Sejak tanggal 2 – 30 Agustus 2016, Galeri Nasional Indonesia
menggelar pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia.
Hmm.. sebenarnya aga telat yah aku nulis
artikel ini karena pamerannya tutup 3 hari lagi.. :p
Tapi gapaap lah yaw..
itung-itung ikut meramaikan dunia pergalerian di Indonesia * tsaahh ;))
Nah, mumpung masih
ada waktu hingga selasa, yuks..rame-rame
datang ke Galeri Nasional Indonesia yang lokasinya tepat di depan Stasiun
Gambir (Jl. Medan Merdeka Timur 14). Ga
bakalan nyeselll.. karena koleksi lukisan Istana Kepresidenan RI keren beudd.. ^_^
--
Menjelang tengah hari aku, Mendi, dan Sarri tiba di Gedung
Galeri Nasional Indonesia. Panasnya cuaca siang itu tidak menyurutkan niat kami
untuk mengunjungi pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan RI ini.
Selain penasaran seperti apa lukisan-lukisan yang konon katanya adalah lukisan-lukisan langka yang belum pernah/dilarang dikeluarkan dari lingkungan istana (dilarang dipertontonkan untuk umum-red), udah lama juga aku ga ketemu sama cewek2 ini, obat kangen jadinyah..hihi.. ;))
Selain penasaran seperti apa lukisan-lukisan yang konon katanya adalah lukisan-lukisan langka yang belum pernah/dilarang dikeluarkan dari lingkungan istana (dilarang dipertontonkan untuk umum-red), udah lama juga aku ga ketemu sama cewek2 ini, obat kangen jadinyah..hihi.. ;))
Gedung Galeri Nasional Indonesia - Jakarta |
Sebelum masuk ke dalam gedung galeri, kami harus registrasi terlebih dahulu. Registrasi dilakukan di gedung samping galeri, dan tidak dipungut biaya alias gratis!
Setelah itu, kami harus menitipkan tas dan isinya. Petugas
hanya memperbolehkan kami membawa dompet dan hp. Kamera DSLR/pocket dan
sejenisnya dilarang dipergunakan, hanya kamera hp saja yang diperbolehkan untuk
foto-foto, hm..baeklah..
Di dalam gedung suasana sejuk dan temaram langsung menyambut
kami. Di etalase depan, kami disambut oleh sebuah lukisan dari goresan pertama
Presiden Joko Widodo yang diteruskan oleh Maestro Srihadi Soedarsono, berjudul
“Bambu Runcing Merah Putih Juang Kemerdekaan”.
Yeup.. pameran
yang bertajuk “17:71 Goresan Juang Kemerdekaan” ini digelar untuk memeriahkan
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71.
Di depan replika lukisan "Bambu Runcing Merah Putih Juang Kemerdekaan" |
Berikut beberapa lukisan yang aku jepret saat berada di
dalam galeri, cekidott...
Salah satu lukisan favorit aku, "Rini" karya Ir. Soekarno, dibuat tahun 1958. |
Lukisan asli (di bawah, dalam tabung kaca) dibuat tahun 1943, lukisan replika di dinding. Karya Henk Ngantung, judul "Memanah" |
Suasana di dalam galeri |
Kalo kamu mo ikutan tur galeri, silahkan mengunjungi pameran
ini di hari minggu (28 Agustus 2016), sesi I (pkl 10-11.30) dan sesi II (pkl
13.30-15.00), akan ada kurator: Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani, nara sumber
pendamping: Aryo Wisanggeni (jurnalis), Citra Smara Dewi (Dekan FSR IKJ),
Tubagus Andre Sukmana (Kepala Galeri Nasional Indonesia), Peter Carey
(sejarawan), dan Pengantar Acara: Agus
H.K. Soetomo, yang mengisi acara di galeri ini.
Ini juga favorit aku. judulnya "Empat Gadis Bali Dengan Sajen" karya Miguel Covarrubias, tahun pembuatan 1933-1936. |
Just watch.. forbidden to touch.. (pic.by Sarri) |
Pangeran Diponegoro. Look at his eyes.. kaya lagi melototin.. :O |
Mejeng dulu di dinding mural di samping gedung galeri.. ^^ (pic by Mendi) |
Soo.. kalo kamu
ada waktu or mo ngisi waktu luang
saat wiken, mendingan langsung
melipir ke Gedung Galeri Nasional Indonesia, cusss… ^^
Salam
Ifa Abdoel
selama ini hanya tersimpan di gudang.. untung sekarang bisa dinikmati masyarakat
ReplyDeletebukan disimpan di gudang tp di dalam istana (museum kepresidenan), ada yg di istana jakarta, ada pula yg di istana yogyakarta... :)
ReplyDeleteWaah keren ya sampe ngeluarin dekrit hanya untuk membawa lukisan ke negara lain...
ReplyDelete