Suara gemerisik angin yang beradu dengan dahan-dahan pepohonan akan menyatu dengan dengungan doa-doa yang dilafaskan para peziarah yang membentuk kelompok maupun individual.
Pada akhirnya.. bukit kecil ini akan menjadi saksi bisu atas berbagai permintaan dari orang-orang yang tak percaya bahwa hanya kepada Allah SWT semata, manusia seharusnya meminta.
Begidik aku membayangkannya...
(flash back)
cerita sebelumnya ... Misteri Terowongan Lampegan
Usai mengambil foto di depan Stasiun Lampegan, kami segera menghampiri ojekers yang dari tadi setia menunggu. Setelah melakukan penawaran yang cukup alot, tercapailah kesepakatan harga Rp 40 rebu untuk tarif PP Stasiun Lampegan - Gunung Padang.
(Belakangan, setelah melalui jalan panjang yang turun naik dan penuh liku, harga ojek 40 rebu kok terlalu murah yaks.. akhirnya kami sepakat untuk memberikan tambahan, jadi ojeknya Rp 50 rebu PP.. *beuhh*. Tapi asli cuyy.. lokasi situsnya jauh beutt...:p).
Situs Megalith Gunung Padang
Motor yang dikendarai ojekers pun melaju kencang di jalan yang berliku. Sesekali motor yang membawaku tampak kualahan saat mendaki tanjakan yang cukup curam. Untungnya sang ojekers udah terlatih dengan medan seperti ini, eaaa...:p
Di sepanjang jalan, hamparan kebun teh yang berdampingan dengan kebun karet seolah menyatu dengan gelombang bukit-bukit kecil di sekelilingnya yang membuat suasana perjalanan menuju Situs Megalith Gunung Padang jadi menyenangkan, teduhh bangettt.. ^_^
Jalanan ke Situs Megalith Gunung Padang beraspal, mulusss.. |