cerita sebelumnya.. Kisah Bangkai Hidup di Taman Nasional Baluran
Tak hanya kisah Bangkai Hidup yang melegenda di Taman Nasional Baluran, ada kisah lain yang juga masih menjadi misteri hingga saat ini..
Makam Mbah Cungking
Sambil menyeruput teh manis yang masih mengepul, Pak Kasman kembali melanjutkan ceritanya..
"Di Taman Baluran ini ada sebuah makam, namanya makam Mbah Cungking," tuturnya.
Mbah Cungking adalah orang sakti. Konon, kesaktiannya sangat terkenal di seantero Pulau Jawa. Salah satu kesaktian yang dimiliki Mbah Cungking adalah, ia mampu memindahkan ribuan kerbau hanya dalam satu waktu.
Konon pada waktu itu, Mbah Cungking diminta untuk memindahkan ribuan kerbau dari suatu daerah ke Taman Nasional Baluran. Dengan menggunakan kesaktiannya, Mbah Cungking memasukkan kerbau-kerbau tersebut ke dalam sebilah bambu.
Setelah itu, ia pergi ke Taman Nasional Baluran selepas subuh. Ajaibnya, sekitar pkl 06 pagi, ribuan ekor kerbau (yang ingin dipindahkan) tersebut, telah merumput di Savana Bekol, TN Baluran.
Tak heran jika makam Mbah Cungking kerap dikunjungi peziarah, terutama pada tanggal 15 suro.
"Sebenarnya makam Mbah Cungking ini ada tiga, salah satunya di sini (TN Baluran-red)," ujar Pak Kasman.
Kami hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.
For me, it's unbelievable story, but I have to respect about it, because so many unsual things happen in this world, either accepted by our mind or not, walahualam.. ;)
Setelah bercerita panjang lebar tentang misteri dan sejarah yang ada di Taman Nasional Balura, kami pamit tidur. Waktu sudah menunjukkan hampir pkl 01 pagi. Kami memang harus segera tidur karena pkl. 04 pagi kami harus bangun agar bisa menyaksikan sunrise di Pantai Bama..
Pantai Bama
Suara alarm dari HP menggema di seantero ruang kamar. Sudah pkl. 04 pagi.
Walau rasanya masih ingin rebahan di kasur, aku memaksakan diri untuk bangun. Di luar, suara Bu Kasman terdengar memanggil kami seraya menggedor pintu.
Tak sampai setengah jam, kami sudah berada di dalam mobil, menembus hari yang masih gelap. Pak Kasman memandu kami dengan mengendarai motor. Tepat di depan gerbang masuk Taman Nasional Baluran, kami berhenti untuk melapor pada petugas yang berjaga di situ.
Sebenarnya, pintu masuk Taman Nasional Baluran adalah pkl. 06 pagi. Tapi berhubung kami dibawa oleh 'orang dalem', maka kami bisa masuk ke dalam taman itu di pagi buta.. *tengkyuh Pak Kasman.. ^^
Saat melapor, petugas hanya memberikan kami tiket masuk saja. Untuk pembayaran tiket tersebut, dilakukan saat kami selesai menjelajahi Taman Nasional Baluran. Sebagai jaminan, aku harus menyerahkan KTP, baeklah..
Setelah berpisah dengan Pak Kasman di depan gerbang, mobil yang membawa kami menggelinding. Suasana sangat gelap.. hanya sorot lampu mobil yang menyinari jalan berbatu yang tak rata. Suara serangga riuh rendah membelah pagi. Di dalam mobil kami membisu.
Udara pagi yang dingin kubiarkan masuk lewat jendela mobil yang sedikit terbuka. Tak ada pemandangan yang bisa dilihat dari balik kaca, hanya sisa gelapnya malam yang masih menyelimuti hutan.
Di sebuah persimpangan, dekat penginapan di Savana Bekol, kami berhenti, mencari-cari marka jalan menuju Pantai Bama. Sementara itu, perlahan ufuk mulai menyemburkan cahayanya, kami panik.. berkejaran dengan waktu agar bisa melihat sunrise di Pantai Bama.
Beberapa orang yang kami temui di sekitar situ juga tidak tahu dimana lokasi Pantai Bama. Berbekal insting, aku nekat membuka paksa pagar portal yang menutup jalan. Benar saja, jalan yang ditutup portal tersebut adalah jalan menuju Pantai Bama, yippii.. ^^
Setelah portal terbuka, kami segera melesat menuju pantai. Baru saja beberapa ratus meter berkendara, mobil berhenti karena kami melihat ini..
Setelah menjepret beberapa gambar, mobil kembali dipacu menuju Pantai Bama. Sambil terus mengawasi ufuk, aku terus berucap dalam hati, "Please please.. jangan terbit dulu sebelum kami sampai di Pantai Bama.."
Dan ternyata sodara sodara.. dari Savana Bekol ke Pantai Bama cukup jauh dengan keadaan jalan yang berbatu. Alhasil, setibanya di Pantai Bama, kami ga kebagian sunrise.. *nangis kejer :((
"Mataharinya memang ga keliatan Mbak, tadi ketutupan sama awan," tukas seorang bapak-bapak yang sedang berada di pantai.
Huahh.. legaa.. ga jadi nangis kejer deh, hehehe.. ^^
Taman Nasional Baluran
Oya, aku cerita sedikit tentang Taman Nasional Baluran ini yaks..
Menurut Om Wiki, Taman Nasional Baluran ini terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia.
Naman taman nasional ini diambil dari nama gunung yang ada di taman tersebut, yakni Gunung Baluran.
Adalah A.H. Loedeboer yang menemukan taman ini sebelum tahun 1928. Ia seorang warga negara Belanda. Baru pada tahun 1937 gubernur jenderal hindia belanda pada saat itu menetapkan taman ini sebagai suaka margasatwa.
Taman Nasional Baluran itu sendiri memiliki luas 25.000 Ha.
Menurut Pak Kasman, saat ini ada 37 jenis rumput yang tumbuh di taman ini, 147 jenis tumbuhan, dan terdapat 21 jenis burung yang hidup di Taman Nasional Baluran.
Mau tau lebih lengkapnya? googling aja yaks.. ;))
bersambung... Pohon Bakau Berumur Ratusan Tahun Ada di Pantai Bama
Salam
Ifa Abdoel
Tak hanya kisah Bangkai Hidup yang melegenda di Taman Nasional Baluran, ada kisah lain yang juga masih menjadi misteri hingga saat ini..
Makam Mbah Cungking
Sambil menyeruput teh manis yang masih mengepul, Pak Kasman kembali melanjutkan ceritanya..
"Di Taman Baluran ini ada sebuah makam, namanya makam Mbah Cungking," tuturnya.
Mbah Cungking adalah orang sakti. Konon, kesaktiannya sangat terkenal di seantero Pulau Jawa. Salah satu kesaktian yang dimiliki Mbah Cungking adalah, ia mampu memindahkan ribuan kerbau hanya dalam satu waktu.
Konon pada waktu itu, Mbah Cungking diminta untuk memindahkan ribuan kerbau dari suatu daerah ke Taman Nasional Baluran. Dengan menggunakan kesaktiannya, Mbah Cungking memasukkan kerbau-kerbau tersebut ke dalam sebilah bambu.
foto ilustrasi. by google |
Tak heran jika makam Mbah Cungking kerap dikunjungi peziarah, terutama pada tanggal 15 suro.
"Sebenarnya makam Mbah Cungking ini ada tiga, salah satunya di sini (TN Baluran-red)," ujar Pak Kasman.
Kami hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.
For me, it's unbelievable story, but I have to respect about it, because so many unsual things happen in this world, either accepted by our mind or not, walahualam.. ;)
Setelah bercerita panjang lebar tentang misteri dan sejarah yang ada di Taman Nasional Balura, kami pamit tidur. Waktu sudah menunjukkan hampir pkl 01 pagi. Kami memang harus segera tidur karena pkl. 04 pagi kami harus bangun agar bisa menyaksikan sunrise di Pantai Bama..
Pantai Bama
Suara alarm dari HP menggema di seantero ruang kamar. Sudah pkl. 04 pagi.
Walau rasanya masih ingin rebahan di kasur, aku memaksakan diri untuk bangun. Di luar, suara Bu Kasman terdengar memanggil kami seraya menggedor pintu.
Tak sampai setengah jam, kami sudah berada di dalam mobil, menembus hari yang masih gelap. Pak Kasman memandu kami dengan mengendarai motor. Tepat di depan gerbang masuk Taman Nasional Baluran, kami berhenti untuk melapor pada petugas yang berjaga di situ.
Sebenarnya, pintu masuk Taman Nasional Baluran adalah pkl. 06 pagi. Tapi berhubung kami dibawa oleh 'orang dalem', maka kami bisa masuk ke dalam taman itu di pagi buta.. *tengkyuh Pak Kasman.. ^^
Saat melapor, petugas hanya memberikan kami tiket masuk saja. Untuk pembayaran tiket tersebut, dilakukan saat kami selesai menjelajahi Taman Nasional Baluran. Sebagai jaminan, aku harus menyerahkan KTP, baeklah..
Setelah berpisah dengan Pak Kasman di depan gerbang, mobil yang membawa kami menggelinding. Suasana sangat gelap.. hanya sorot lampu mobil yang menyinari jalan berbatu yang tak rata. Suara serangga riuh rendah membelah pagi. Di dalam mobil kami membisu.
Udara pagi yang dingin kubiarkan masuk lewat jendela mobil yang sedikit terbuka. Tak ada pemandangan yang bisa dilihat dari balik kaca, hanya sisa gelapnya malam yang masih menyelimuti hutan.
Di sebuah persimpangan, dekat penginapan di Savana Bekol, kami berhenti, mencari-cari marka jalan menuju Pantai Bama. Sementara itu, perlahan ufuk mulai menyemburkan cahayanya, kami panik.. berkejaran dengan waktu agar bisa melihat sunrise di Pantai Bama.
Beberapa orang yang kami temui di sekitar situ juga tidak tahu dimana lokasi Pantai Bama. Berbekal insting, aku nekat membuka paksa pagar portal yang menutup jalan. Benar saja, jalan yang ditutup portal tersebut adalah jalan menuju Pantai Bama, yippii.. ^^
Setelah portal terbuka, kami segera melesat menuju pantai. Baru saja beberapa ratus meter berkendara, mobil berhenti karena kami melihat ini..
Sunrise di Savana Bekol ^^ |
Gunung Baluran dini hari.. ^^ |
Setelah menjepret beberapa gambar, mobil kembali dipacu menuju Pantai Bama. Sambil terus mengawasi ufuk, aku terus berucap dalam hati, "Please please.. jangan terbit dulu sebelum kami sampai di Pantai Bama.."
Dan ternyata sodara sodara.. dari Savana Bekol ke Pantai Bama cukup jauh dengan keadaan jalan yang berbatu. Alhasil, setibanya di Pantai Bama, kami ga kebagian sunrise.. *nangis kejer :((
"Mataharinya memang ga keliatan Mbak, tadi ketutupan sama awan," tukas seorang bapak-bapak yang sedang berada di pantai.
Huahh.. legaa.. ga jadi nangis kejer deh, hehehe.. ^^
Pantai Bama.. ^^ |
Taman Nasional Baluran
Oya, aku cerita sedikit tentang Taman Nasional Baluran ini yaks..
Menurut Om Wiki, Taman Nasional Baluran ini terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia.
Naman taman nasional ini diambil dari nama gunung yang ada di taman tersebut, yakni Gunung Baluran.
Adalah A.H. Loedeboer yang menemukan taman ini sebelum tahun 1928. Ia seorang warga negara Belanda. Baru pada tahun 1937 gubernur jenderal hindia belanda pada saat itu menetapkan taman ini sebagai suaka margasatwa.
Taman Nasional Baluran itu sendiri memiliki luas 25.000 Ha.
Menurut Pak Kasman, saat ini ada 37 jenis rumput yang tumbuh di taman ini, 147 jenis tumbuhan, dan terdapat 21 jenis burung yang hidup di Taman Nasional Baluran.
Mau tau lebih lengkapnya? googling aja yaks.. ;))
bersambung... Pohon Bakau Berumur Ratusan Tahun Ada di Pantai Bama
Salam
Ifa Abdoel
wah..seru banget yaa pasti
ReplyDeleteiyaaa..seru banget ^^
DeleteKalau mau memotret hewan liar, harus datang pagi-pagi juga? Atau sore hari?
ReplyDeletepagi dan sore hari.. :)
Deleteserius mbak bisa sore hari .
DeleteTapi mbak liat makan nya ngga?
Delete