"Gue kaget pas liat instagram, die udah di Cirebon aja," tukas salah seorang teman sambil menunjuk padaku saat kami sedang berada di dalam commuter line.
"Kapan lo ke Cirebon?"
"Kemaren"
"Sama siapa?"
"Sendiri"
"Heh? iseng amat lo, bday trip ye?"
"Emm... ^^"
Begitulah kira-kira percakapan kami di dalam commuter line. Mereka pun langsung mendaulat aku untuk bercerita bagaimana kisah perjalananku saat berada di kota Cirebon. Well.. berhubung aku nggak pelit, aku bagi ceritanya ke kamu semua deh.. ^^
Kota Cirebon
Hujan turun dengan riangnya saat aku tiba di Stasiun Gambir, Jakarta. Waktu masih menunjukkan pkl 05.30 pagi. Kereta Cirebon Express sudah terparkir di jalur 3, setia menunggu penumpangnya.
Aku duduk di bangku kereta sambil menatap matahari yang perlahan terbit dari balik jendela. Mendekati pkl 06 pagi, satu persatu penumpang mulai memasuki gerbong dan duduk di kursi mereka.
Tepat pkl 06 pagi, kereta berangkat dengan sedikit penumpang di dalamnya. Mayanlah.. jadi bisa tidur rebahan euy..^^
Sekitar 1 jam aku tertidur lelap di bangku kereta, dan saat terbangun, aku sudah berada di wilayah Indramayu. Mataku langsung dimanjakan oleh hamparan sawah nan hijau, adem bener ngeliatnya ^^
Pkl 09.15 pagi, aku tiba di Stasiun Cirebon, Kejaksan. Begitu keluar dari stasiun, akudisambit oleh tukang becak, tukang ojek, dan supir taksi.. Dengan suara riuh rendah mereka menawarkan jasanya untuk mengantarku keliling kota Cirebon.
Dengan susah payah kutolak ajakan mereka sambil terus berjalan ke area parkir. Ndelalah.. tukang becak cs ini ternyata pantang menyerah loh sodara sodara.. mereka merangsek terus mengikutiku sambil menawarkan jasanya. Bahkan saat berkali-kali aku berkelit dan kukatakan bahwa aku tidak berminat dengan tawaran mereka, mereka masih terus merangsek maju! very annoying! (-_-!)
Akhirnya, sambil menolak dengan nada setengah tinggi sambil menatap mereka lekat-lekat, mereka mundur teratur, parahh.. (-_-!) *Yang kaya begini ga bagus banget. Mereka bikin pengunjung kota Cirebon jadi nggak nyaman. Buruk untuk wisata!
Setelah berhasil keluar dari kepungan tukang becak cs, aku melangkah menuju Jl. Siliwangi. Dari stasiun ke Jl. Siliwangi hanya 200m. Dari situ, aku naik angkot D5 dan turun di Garage Mall. Ongkos yang kubayar Rp 5 rebu.
Note: Belakangan aku baru tau bahwa untuk ongkos angkot, jarak dekat sebenarnya bisa membayar Rp 3 rebu dan untuk jarak jauh Rp 4 rebu. Tapi karena aku nggak tau berapa ongkosnya, dan si supir angkot juga pura-pura cuek, aku jadi ga minta kembaliannya, hehe.. *amal jariyah sama supir angkot :p
Empal Gentong
Dari depan Garage Mall, aku melanjutkan perjalanan dengan naik angkot GP. Tujuanku adalah rumah makan Empal Gentong H. Apud. Konon kabarnya, empal gentong di rumah makan ini rasanya endes beudd.. Makanya, berhubung pagi itu aku belum sarapan, jadi pas banget deh langsung wisata kuliner.. ^^
Lokasi rumah makan H. Apud ini berada di pinggiran kota. Ongkos yang harus kubayar Rp 5 rebu *beuhh.. (seharusnya Rp 4 rebu :p)
Setibanya di rumah makan H. Apud, aku langsung memesan empal gentong + nasi + es teh manis. Sebenarnya ada dua jenis empal, empal asem (kuah bening) dan empal gentong (kuah santan). Tapi aku lebih memilih empal gentong.
Empal gentong ini mirip dengan soto, tepatnya soto betawi karena kuahnya bersantan. Soal rasa? so so lah.. jujur aja, aku lebih suka soto betawi daripada empal gentong. Rasa empal gentong kurang masuk di lidahku hehe.. maap yakss.. soal selera ga melulu harus sama kan? ;)
Oya, empal gentongnya sendiri dibanderol Rp 22.000/porsi *beuhh..
Setelah menghabiskan empal gentong dan teman-temannya, aku meninggalkan resto setelah sebelumnya bertanya pada kasir, arah menuju Goa Sunyaragi.
Goa Sunyaragi
Untuk menuju Goa Sunyaragi, dari depan rumah makan H. Apud, aku naik bus elf dan turun tepat di depan pintu masuk Gos Sunyaragi. Ongkos bus yang harus kubayar sebesar Rp 5 rebu *beuhh.. (harusnya Rp 4 rebu cyin.. laen kali bayarnya pake uang pas aja.. *ngomong dalem hati.. (-_-!))
Untuk masuk ke dalam lokasi wisata Goa Sunyaragi, aku harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 10 rebu *beuhh..
Setelah tiket di tangan, aku memulai penjelajahan di Goa Sunyaragi..
Menurut Om Wiki, Goa Sunyaragi adalah sebuah goa yang berlokasi di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, dimana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Goa Sunyaragi atau Taman Air Sunyaragi atau disebut juga Taman Sari Sunyaragi.
Nama Sunyaragi itu sendiri mengandung arti berarti 'sepi' (sunya) dan 'raga' (ragi). Yang diambil dari bahasa sansakerta.
Tujuan didirikannya Goa Sunyaragi ini adalah sebagai tempat beristirahat dan bermeditasi Sultan Cirebon dan keluarganya.
Berdasarkan pengamatanku, Goa Sunyaragi ini tidak terlalu luas. Dan goa-goa yang terdapat di kompleks Goa Sunyaragi ini bentuknya kecil dan sempit, jadi kalau mau masuk ke dalamnya harus bergantian karena lebarnya hanya muat untuk satu orang aja, sempit banget..
Pusat dari seluruh goa yang ada di kompleks Goa Sunyaragi adalah Goa Peteng (Goa Gelap) yang digunakan sebagai tempat bersemedi.
Masih kata Om Wiki, Goa Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Arsitektur bangunan goanya merupakan perpaduan antara gaya Indonesia klasik (hindu), China, Timur Tengah (islam), dan eropa. lengkapnya sila cek di sini
Kalo menurutku, Goa Sunyaragi ini memiliki dinding goa yang cantik, bentuknya mirip karang.. ^^
Oya, untuk fasilitas toilet dan musolah di kawasan wisata Goa Sunyaragi, cukup bersih. Hanya saja, untuk pemakaian toilet masih ditarik retribusi.. :p
Karena kawasan goa tidak terlalu luas, jadi tidak butuh waktu lama untuk berkeliling. Sekitar pk. 12.30 aku beranjak meninggalkan Goa Sunyaragi.
Di sebuah warung kelontong, aku membeli air mineral, sekalian bertanya lokasi Batik Trusmi.
"Dari depan sini naik elf aja, turun di depan gapuranya. Dari situ naik becak aja mbak, soalnya jauh. Kalo jalan kaki bisa 20 menitan, capek. Naek becak bayar cuma tiga ribu," tutur si ibu panjang lebar.
Hm.. baeklahh.. Aku pun berjalan menyebrang jalan raya dan menunggu bus elf.
Kawasan Batik Trusmi
Tak perlu menunggu lama, sebuah bus elf datang mendekat dan berhenti tepat di depanku. Kepada supir aku meminta diturunkan di Batik Trusmi. Ongkos yang harus kubayar Rp 5 rebu *lagi *beuhh.. :p (sampe sini masih belum tau kalo ongkos bus sebenarnya cuma Rp 4 rebu.. (-_-!))
Tak sampai setengah jam, aku tiba di Kawasan Batik Trusmi. Begitu turun dari elf, seorang tukang becak langsung menawarkan jasanya mengantarku ke pusat perbelanjaan Batik Trusmi. Tadinya sih aku mau jalan kaki aja masuk ke dalam kawasan, tapi siang itu begitu terik. Matahari terasa berada di ubun-ubun kepala, ditambah lagi di kepalaku terngiang perkataan ibu penjual air mineral yang mengatakan bahwa lokasi Batik Trusmi jauh dari gapura.
Akhirnya aku memutuskan untuk naik becak. Si tukang becak pun mematok harga Rp 5 rebu. Awalnya aku sempat menawar Rp 3 rebu (seperti arahan si ibu penjual air mineral), tapi melihat tatapan memelas si tukang becak, jadi ga tega euy.. :p
Sepakat dengan harga Rp 5 rebu, aku langsung duduk di atas kursi becak sambil terus menyeka peluh yang bercucuran akibat sengatan matahari.
Tukang becak pun menggenjot becaknya perlahan, sementara mataku sibuk mengawasi pertokoan yang berderet di sepanjang Kawasan Batik Trusmi. Lagi asyik-asyiknya mengamati keadaan sekitar tiba-tiba tukang becak menghentikan lajunya di sebuah toko yang cukup besar. Di depannya ada sebuah bilboard besar dengan tulisan " BT - Batik Trusmi, terlengkap dan terbesar".
"Ini mbak, tokonya," sahut tukang becak.
Aku hanya mengangguk, dan segera membayar jasanya.
Dalem hati, "Yaelahh.. kalo tau tokonya deket begini ngapain juga gue naek becak. Mendingan jalan kaki tadi.." *jedotin pala ke bantal (-_-!)
Asli cuy.. dekettt banget dari depan gapura. Mendingan jalan kaki deh, kurang dari 200 m kok jaraknya.. *entah gue kena cipoa or si ibu yang emang males jalan kaki yak? siyyull.. (-_-!)
Sutralah.. dari pada kezel, mendingan masuk aja yuks ke dalem toko.. ^^
Di dalam toko aku langsungdisambit baju-baju batik beraneka warna dan corak. Motif batik Mega Mendung adalan motif khas batik Cirebon.
Harga baju-baju batik ini bervariasi, mulai dari Rp 20 rebu untuk pakaian dewasa. Di sisi lain toko terdapat kain-kain batik yang dijual meteran. Harganya mulai dari Rp 60 rebu/m. Sementara di bagian agak ke belakang, aku menemukan rak-rak berisi panganan yang kerap dijadikan oleh-oleh khas Cirebon seperti terasi udang, emping, rengginang, sirup tjam po lay, snack, coklat, kerupuk, dan sebagainya. Harga panganan ini bervariasi, mulai dari Rp 15 rebu.
Setelah puas berkeliling dan membeli beberapa snack, aku menyudahi kunjunganku di toko Batik Trusmi. Hari menjelang sore saat aku melangkah keluar dari toko. Kali ini aku memilih jalan kaki ke depan gapura, no more becak..:p
Dari depan gapura, aku naik angkot GP dengan tujuan Garage Mall. Menurut info yang kudapat internet, di depan Garage Mall aku bisa hunting kuliner khas Cirebon. Oya, ongkos yang harus kubayar Rp 4 rebu *beuhh.. (disini baru tau kalo ongkos angkot normal Rp 4 rebu, hihi..;))).
Nasi Lengko
Di depan Garage Mall, aku menemukan beberapa warung makan yang menjual Nasi Lengko dan Nasi Jamblang. Berhubung aku ga terlalu laper, aku harus memilih antara Nasi Jamblang atau Nasi Lengko. Well.. karena menu Nasi Jamblang sama dengan menu yang ada di warteg, keunikan Nasi Jamblang hanya terletak di nasinya yang dibungkus dengan daun jati, pilihanku pun jatuh pada Nasi Lengko.
Di warung H. Barno, aku memesan seporsi Nasi Lengko. Harga Nasi Lengkonya murah, hanya Rp 10 rebu. Nasi Lengko terdiri dari nasi, toge mentah, timun mentah, tempe dan tahu rebus, yang disiram dengan kuah kacang (seperti keredok), yang dibagian atasnya ditaburi daun seledri dan bawang goreng.'
Hm..begitu kucoba rasanya so so lah.. :p
Kurang sesuai dengan selera aku, hehe.. maap yaks.. :D
Usai melahap Nasi Lengko, aku memutuskan untuk segera ke Stasiun Cirebon, Kejaksan, dengan menumpang angkot D5. Ongkosnya Rp 3 rebu *beuhh.. Oya, dari Garage Mall ke Stasiun Cirebon, Kejaksan, bisa juga naik angkot D6.Tak sampai 15 menit, aku tiba di Stasiun Cirebon, Kejaksan.
Aku tercenung sesaat melihat fenomena awan kelabu yang menggantung tepat di atas bangunan Stasiun Cirebon. Mereka bergumpal, tak berarak, diam menggelayut.. Sementara angin menderu kencang, menyapu debu dan menerbangkan sampah-sampah ringan..
Bergegas aku masuk ke dalam stasiun dan menunggu di dalamnya. Tepat pk. 18.15 sore, kereta yang akan membawaku kembali ke Jakarta tiba. So long Cirebon.. hope we'll meet again.. ^^
Salam
Ifa abdoel
"Kapan lo ke Cirebon?"
"Kemaren"
"Sama siapa?"
"Sendiri"
"Heh? iseng amat lo, bday trip ye?"
"Emm... ^^"
Begitulah kira-kira percakapan kami di dalam commuter line. Mereka pun langsung mendaulat aku untuk bercerita bagaimana kisah perjalananku saat berada di kota Cirebon. Well.. berhubung aku nggak pelit, aku bagi ceritanya ke kamu semua deh.. ^^
Kota Cirebon
Hujan turun dengan riangnya saat aku tiba di Stasiun Gambir, Jakarta. Waktu masih menunjukkan pkl 05.30 pagi. Kereta Cirebon Express sudah terparkir di jalur 3, setia menunggu penumpangnya.
Aku duduk di bangku kereta sambil menatap matahari yang perlahan terbit dari balik jendela. Mendekati pkl 06 pagi, satu persatu penumpang mulai memasuki gerbong dan duduk di kursi mereka.
Tepat pkl 06 pagi, kereta berangkat dengan sedikit penumpang di dalamnya. Mayanlah.. jadi bisa tidur rebahan euy..^^
Sekitar 1 jam aku tertidur lelap di bangku kereta, dan saat terbangun, aku sudah berada di wilayah Indramayu. Mataku langsung dimanjakan oleh hamparan sawah nan hijau, adem bener ngeliatnya ^^
Pkl 09.15 pagi, aku tiba di Stasiun Cirebon, Kejaksan. Begitu keluar dari stasiun, aku
Dengan susah payah kutolak ajakan mereka sambil terus berjalan ke area parkir. Ndelalah.. tukang becak cs ini ternyata pantang menyerah loh sodara sodara.. mereka merangsek terus mengikutiku sambil menawarkan jasanya. Bahkan saat berkali-kali aku berkelit dan kukatakan bahwa aku tidak berminat dengan tawaran mereka, mereka masih terus merangsek maju! very annoying! (-_-!)
Akhirnya, sambil menolak dengan nada setengah tinggi sambil menatap mereka lekat-lekat, mereka mundur teratur, parahh.. (-_-!) *Yang kaya begini ga bagus banget. Mereka bikin pengunjung kota Cirebon jadi nggak nyaman. Buruk untuk wisata!
Setelah berhasil keluar dari kepungan tukang becak cs, aku melangkah menuju Jl. Siliwangi. Dari stasiun ke Jl. Siliwangi hanya 200m. Dari situ, aku naik angkot D5 dan turun di Garage Mall. Ongkos yang kubayar Rp 5 rebu.
Note: Belakangan aku baru tau bahwa untuk ongkos angkot, jarak dekat sebenarnya bisa membayar Rp 3 rebu dan untuk jarak jauh Rp 4 rebu. Tapi karena aku nggak tau berapa ongkosnya, dan si supir angkot juga pura-pura cuek, aku jadi ga minta kembaliannya, hehe.. *amal jariyah sama supir angkot :p
Empal Gentong
Dari depan Garage Mall, aku melanjutkan perjalanan dengan naik angkot GP. Tujuanku adalah rumah makan Empal Gentong H. Apud. Konon kabarnya, empal gentong di rumah makan ini rasanya endes beudd.. Makanya, berhubung pagi itu aku belum sarapan, jadi pas banget deh langsung wisata kuliner.. ^^
Lokasi rumah makan H. Apud ini berada di pinggiran kota. Ongkos yang harus kubayar Rp 5 rebu *beuhh.. (seharusnya Rp 4 rebu :p)
Setibanya di rumah makan H. Apud, aku langsung memesan empal gentong + nasi + es teh manis. Sebenarnya ada dua jenis empal, empal asem (kuah bening) dan empal gentong (kuah santan). Tapi aku lebih memilih empal gentong.
Cicip Empal Gentong H. Apud. Empal Gentong adalah salah satu makanan khas Cirebon |
Empal gentong ini mirip dengan soto, tepatnya soto betawi karena kuahnya bersantan. Soal rasa? so so lah.. jujur aja, aku lebih suka soto betawi daripada empal gentong. Rasa empal gentong kurang masuk di lidahku hehe.. maap yakss.. soal selera ga melulu harus sama kan? ;)
Oya, empal gentongnya sendiri dibanderol Rp 22.000/porsi *beuhh..
Setelah menghabiskan empal gentong dan teman-temannya, aku meninggalkan resto setelah sebelumnya bertanya pada kasir, arah menuju Goa Sunyaragi.
Goa Sunyaragi
Untuk menuju Goa Sunyaragi, dari depan rumah makan H. Apud, aku naik bus elf dan turun tepat di depan pintu masuk Gos Sunyaragi. Ongkos bus yang harus kubayar sebesar Rp 5 rebu *beuhh.. (harusnya Rp 4 rebu cyin.. laen kali bayarnya pake uang pas aja.. *ngomong dalem hati.. (-_-!))
Penampakan bagian depan Goa Sunyaragi |
Untuk masuk ke dalam lokasi wisata Goa Sunyaragi, aku harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 10 rebu *beuhh..
Setelah tiket di tangan, aku memulai penjelajahan di Goa Sunyaragi..
Gapura, pintu masuk Goa Sunyaragi |
Menurut Om Wiki, Goa Sunyaragi adalah sebuah goa yang berlokasi di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, dimana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Goa Sunyaragi atau Taman Air Sunyaragi atau disebut juga Taman Sari Sunyaragi.
Nama Sunyaragi itu sendiri mengandung arti berarti 'sepi' (sunya) dan 'raga' (ragi). Yang diambil dari bahasa sansakerta.
Tujuan didirikannya Goa Sunyaragi ini adalah sebagai tempat beristirahat dan bermeditasi Sultan Cirebon dan keluarganya.
Di depan Gua Arga Jumut. Goa ini dulunya berfungsi sebagai tempat orang penting keraton. |
Melenggang.. ^^ |
Bagian dari kompleks Goa Sunyaragi ^^ |
Berdasarkan pengamatanku, Goa Sunyaragi ini tidak terlalu luas. Dan goa-goa yang terdapat di kompleks Goa Sunyaragi ini bentuknya kecil dan sempit, jadi kalau mau masuk ke dalamnya harus bergantian karena lebarnya hanya muat untuk satu orang aja, sempit banget..
Pusat dari seluruh goa yang ada di kompleks Goa Sunyaragi adalah Goa Peteng (Goa Gelap) yang digunakan sebagai tempat bersemedi.
Di pusat Goa Sunyaragi atau tepatnya di depan Goa Peteng (Goa Gelap) |
(Gbr atas) Patung Perawan Sunti di depan Goa Peteng, konon jika cewek yang belom menikah memegang patung ini, maka akan sulit mendapatkan jodoh.. :O (Gbr bawah) patung gajah di sebelah Goa Peteng |
Bagian belakang Goa Sunyaragi. Situs bersejarah ini letaknya tak jauh dari kompleks perumahan warga. |
Masih kata Om Wiki, Goa Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Arsitektur bangunan goanya merupakan perpaduan antara gaya Indonesia klasik (hindu), China, Timur Tengah (islam), dan eropa. lengkapnya sila cek di sini
Kalo menurutku, Goa Sunyaragi ini memiliki dinding goa yang cantik, bentuknya mirip karang.. ^^
Bangunan pendopo di samping Goa Sunyaragi. Dindingnya berisi beberapa foto kegiatan kesultanan Cirebon di masa lalu. |
Oya, untuk fasilitas toilet dan musolah di kawasan wisata Goa Sunyaragi, cukup bersih. Hanya saja, untuk pemakaian toilet masih ditarik retribusi.. :p
Karena kawasan goa tidak terlalu luas, jadi tidak butuh waktu lama untuk berkeliling. Sekitar pk. 12.30 aku beranjak meninggalkan Goa Sunyaragi.
Di sebuah warung kelontong, aku membeli air mineral, sekalian bertanya lokasi Batik Trusmi.
"Dari depan sini naik elf aja, turun di depan gapuranya. Dari situ naik becak aja mbak, soalnya jauh. Kalo jalan kaki bisa 20 menitan, capek. Naek becak bayar cuma tiga ribu," tutur si ibu panjang lebar.
Hm.. baeklahh.. Aku pun berjalan menyebrang jalan raya dan menunggu bus elf.
Kawasan Batik Trusmi
Tak perlu menunggu lama, sebuah bus elf datang mendekat dan berhenti tepat di depanku. Kepada supir aku meminta diturunkan di Batik Trusmi. Ongkos yang harus kubayar Rp 5 rebu *lagi *beuhh.. :p (sampe sini masih belum tau kalo ongkos bus sebenarnya cuma Rp 4 rebu.. (-_-!))
Tak sampai setengah jam, aku tiba di Kawasan Batik Trusmi. Begitu turun dari elf, seorang tukang becak langsung menawarkan jasanya mengantarku ke pusat perbelanjaan Batik Trusmi. Tadinya sih aku mau jalan kaki aja masuk ke dalam kawasan, tapi siang itu begitu terik. Matahari terasa berada di ubun-ubun kepala, ditambah lagi di kepalaku terngiang perkataan ibu penjual air mineral yang mengatakan bahwa lokasi Batik Trusmi jauh dari gapura.
Akhirnya aku memutuskan untuk naik becak. Si tukang becak pun mematok harga Rp 5 rebu. Awalnya aku sempat menawar Rp 3 rebu (seperti arahan si ibu penjual air mineral), tapi melihat tatapan memelas si tukang becak, jadi ga tega euy.. :p
Sepakat dengan harga Rp 5 rebu, aku langsung duduk di atas kursi becak sambil terus menyeka peluh yang bercucuran akibat sengatan matahari.
Tukang becak pun menggenjot becaknya perlahan, sementara mataku sibuk mengawasi pertokoan yang berderet di sepanjang Kawasan Batik Trusmi. Lagi asyik-asyiknya mengamati keadaan sekitar tiba-tiba tukang becak menghentikan lajunya di sebuah toko yang cukup besar. Di depannya ada sebuah bilboard besar dengan tulisan " BT - Batik Trusmi, terlengkap dan terbesar".
"Ini mbak, tokonya," sahut tukang becak.
Aku hanya mengangguk, dan segera membayar jasanya.
Dalem hati, "Yaelahh.. kalo tau tokonya deket begini ngapain juga gue naek becak. Mendingan jalan kaki tadi.." *jedotin pala ke bantal (-_-!)
Asli cuy.. dekettt banget dari depan gapura. Mendingan jalan kaki deh, kurang dari 200 m kok jaraknya.. *entah gue kena cipoa or si ibu yang emang males jalan kaki yak? siyyull.. (-_-!)
Kawasan Batik Trusmi. (kanan bawah) motif batik mega mendung khas Cirebon |
Sutralah.. dari pada kezel, mendingan masuk aja yuks ke dalem toko.. ^^
Di dalam toko aku langsung
Harga baju-baju batik ini bervariasi, mulai dari Rp 20 rebu untuk pakaian dewasa. Di sisi lain toko terdapat kain-kain batik yang dijual meteran. Harganya mulai dari Rp 60 rebu/m. Sementara di bagian agak ke belakang, aku menemukan rak-rak berisi panganan yang kerap dijadikan oleh-oleh khas Cirebon seperti terasi udang, emping, rengginang, sirup tjam po lay, snack, coklat, kerupuk, dan sebagainya. Harga panganan ini bervariasi, mulai dari Rp 15 rebu.
Setelah puas berkeliling dan membeli beberapa snack, aku menyudahi kunjunganku di toko Batik Trusmi. Hari menjelang sore saat aku melangkah keluar dari toko. Kali ini aku memilih jalan kaki ke depan gapura, no more becak..:p
Dari depan gapura, aku naik angkot GP dengan tujuan Garage Mall. Menurut info yang kudapat internet, di depan Garage Mall aku bisa hunting kuliner khas Cirebon. Oya, ongkos yang harus kubayar Rp 4 rebu *beuhh.. (disini baru tau kalo ongkos angkot normal Rp 4 rebu, hihi..;))).
Nasi Lengko
Di depan Garage Mall, aku menemukan beberapa warung makan yang menjual Nasi Lengko dan Nasi Jamblang. Berhubung aku ga terlalu laper, aku harus memilih antara Nasi Jamblang atau Nasi Lengko. Well.. karena menu Nasi Jamblang sama dengan menu yang ada di warteg, keunikan Nasi Jamblang hanya terletak di nasinya yang dibungkus dengan daun jati, pilihanku pun jatuh pada Nasi Lengko.
Di warung H. Barno, aku memesan seporsi Nasi Lengko. Harga Nasi Lengkonya murah, hanya Rp 10 rebu. Nasi Lengko terdiri dari nasi, toge mentah, timun mentah, tempe dan tahu rebus, yang disiram dengan kuah kacang (seperti keredok), yang dibagian atasnya ditaburi daun seledri dan bawang goreng.'
Hm..begitu kucoba rasanya so so lah.. :p
Kurang sesuai dengan selera aku, hehe.. maap yaks.. :D
Nasi Lengko. Makanan khas Cirebon |
Usai melahap Nasi Lengko, aku memutuskan untuk segera ke Stasiun Cirebon, Kejaksan, dengan menumpang angkot D5. Ongkosnya Rp 3 rebu *beuhh.. Oya, dari Garage Mall ke Stasiun Cirebon, Kejaksan, bisa juga naik angkot D6.Tak sampai 15 menit, aku tiba di Stasiun Cirebon, Kejaksan.
Aku tercenung sesaat melihat fenomena awan kelabu yang menggantung tepat di atas bangunan Stasiun Cirebon. Mereka bergumpal, tak berarak, diam menggelayut.. Sementara angin menderu kencang, menyapu debu dan menerbangkan sampah-sampah ringan..
Mendung di Stasiun Kereta Kejaksan Cirebon (no filter) |
Bergegas aku masuk ke dalam stasiun dan menunggu di dalamnya. Tepat pk. 18.15 sore, kereta yang akan membawaku kembali ke Jakarta tiba. So long Cirebon.. hope we'll meet again.. ^^
Salam
Ifa abdoel
Menarik sekali yah.. Padahal masih banyak loh tempat wisata keren lainnya di Cirebon. Semoga menjadi pengalaman yg berkesan :)
ReplyDeleteJgn lupa kunjungi dan follow balik blogku :)
http://mohwandi.blogspot.co.id/
thx..^^
Deleteyeup..pastinya msh byk lg tempat wisata menarik di cirebon :D
Bulan kemarin ke Gua Sunyaragi... unik, tp puanasnyaaa :)
ReplyDeletehaha..iyakk.. cirebon panasnya juaraaaa ^^
Deletemenarik banget keliling kota cirebon naik angkot ya mba.. saya akan mencobanya nanti..
ReplyDeleteSippp....;-)
DeleteMba, berani bgt naik angkot kemana mana hehe seru kayanya. Emang ada tulisannya ya mba arah2nya gt. Supaya ga salah naik angkot hee
ReplyDeletesebelum jalan browsing dulu, cari info sbyk2nya.
Deletetulisan arah diangkot kadang ga ada. triknya: bertanyalah..jgn malu, biar ga salah naek angkot, ok ;)
Asik, jadi ada gambaran buat jalan2 ke Cirebon weekend ini, dan yang paling penting dari cerita ini adalah siapkan uang pas untuk ongkos angkot
ReplyDeletesipp..selamat jalan2 ^^
DeleteKalau ngebolang lagi ajak atuh...tp aq biasa trip arah jawa...Yogya masih favorite bgt...hehehe...
ReplyDeleteSalam kenal dari Komunitas Blogger Cirebon (rebon.org).
ReplyDelete