. Sotoy.. :p 

Persiapan sebelum diving..

6/14/12

Misteri Pulau Biawak

Holaaa temans..

Sebelumnya sorry banget kalo postingan trip yang ini kelamaan hehehe..
Abisnya banyak banget kejadian tak terduga yang cukup membuat otak aku spinning sepulang dari trip kali ini.. mulai dari diboongin sama pihak dive operator, kegiatan diving yang acak kadul (malah cenderung ‘horor’..( -_-*), hingga manajemen acara yang berantakan.. :p
Lho, kok malah curcol fa..? hihihi.. ^_^

Begini lho.. berhubung mayoritas kegiatanku di P. Biawak adalah diving, maka untuk trip kali ini aku menggunakan jasa sebuah dive operator, sebut saja namanya dive operator ‘Bodong’ dengan sang owner yang bernama sebut saja ‘Mr. Sotoy’.

Aku mengenal Mr. Sotoy dari rekomendasi seorang teman. Mr. Sotoy menawarkan paket diving ke P. Biawak dengan harga yang sangattt murahhh. Hanya perlu mengeluarkan uang sejumlah Rp. 750rb - Rp 1 juta untuk 5 kali diving! (2x di P. Biawak, 1x di P. Gosong, 1x di P. Cendekia, dan 1x night dive di P. Biawak). Biaya tersebut sudah mencakup makan, minum, penginapan, sewa perahu, scuba gear  lengkap (untuk dua orang 1 scuba gear). Sangat menggiurkan bukan???

Beberapa orang teman diver (yang tidak ikut-red) sampai tidak percaya dengan info yang aku tawarkan. Mereka menaruh curiga, tapi aku bersikukuh bahwa trip ini aman dan pasti menyenangkan. Tetapi ternyata.. kejadian demi kejadian yang teman-temanku alami saat diving, sangat 'horor'.. :'(
Cerita lengkapnya baca aja terus yahh...

Walaupun begitu, Kejadian horor tersebut tidak membuat kami kapok. Bagi kami, Indonesia merupakan surga bawah air... (/^_^)/.. We want to go dive again.. more and more.. \(^_^)/
tapi kali ini dengan lebih berhati-hati lagi dalam memilih dive operator dan tidak mudah tergiur dengan harga murah!.. #kalo yang ini keknya efek keseringan jadi bekpeker deh, hihihi.. ;)) 

Olrite... dari pada curcol melulu, mendingan langsung aja kali yah aku cerita soal pengalamanku nge-trip ke Pulau Biawak, sebuah pulau kecil yang terletak di kabupaten Indramayu, Jawa-Barat. Please... enjoy... ^_^

6/11/12

Persyaratan Untuk Mendirikan Dive Centre / Dive Operator


Artikel sebelumnya... Dive discovery & Pengenalan Olahraga Diving

Kali ini aku hendak membahas apa sih persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan sebuah Dive Operator atau Dive Centre? 

Seperti yang aku telah jelaskan sebelumnya, pada trip diving yang aku lakukan tempo hari di P. Biawak, aku menemukan kejanggalan-kejanggalan pada Dive Operator yang aku pakai. 

Untuk itu, pada artikel ini aku mencoba mengulas sedikit mengenai persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan Dive Centre/Dive Operator. Tujuannya sederhana saja, agar kamu-kamu yang berniat untuk serius menekuni bisnis penyelaman, tidak asal-asalan dalam mendirikan Dive Operator.  Pasalnya, olahraga diving terkait dengan nyawa dan keselamatan peserta diving, betul?... ;)

Safety first... than go dive... ;)  

Firman Adiyaksa. SSI Master Instructor  #48557 (Affiliated to Dive Republic – Jakarta). Diving Industry Consultant. Do Adventures (SSI Diving Course and Diving Tour). Legal Clinic (Notary and Land Deed Office Law Firm Office).

Menurut Mas Firman, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk membuka/menjalankan sebuah Dive Centre. Tetapi, tidak ada peraturan khusus yang menjelaskan tentang hal tersebut secara umum.

Dive Discovery & Pengenalan Olahraga Diving

Artikel sebelumnya.. Tips Memilih Dive Operator / Dive Centre

Seperti yang aku jabarkan pada tulisan sebelumnya, tulisan berikut masih terkait dengan pengalamanku saat diving di Pulau Biawak.

Beberapa orang teman yang masih baru (bahkan ada yang belum belum mengenal olahraga diving) melakukan Dive Discovery di P. Biawak.  Apa yang mereka alami saat melakukan Dive Discovery boleh dibilang ‘horor’... (-_-*). Cerita lengkapnya nanti aja deh..

Yang jelas, di sini aku hanya ingin membagi informasi untuk kamu-kamu yang ingin melakukan Dive Discovery, agar memperhatikan rambu-rambu yang ada. Tujuannya hanya satu, agar kamu selamat dan enjoy menikmati indahnya pemandangan di bawah laut.. ;')

Eniwey... memangnya apa sih yang dimaksud dengan Dive Discovery?
Dari sebuah tulisan yang diposting oleh R. Adolf Izaak di milis Indobackpacker, aku menemukan definisi yang mungkin sesuai dengan pertanyaan di atas. 

Dive Discovery adalah kegiatan penyelaman yang dilakukan seseorang tanpa ia harus mengikuti tahapan pendidikan formal selam (keterangannya baca di bawah-red), dalam batas tertentu dan prosedur ketat serta didampingi Instruktur/buddy. Kegiatan penyelaman bisa dilakukan di kolam atau langsung di laut.

foto by : google

Tips Memilih Dive Operator / Dive Centre

Berawal dari rasa kecewa yang menyesak di dada atas peristiwa beberapa waktu lampau (tepatnya kala aku dan teman-teman berlibur dan melakukan kegiatan fun diving di Pulau Biawak, Indramayu, Jawa-Barat), tulisan yang terbagi dalam 3 seri ini tercipta... (whewww.. bahasanya gaya benerrr... :p)

Terselip rasa kecewa atas pelayanan yang belum profesional dari Dive Operator yang kami pakai. Kejanggalan demi kejanggalan kami temui dalam Dive Operator ini, mulai dari tidak adanya briefing (bagaimana equalisasi yang benar untuk yang akan melakukan dive discovery, pengenalan alat, dan situasi penyelaman), tidak adanya pencatatan waktu, tidak berlisence Instruktur/Dive Master, dan sebagainya...

Berbekal tekad ingin memperbaiki pengetahuan dan berbagi ilmu bagi para newbie maupun pemula (seperti aku) di duni per-diving-an, agar lebih waspada dan teliti dalam memilih Dive Operator. Seperti yang mereka katakan ‘Diving is a great and fun sport but it is not without it’s risks’.

Berikut hasil bincang-bincangku dengan beberapa orang Instruktur selam dari beberapa asosiasi seperti SSI, NAUI, SDI, CMAS, PADI. Dari mereka aku mendapat ilmu, apa yang harus diperhatikan dalam memilih Dive Operator sebelum melakukan kegiatan penyelaman..

Please read carefully, than think wisely... ;)

5/29/12

Tur Keliling Phuket

cerita sebelumnya: Singgah Di Koh Phi Phi

Third Day (24 Feb' 2012) City Tour

Sekitar pkl. 08.00 pagi aku sudah berada di lobby hostel, menunggu jemputan yang akan membawaku menjelajah Phuket dan sekitarnya. Seperti kemarin, setelah mengangkutku, mobil bergerak menjemput peserta One Day City Tour lainnya. Setelah mini van terisi penuh (ada 7 orang, semuanya bule kecuali gue :p), kami meninggalkan kota Patong.

Van melaju di jalanan berbukit dan berliku. Matahari pagi tampak genit menyembul dari balik bukit. Pagi itu sangat cerahhh.. ^_^
Lokasi wisata yang pertama kami singgahi adalah perkebunan karet.. :p

Buatku kebun karet bukanlah sesuatu yang baru, Indonesia punya banyakkkkkkkkk sekaliiiiiiiiii kebunnnnnnnn karetttttttttt... ^.^ Jadi, di sini aku lebih banyak mendengarkan saja penjelasan dari sang tour guide.. :p

kiri & kanan atas: olahan karet.
kanan bawah: tour guide medemokan cara membuat bumbu kare.

Setelah menjelaskan panjang lebar tentang kebun karet berikut proses pembuatan karet, sang tour guide mendemokan bagaimana cara membuat bumbu kare ala Thailand. Bahan-bahannya: jahe, garem, lengkuas, bawang merah, bawang putih dll.. sama dengan bumbu masakan Indonesia.. :p
Usai peragaan, kami diminta mampir ke sebuah toko untuk melihat-lihat cinderamata khas Thailand.

5/14/12

Singgah Di Koh Phi Phi

cerita sebelumnya... Luntang Lantung @ Patong

Sekitar pkl. 07 pagi aku sudah siap menunggu jemputan di lobby hostel. Pagi ini adalah jadwalku mengunjungi Koh Phi Phi atau Phi Phi Island. Sambil menunggu, aku berkeliling di sekitar hostel. Cuaca hari itu cerah sekali.. sinar matahari yang hangat menyentuh kulit coklatku.. (^_^)

Bulan Februari di negara ini termasuk bulan high season dimana para wisatawan dari berbagai negara di penjuru dunia datang ke Thailand untuk berlibur, menikmati matahari yang bersinar sepanjang hari.. #kalo buat gue mah kaga ngaruh kalee.. kulit gue udah tanned kok.. hyyyaaa .. :p# 

Satu dua kendaraan melintas di jalan raya yang masih sepi, begitu pula dengan pejalan kaki. Hmm.. pemandangan pagi ini sungguh kontras sekali dengan pemandangan tadi malam. Semalam, jalan raya ini begitu sesak dengan laju kendaraan dan bibir jalan penuh dengan lautan pedagang serta pejalan kaki yang mayoritas adalah turis.

Suasana di pagi hari..

Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat jelas bukit hijau yang menjulang tinggi di ujung jalan. Baru ngeh.. ternyata kota Patong ini diapit oleh perbukitan yaks.. cooll.. ^.^  Selesai jeprat-jepret aku kembali ke lobby hostel. Tak berapa lama, sebuah mobil mini van datang menjemputku.

Dari hostel tempatku menginap, van bergerak menjemput penumpang lain yang tinggal di hotel berbeda. Saat van menggelinding di jalan raya, barulah aku sadari ternyata hostel tempatku menginap sangat dekat dengan beberapa objek wisata. 

Yang pertama adalah Jungceylon Mall (hanya 10 menit jalan kaki dari hostel), lalu Bangla Road (letaknya persis di depan Juction Mall). Kemudian Pantai Patong yang hanya butuh jalan kaki tak kurang dari 10 menit juga! What a good coincidence.. huurayyy.. \(^_^)/

5/8/12

Luntang Lantung @ Patong

Pagi yang cerah... aku masih terbaring ketika bebunyian dari speaker hp terdengar.
"Nenggg... sorry yaaa.. gue gak bisa ikut ke phuket, huhuhu..." tutur suara di seberang sana.
"Hah? serius looo??? kenapa?" jawabku panik.
"Temen gue sakit, jadi gue yang harus bikin laporan kantor untuk diserahin hari jumat, huhuhu..." katanya lagi.

Seketika jantungku berdegup kencang... Perutku mendadak mules..
Solo backpacker again???... OMG..:O

Kali ini ada rasa panik menghinggap karena aku sama sekali tidak merencanakan solo bekpeker.. -_-" Sebelumnya kami berdua sudah berencana akan nge-host di salah satu anggota CS yang bermukim di Phuket Town, setelah itu kami akan go show mencari hostel di kawasan Patong.

Tapi... karena kejadian mendadak ini aku terpaksa harus men-skip rencana nge-host dan memutuskan untuk langsung ke kawasan Patong dan bermalam di sana.
Setelah telepon kututup, aku langsung bangkit dan segera 'browsing tempat penginapan!'

Aku harus berburu dengan waktu mengingat nanti sore aku akan terbang ke Phuket.. hicks -_-" bener2 ga siap banget dah cuy.. :'(
*Parahnya saat itu sedang high season, tentunya biaya penginapan jauh lebih mahal... -_-"
(lesson #1, always prepare for the worst -_-").

4/11/12

"Goa Ini Tempat Bermain Kami" (Menembus Perut Bumi @ Goa Jomblang - Grubug)


Cerita sebelumnya.. Adu Adrenalin @ Goa Kalisuci

Titik-titik air bergerak turun dengan cepat,
menimpa tubuhku  tanpa ku berusaha untuk menghindar..
Aku terpaku  menatap semburat cahaya hangat nan mesra,
yang merangsek masuk dari celah ranting dan dedaunan..
Ia begitu indah,
buatku terus mengucap nama-NYA..” (Ifa Abdoel - @Grubug Cave)

Day 2 (25 Maret 2012) - Gn. Kidul

Pkl. 07.00 pagi aku telah siap menunggu kedatangan Pak Man -petugas dari Goa Jomblang-Grubug-  yang ditugaskan Mas Cahyo untuk menjemput kami di penginapan. Dari arah pintu masuk terlihat sebuah mobil double gardan memasuki pekarangan hostel. Warnanya Orange dengan suara mesin yang berisik, ku sungging senyum saat memandangnya.

 Gue dan Orange.. ^.^

3/30/12

Adu Adrenalin @ Kalisuci Cave Tubing

Never stop dreaming..  that’s what I do.. ^.^

“Semuanya berawal dari mimpi..” sepertinya itu adalah ungkapan yang paling tepat untukku saat menyambangi Goa Jomblang – Grubug – Kalisuci, yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Hampir 2 tahun aku menunggu untuk bisa datang menikmati keindahan dan kemegahan ciptaan Allah SWT yang ada di Provinsi Yogyakarta ini. Aku masih ingat betul kejadian 2 tahun yang lalu ketika aku mengunjungi pameran wisata di Senayan, Jakarta.

Saat itu aku berada di stand milik dinas pariwisata kota Yogyakarta. Mataku tak bisa lepas dari dua buah gambar yang terpampang di dinding stand.. gambar Cave Tubing Goa Kalisuci dan ‘Ray Of Light’ Goa Grubug.. ^_^

Sebelumnya aku tak pernah tahu, bahkan tidak pernah menyangka sama sekali bahwa wilayah Gunung Kidul yang terkenal tandus dan gersang ini memiliki pemandangan yang luar biasa megah dan spektakuler dalam bentuk goa-goa yang tersembunyi di bawah tanah.. amazingggg... ^.^

Jujur.. saat pertama kali melihat gambar-gambar tersebut aku terpesona.. kalo kata orang sih cinta pada pandangan pertama.. ahayyy.. ^_^ mungkin sebagian dari Anda akan menganggapku lebay surabay.. tapi jujur.. itu yang aku rasakan saat pertama kali melihat gambar Goa Grubug dan Kalisuci.. aku mupeng beratss.. hihihi.. ^.^

Idealnya orang yang jatuh cinta, so pasti ingin bertemu dan melihat pujaan hatinya kan?.. begitu pula denganku. Rasaku ingin bertemu dengan Kalisuci dan Grubug begitu menggebu, tapi apa daya, aku terbentur dengan dana (kalau pergi sendiri, biaya caving di Goa Jomblang - Grubug berkali-kali lipat harganya) dan ketiadaan teman seperjalanan. Tak ada satupun teman yang memiliki minat sama. Akhirnya, rasa rindu ingin bertemu harus aku kubur rapat-rapat  -_-“

Sampai akhirnya aku berkenalan dengan Siska (Ika) yang ternyata memiliki hasrat yang sama denganku.. ^.^ Kami berdua pun merencanakan perjalanan ini. Hanya saja, kami butuh 2 orang lagi untuk menggenapi biaya. Alhamdulillah dari grup fesbuk kami bertemu dengan Ifan (dari Malang), Arif dan Mbot (dari Bandung) yang bersedia ikut trip ini (walau sempat ada misunderstanding..;)

Special thanks buat kalian berempat.. ^_^.

Olrite.. tak usah panjang lebar lagi.. here is my story.. please enjoy.. ^_^

3/14/12

Ngabuburit di Ho Chi Minh City

Cerita sebelumnya, The Beauty of Phnom Penh

Sebelum sampai di hostel, supir tuk-tuk memarkirkan kendaraannya sejenak di pom bensin. Aku turun dari tuk-tuk dan menghampiri warung kecil di depan pom bensin. Aku ingin membeli air mineral... aus banget cuyyy... *kipas-kipas*
"Execuse me... I want to buy mineral water please."
Ibu-ibu penjaga warung tidak menjawab, malahan kaburrrr...

Aku? bingung... *sigh*  cuma bisa berdiri mematung di depan warung, sampai seorang bapak-bapak menghampiriku dan tersenyum. Rupanya dia juga pemilik warung ini. Kukatakan padanya bahwa aku ingin membeli air mineral (dalam bahasa inggris). Alhamdulillah... bapak-bapak ini mengerti bahasa inggris dan memberiku air mineral yang kumaksud. Harga untuk sebotol air mineral hanya 1000 riel saja... (kalo di hostel harganya US$ 1.. :p)

"What is your nationality?" tanya bapak-bapak penjaga warung.
"Indonesia," sahutku cerah.
"Ooo... Malingsia..."
"No... INDONESIA!" jawabku tegas.
Aku (dalam hati) "Siyaaallll....!!! dikira orang malingsia lagi -_-", huh!).

"Ooo.. Indonesia," katanya dengan dahi berkerut.
 "I thought you are Cambodian," katanya lagi. "Your face look like us," lanjutnya. (orang #5 yang menggap aku Cambodian).
"Yaa... many people think I am Cambodian," sahutku berusaha tersenyum.
Kemudian kami berbasa-basi sebentar, ia menanyakan tujuanku mengunjungi negaranya, dsb..dsb..

2/13/12

The Beauty of Phnom Penh

cerita sebelumnya Wisata Horor Di Phnom Penh

Setibanya di hotel, aku langsung meletakkan barang-barang di kamar dan bergegas keluar, menuju toko roti. Dengan mengenakan masker, aku menyusuri tepian jalan kota Phnom Penh. Sebenarnya ada rasa was-was dalam hati (berjalan sendirian di malam hari), tapi rasa khawatir itu segera kutepis...
belaga' kaya orang sana aja... toh wajahku tak jauh beda dengan orang Kamboja kok, hehe... (asal jangan diajakin ngomong pake bahasa Kamboja aja yah... :p)

Sekitar 15 menit jalan kaki aku tiba di Vimean Tep Bakery's Shop. Di tempat ini aku membeli roti strawberry, kacang, dan coklat. Untuk yang muslim, harus hati-hati dalam memilih karena roti dagingnya mengandung pork (aka. babi).

Harga yang harus aku bayar US$ 1 + 2000 Riel, murah yeaahhh... *makanan di luar hostel ternyata jauh lebih bersahabat harganya dibanding di restoran hostel... :)
Oya, toko di kamboja menerima pembayaran dalam mata uang dollar amerika. Jadi kalo ga punya uang riel juga gapapa... :D

roti...

Kemudian kembali ke hotel dan maen internet di loby. Hotel memang menyediakan fasilitas internet gratis bagi tamunya. Waktu menunjukkan pkl. 22.00 saat aku merebahkan diri di kamar dan tidooorr... zzzz...

1/26/12

Wisata Horor di Phnom Penh

cerita sebelumnya.... Tenda Biru di Angkor Wat

Awalnya, aku agak heran dengan kawasan Killing Field ini. Tak sesuai dengan keangkeran namanya, Killing Field (lahan pembantaian). Tempat ini hanya terdiri dari sebuah tugu peringatan, museum, dan taman yang ditumbuhi pepohonan rindang dan rerumputan yang hijau... malahan adem banget...

Di sebuah bangku taman aku duduk.
"Enough... I have enough for hearing this," tutur seorang nenek-nenek bule yang duduk tak jauh dari tempatku.
"Oh my God," tambahnya lagi sambil menutup wajahnya erat-erat. Teman sang nenek-nenek tampak menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan.
"Emang ada apa sih? Kok pada stress gitu?" batinku heran.
Segera aku menyalakan tape dan mengikuti instruksi di dalamnya.

(flash back)

Day 4, (13 Oct' 2011)

Sekitar pkl. 05.45 pagi, aku telah siap di loby hostel. Hari ini jadwal aku meninggalkan kota Siem Reap. Saat check out ada kejadian yang tidak menyenangkan, huh!
Begini ceritanya...

Selama menginap, salah seorang pelayan selalu memintaku untuk membayar makanan yang aku pesan saat itu juga. Tak hanya itu, pada saat check in, pelayan tersebut juga memintaku untuk membayar langsung (saat itu juga) kamar yang aku sewa. Saat aku meminta tanda bukti (kwitansi/bill) tanda pembayaran kamar dan makanan, sang pelayan tidak memberikannya, dengan alasan, "tidak perlu tanda bukti".

Saat itu yang ada dipikiranku adalah "Oh... mungkin di hostel ini memang tidak perlu ada tanda bukti kali ya." Positive thinking! that's what I did. But that's completely wrong!! (kesalahan#1)
Saat check out, pengurus hostel memintaku untuk membayar makanan dan kamar yang sebelumnya sudah aku bayar. Kukatakan pada mereka bahwa aku sudah membayarnya. Mereka minta bukti. Aku tidak punya... (-_-!)

Aku berusaha tenang.. kusebutkan ciri-ciri pelayan yang memintaku untuk membayar langsung. Pengurus hostel menyuruh anak buahnya untuk mencari pelayan yang aku tidak tahu namanya siapa (-_-!) (kesalahan #2)

1/2/12

Tenda Biru di Angkor Wat

cerita sebelumnya Kuil Tomb Rider

Angkor Wat Temple

Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.00 sore saat aku tiba di depan Angkor Wat Temple.
"Hmmm... akhirnya sampai juga di Angkor Wat," batinku riang. Kuil yang sebelumnya hanya kulihat lewat foto, kini ada dihadapanku.

FYI, Angkor Wat Temple merupakan kuil yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO (sejak tahun 1992). Kata Om Wiki, seperti kebanyakan kuil angkor yang lain, pada awalnya Kuil Angkor Wat merupakan kuil agama hindu yang dialihfungsikan menjadi kuil buddha sejak abad ke-13.

Kulangkahkan kaki menapak beberapa undakan anak tangga, terbentang dihadapanku sebuah jembatan batu yang membelah sungai Tonle Sap. Jembatan ini memiliki panjang setengah kilometer. Konon, jembatan ini diibaratkan sebagai pelangi yang menghubungkan alam dunia dengan alam para dewa.

Jembatan pelangi.. ^.^

Teteup harus narsis.. :D