Halow...
Aku mo cerita lagi yahhh...
Tapi sebelumnya aku mo minta maap dulu yah klo tulisanku berikut ini mungkin menyinggung perasaan
seseorang/sekelompok orang yang berkaitan dengan objek wisata Setu Babakan.
Tapi jujur, tulisan ini semata-mata hanya ingin mencoba
membantu agar objek wisata Setu Babakan kedepannya
menjadi objek wisata yang lebih baik dan lebih ramah lagi pada pengunjungnya.
Lho lho lho... emang ada apa sih?
Ga seru kalo diceritain di awal, mendingan baca aja terus yahhh...;))
Kejadiannya bermula saat aku, adek sepupuku (Wulan) dan
temennya (Devina), melakukan kunjungan wisata ke Setu Babakan pada libur tahun baru 2013
lalu. Jadi, waktu itu rencananya sih pengen keliling Jakarta aja,
cari tempat-tempat wisata yang murah meriah tapi tetep asik diliat. So... pilihan jatuh pada Setu Babakan.
Setu Babakan merupakan nama dari sebuah objek wisata yang
terletak di Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kab. Jakarta-Selatan. ‘Setu’
sendiri memiliki arti ‘Danau’, jadi Setu Babakan = Danau Babakan.
Yup... sesuai
dengan namanya, objek wisata Setu Babakan menjual pemandangan indah danau/setu
buatan seluas 30 hektar. Danau buatan ini memiliki kedalaman bervariasi, mulai dari 1 - 5 m. Kata Om Wiki sih air danau ini berasal dari Sungai Ciliwung lho..
Selain ‘menjual’
keindahan danau, Setu Babakan berfungsi sebagai pusat perkampungan budaya Betawi. Tak heran jika kamu masih bisa melihat rumah-rumah khas Betawi di perkampungan yang ada di sekitar setu. Tak hanya itu, di sini juga terdapat
berbagai kuliner khas Betawi yang dijual oleh penjaja di sekitar danau. Mulai
dari bir pletok, rujak bebek, kerak telor, toge goreng, laksa, soto betawi, dan
sebagainya.
Nah, berbekal info
dari internet itulah kami bertiga tertarik untuk menjelajah Setu Babakan. Tidak
sulit kok untuk mencapai tempat ini. Dari depan stasiun Pasar Minggu, kamu
hanya perlu naik bis Kopaja 616 atau Kopaja 606, dan turun persis di depan
pintu gerbang Setu Babakan. Ongkos bisnya pun murah, only IDR 2K/orang... *beuhh*
Gerbang/pintu masuk Setu Babakan. |