Berburu kerajinan kulit khas Kota Gudeg untuk
dijadikan oleh-oleh atau cinderamata merupakan suatu keharusan bagi sebagian wisatawan. Apalagi Yogyakarta memiliki segudang lokasi yang menjual kerajinan kulit.
Cobalah melipir sejenak ke Desa Manding. Di situ ada Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding yang didapuk sebagai salah satu tempat untuk berburu oleh-oleh khas Yogyakarta, yang harganya tentu saja bersahabat dengan kantong kamu ;)
----
(flash back)
Cerita sebelumnya: Cari Wangsit di Gumuk Pasir Parangkusumo?
Waktu masih menunjukkan pkl. 12 siang saat bus tujuan Yogyakarta yang membawaku menggelinding keluar dari Terminal bus Parangtritis.
Setelah berjibaku dengan pasir dan berpeluh ria di Gumuk Pasir Parangkusumo, hari itu aku hendak melipir sejenak ke Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding, yang terletak di Desa Manding, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Mengapa aku ingin berkunjung ke Manding? sebab, bus tujuan Yogya yang aku tumpangi ini melewati Manding. So, kenapa ga sekalian mampir? sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, halahh.. alesann.. bilang aja mo belanja belenji hahaha.. :p
Well well.. Yogyakarta memang memiliki segudang lokasi yang menjual kerajinan kulit. Biasanya, wisatawan berburu kerajinan kulit khas Kota Gudeg untuk dijadikan oleh-oleh atau cinderamata. Nah, salah satu tempat untuk berburu oleh-oleh khas Yogyakarta adalah Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding.
Olrite.. lanjut lagi yaks..
Berhubung aku tidak tahu harus turun dimana, aku pun berpesan pada supir bus agar menurunkanku di Manding, hihihi..
Setelah kurang lebih setengah jam berkendara, bus yang membawaku tiba di depan gerbang Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding. Ongkos bus yang harus kubayar sebesar Rp 10 rebu *beuhh..*
Ternyata cukup mudah menemukan tempat ini karena letaknya persis di perempatan lampu merah Bantul, yang ditandai dengan sebuah gapura besar bertuliskan "Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding".
(FYI: Kalo kamu berangkat dari arah Yogya, maka lokasi Kerajinan Kulit Manding ini berada di sebelah kanan. Atau kalau kamu bingung, bisa pesan kepada supir bus agar diturunkan di Manding.
Dari kota Yogyakarta kamu bisa menggunakan bus tujuan Yogya - Pantai Parangtritis untuk menuju Manding. Lokasi Manding ini searah dengan Pantai Parangtritis).
Begitu turun di depan gapura, aku langsung melangkah menyusuri jalan sepi yang dipinggirnya berjejer toko-toko penjual barang-barang kulit. Aroma kulit menyeruak keras saat aku memasuki toko-toko tersebut satu persatu.
Hmm.. tidak banyak pengunjung yang lalu lalang di toko-toko ini, kebanyakan toko malah sepi pengunjung. Entah karena hari itu hari minggu atau karena memang bukan hari libur nasional atau karena memang kebetulan lagi sepi, aku tidak melihat dan merasakan geliat wisata di tempat ini.
Pengunjung yang terlihat hanya di beberapa toko yang menjual lebih banyak ragam asesoris dan barang-barang dari kulit saja. Itu pun jumlah pengunjungnya masih bisa dihitung dengan jari. Sepi boo..
Padahal, di sini dijual berbagai ragam model sepatu, tas, jaket, sendal, dompet, ikat pinggang, gantungan kunci, dan pernak pernik lainnya. Hanya sayang, untuk sepatu kulit variasi modelnya tidak banyak, apalagi model sepatu boot untuk cewek sedikit banget pilihannya.
Hmm... kalo boleh daku nyumbang saran yahh.. kalo bisa kedepannya Manding membuat lebih banyak lagi variasi sepatu untuk cewek terutama sepatu boot.. #eeh #ngarep.. :p
Soal harga gimenong?? murah meriah cuyy.. ^_^
Sepanjang pengamatanku yang nggak dalem-dalem amat, untuk sepatu jenis pantofel cewek dibandrol mulai dari harga Rp 60 rebu, dan untuk sepatu boot perempuan dibandrol mulai dari 160 rebu/pasangnya. Sementara harga dompet-dompet kulit dibandrol mulai dari Rp 6 rebu/piece, murah bukan?
Dan ladies.. tas-tas rajut di sini dijual dikisaran harga Rp 200 rebu lho.. setengah harga dari toko-toko online di Jakarta cyinn, hayahh... ;))
Sementara tas-tas kulit dijual mulai dari harga Rp 80 rebu (untuk yang ukuran kecil), dan Rp 120 rebu untuk tas ukuran besar/sedang. Ikat pinggang kulit dijual mulai harga Rp 20 rebu.
Di sini kamu juga bisa pesan sepatu yang modelnya sesuai dengan keinginan kamu, harganya di sesuaikan dengan model dan tingkat kesulitan pembuatannya.. :)
Sekitar pkl. 13 siang aku menyudahi kunjunganku di Manding. Cuaca hari itu panas sekali, di bawah sebuah pohon aku berteduh sambil menunggu bus tujuan Yogya. Setelah hampir setengah jam menunggu, bus tujuan Yogya akhirnya melintas. Ongkos bus yang harus aku bayar Rp 10 rebu *beuhh..*
(FYI: Bus tujuan Yogya dari Parangtritis paling sore hingga pkl. 17 saja, jadi jangan sampai kesorean yaks..).
Bus melaju di jalan beraspal yang mulus. Cuaca terik, rasa lelah dan kantuk yang amat sangat kembali mendera. Setelah satu jam berkendara, akhirnya bus tiba di Terminal Giwangan. Dari Giwangan, aku melanjutkan perjalanan ke Malioboro dengan bus TransYogya. Ongkos bus TransYogya yang harus kubayar Rp 3.600 *beuhh..*
(FYI: Kalo ingin ke Malioboro sebenarnya tidak perlu turun di Terminal Giwangan, kamu bisa turun di Halte bus TransYogya di Jalan Paris agar menghemat waktu.
Dan untuk membayar ongkos bus TransYogya, kamu juga bisa menggunakan e-card dari beberapa bank, seperti Flazz BCA, e-money Mandiri, dan Brizzi- BRI).
Berikut rute bus TransYogya dari Terminal Giwangan ke Malioboro:
Naik TransYogya No. 4B, transit di Halte Gedung Wanita, setelah itu lanjut naik TransYogya No. 1A dan turun di Halte Malioboro.
Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.30 WIB saat aku menginjakkan kaki di Malioboro. Lega rasanya bisa kembali ke tempat ini setelah seharian bersimbah peluh.. ^^ Sambil menikmati suasana sore di Malioboro aku berjalan kaki mencari hostel untuk bermalam.
Persis di sebelah Malioboro Mall, tepatnya di Jl. Sosrokusuman, aku menemukan sebuah budget hostel yang tarif single room-nya murah edann! hahaha.. *loncat-loncat girang* ^_^
(FYI: di Jl. Sosrokusuman banyak budget hostel yang bisa kamu pilih untuk menginap ala bekpeker).
Setelah membersihkan diri, solat, dan beristirahat, sekitar pkl. 17 sore kuputuskan untuk beranjak dari hostel. Sore itu langit terlihat mendung. Bergegas aku menuju Halte TransYogya sambil menimbang-nimbang, apakah ini saat yang tepat untuk menyaksikan keunikan De' Arca..
De' Arca? What is that? see my next article.. Intip Koleksi Patung De Arca ^_^
Salam
Ifa Abdoel
Cobalah melipir sejenak ke Desa Manding. Di situ ada Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding yang didapuk sebagai salah satu tempat untuk berburu oleh-oleh khas Yogyakarta, yang harganya tentu saja bersahabat dengan kantong kamu ;)
----
(flash back)
Cerita sebelumnya: Cari Wangsit di Gumuk Pasir Parangkusumo?
Waktu masih menunjukkan pkl. 12 siang saat bus tujuan Yogyakarta yang membawaku menggelinding keluar dari Terminal bus Parangtritis.
Setelah berjibaku dengan pasir dan berpeluh ria di Gumuk Pasir Parangkusumo, hari itu aku hendak melipir sejenak ke Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding, yang terletak di Desa Manding, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Mengapa aku ingin berkunjung ke Manding? sebab, bus tujuan Yogya yang aku tumpangi ini melewati Manding. So, kenapa ga sekalian mampir? sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, halahh.. alesann.. bilang aja mo belanja belenji hahaha.. :p
Well well.. Yogyakarta memang memiliki segudang lokasi yang menjual kerajinan kulit. Biasanya, wisatawan berburu kerajinan kulit khas Kota Gudeg untuk dijadikan oleh-oleh atau cinderamata. Nah, salah satu tempat untuk berburu oleh-oleh khas Yogyakarta adalah Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding.
Olrite.. lanjut lagi yaks..
Berhubung aku tidak tahu harus turun dimana, aku pun berpesan pada supir bus agar menurunkanku di Manding, hihihi..
Gapura Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding |
Setelah kurang lebih setengah jam berkendara, bus yang membawaku tiba di depan gerbang Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding. Ongkos bus yang harus kubayar sebesar Rp 10 rebu *beuhh..*
Ternyata cukup mudah menemukan tempat ini karena letaknya persis di perempatan lampu merah Bantul, yang ditandai dengan sebuah gapura besar bertuliskan "Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding".
(FYI: Kalo kamu berangkat dari arah Yogya, maka lokasi Kerajinan Kulit Manding ini berada di sebelah kanan. Atau kalau kamu bingung, bisa pesan kepada supir bus agar diturunkan di Manding.
Dari kota Yogyakarta kamu bisa menggunakan bus tujuan Yogya - Pantai Parangtritis untuk menuju Manding. Lokasi Manding ini searah dengan Pantai Parangtritis).
Begitu turun di depan gapura, aku langsung melangkah menyusuri jalan sepi yang dipinggirnya berjejer toko-toko penjual barang-barang kulit. Aroma kulit menyeruak keras saat aku memasuki toko-toko tersebut satu persatu.
Hmm.. tidak banyak pengunjung yang lalu lalang di toko-toko ini, kebanyakan toko malah sepi pengunjung. Entah karena hari itu hari minggu atau karena memang bukan hari libur nasional atau karena memang kebetulan lagi sepi, aku tidak melihat dan merasakan geliat wisata di tempat ini.
Deretan toko-toko yang menjual barang-barang dari kulit di Manding |
Pengunjung yang terlihat hanya di beberapa toko yang menjual lebih banyak ragam asesoris dan barang-barang dari kulit saja. Itu pun jumlah pengunjungnya masih bisa dihitung dengan jari. Sepi boo..
Padahal, di sini dijual berbagai ragam model sepatu, tas, jaket, sendal, dompet, ikat pinggang, gantungan kunci, dan pernak pernik lainnya. Hanya sayang, untuk sepatu kulit variasi modelnya tidak banyak, apalagi model sepatu boot untuk cewek sedikit banget pilihannya.
Hmm... kalo boleh daku nyumbang saran yahh.. kalo bisa kedepannya Manding membuat lebih banyak lagi variasi sepatu untuk cewek terutama sepatu boot.. #eeh #ngarep.. :p
Soal harga gimenong?? murah meriah cuyy.. ^_^
Sepanjang pengamatanku yang nggak dalem-dalem amat, untuk sepatu jenis pantofel cewek dibandrol mulai dari harga Rp 60 rebu, dan untuk sepatu boot perempuan dibandrol mulai dari 160 rebu/pasangnya. Sementara harga dompet-dompet kulit dibandrol mulai dari Rp 6 rebu/piece, murah bukan?
Ragam tas yang dijual di Manding |
Salah satu toko di Manding |
Dan ladies.. tas-tas rajut di sini dijual dikisaran harga Rp 200 rebu lho.. setengah harga dari toko-toko online di Jakarta cyinn, hayahh... ;))
Sementara tas-tas kulit dijual mulai dari harga Rp 80 rebu (untuk yang ukuran kecil), dan Rp 120 rebu untuk tas ukuran besar/sedang. Ikat pinggang kulit dijual mulai harga Rp 20 rebu.
Di sini kamu juga bisa pesan sepatu yang modelnya sesuai dengan keinginan kamu, harganya di sesuaikan dengan model dan tingkat kesulitan pembuatannya.. :)
Sekitar pkl. 13 siang aku menyudahi kunjunganku di Manding. Cuaca hari itu panas sekali, di bawah sebuah pohon aku berteduh sambil menunggu bus tujuan Yogya. Setelah hampir setengah jam menunggu, bus tujuan Yogya akhirnya melintas. Ongkos bus yang harus aku bayar Rp 10 rebu *beuhh..*
(FYI: Bus tujuan Yogya dari Parangtritis paling sore hingga pkl. 17 saja, jadi jangan sampai kesorean yaks..).
Bus melaju di jalan beraspal yang mulus. Cuaca terik, rasa lelah dan kantuk yang amat sangat kembali mendera. Setelah satu jam berkendara, akhirnya bus tiba di Terminal Giwangan. Dari Giwangan, aku melanjutkan perjalanan ke Malioboro dengan bus TransYogya. Ongkos bus TransYogya yang harus kubayar Rp 3.600 *beuhh..*
(FYI: Kalo ingin ke Malioboro sebenarnya tidak perlu turun di Terminal Giwangan, kamu bisa turun di Halte bus TransYogya di Jalan Paris agar menghemat waktu.
Dan untuk membayar ongkos bus TransYogya, kamu juga bisa menggunakan e-card dari beberapa bank, seperti Flazz BCA, e-money Mandiri, dan Brizzi- BRI).
Berikut rute bus TransYogya dari Terminal Giwangan ke Malioboro:
Naik TransYogya No. 4B, transit di Halte Gedung Wanita, setelah itu lanjut naik TransYogya No. 1A dan turun di Halte Malioboro.
Waktu sudah menunjukkan pkl. 15.30 WIB saat aku menginjakkan kaki di Malioboro. Lega rasanya bisa kembali ke tempat ini setelah seharian bersimbah peluh.. ^^ Sambil menikmati suasana sore di Malioboro aku berjalan kaki mencari hostel untuk bermalam.
Persis di sebelah Malioboro Mall, tepatnya di Jl. Sosrokusuman, aku menemukan sebuah budget hostel yang tarif single room-nya murah edann! hahaha.. *loncat-loncat girang* ^_^
(FYI: di Jl. Sosrokusuman banyak budget hostel yang bisa kamu pilih untuk menginap ala bekpeker).
Malioboro di sore hari.. |
Setelah membersihkan diri, solat, dan beristirahat, sekitar pkl. 17 sore kuputuskan untuk beranjak dari hostel. Sore itu langit terlihat mendung. Bergegas aku menuju Halte TransYogya sambil menimbang-nimbang, apakah ini saat yang tepat untuk menyaksikan keunikan De' Arca..
De' Arca? What is that? see my next article.. Intip Koleksi Patung De Arca ^_^
Salam
Ifa Abdoel
Tas nya lucu lucu murah pula :D thanks ya info nya
ReplyDeleteWatch movie HD
sipp..u r welcome :)
DeleteLengkap banget infonya. Kapan-kapan tiara juga mau kesana. Makasih ya sis infonya :)
ReplyDeleteTrima kasih kembali..;)
Delete